Kamis, 04 September 2014

Seperti Bunga Kamboja

Sangat lama saya menunggu, tetapi angin tak lagi mengabarkan apapun kecuali tentang musim kering yang panjang. Dedaunan gugur dalam keputusasaan dan hujan yang bersembunyi. Seisi alam seolah kompak dalam aksi pembiaran segala galau yang melanda.

Hanya bunga kamboja di halaman yang tetap setia dengan warnanya sepanjang waktu. Saya melihatnya sebagai cinta. Cinta yang tidak pernah hilang, gugur dan bersemi lagi tak peduli ada yang melihatnya atau tidak.

hhhh....udara kaku dan bukit persoalan manusia tak akan pernah merendah sementara ruang hidup semakin sesak.

Tetapi dalam hiruk pikuk persoalan manusia, banyak pelajaran yang bisa diambil. Bahwa kita tidak pernah sendiri. Tuhan telah membagi-bagi persoalan  dengan adil kepada umat-Nya. Sehingga kita bisa berjalan dalam keseimbangan dan  menatap langit dengan tegak. Seperti bunga kamboja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar