Minggu, 28 September 2014

Bergabung dengan Rinjani Trekking

Sejak saya bergabung dengan grup Rinjani Trekking minggu lalu dan memposting empat buah foto, hampir setiap hari likers memberi jempolnya. Saya senang tentu saja dengan banyaknya pembaca yang menyukai foto saya. Juga beberapa permintaan pertemanan. Salah satunya adalah pembaca dari Lombok Barat yang bekerja di biro perjalanan wisata. Kami sedikit akrab dengan obrolan seputar perjalanan.

Tetapi saya selalu berpikir tentang rasa rendah diri dan trauma. Sekalipun dalam pikiran saya tak ada yang harus berubah tentang pergaulan dan hobi karena usia, belum tentu demikian pandangan orang lain. Jadinya serba susah untuk mengekspresikan diri semaksimal mungkin.
Hanya generasi yang sama yang tahu apa keinginan kita. Pertemanan seputar netizen memang rapuh dan penuh tipuan. Terkadang penuh dengan intrik juga. Karenanya bisa jadi saya juga akan dianggap sebagai teman sejenis itu ketika mereka tahu siapa saya. Itulah alasan mengapa saya kini menjadi setengah hati dalam perkenalan di dunia maya.

Pembaca, saya berharap tidak ada kekecewaan mengetahui siapa saya, seorang nenek yang sangat gemar dengan banyak hal yang menjadi kesukaan bukan nenek-nenek he he. Bagi saya kemerdekaan berekspresi adalah segalanya.
Tahukah kawan saat-saat ini saya sudah kecanduan, saya mulai membayangkan rasa capek dan nafas terengah-engah di terik matahari dan jalan tanjakan berbatu. Saya seperti tergila-gila membayang gunung. Ingin sekali memeluknya...apa daya tangan belum sampai. Saya hanya sebatas mengenang dan mengingat-ingat perjalanan yang sudah lewat.



Kawan, mata kamera lebih tajam dari mata manusia. Foto ini diambil pada sekitar jam 20.00 WITA selepas hutan Baknau di kaki G Rinjani. Waktu itu awal bulan sabit, gelap, tetapi pemandangan angkasa sungguh menakjubkan. Kami berat meninggalkan tempat itu dan menghabiskan waktu beristirahat sambil menunggu tim di tempat itu bertiga dengan keponakan. Seandainya ada binatang buas atau pun orang jahat kami tak akan bisa berkutik. Sorot lampu di belakang itu terlalu jauh untuk orang yang kelelahan.
Mengingatnya terasa pilu di dada, ingin kembali.

2 komentar: