Kamis, 06 September 2012

Setelah Tiga Puluh Empat Tahun Berlalu





Hari ini kami diantar adik ke Sumbawa besar. Dari Taliwang jarak yang harus kami tempuh sekurang-kurangnya 235 km PP. Jam 09.15 kami berangkat. Sejauh perjalanan yang kami lewati adalah perbukitan kerontang dan pantai.



Jam Satu siang saya menemukan, setelah seorang pegawai kantor menelpon seorang ajudan kemudian menghubungkan saya dengan orang yang saya cari. Setelah saya menjelaskan identitas, saya dipersilakan datang ke rumah. Seseorang mengantar kami kealamat, sebuah rumah dinas tua bercat putih dan bersahaja.
beberapa petugas jaga saya sapa dengan anggukan. Beberapa menit menunggu diteras terasa tidak sabar. Yang terbayang seperti apa kawan saya sekarang.



Lalu seorang ajudan mempersilakan kami masuk, bersamaan kawan saya keluar dari ruang tengah. Langsung kami menghentikan langkah masing-masing karena tertegun saja. 34 tahun sudah kami tidak bertemu. Selanjutnya kami tertawa sambil saling menatap dalam jarak hingga akhirnya kami berpelukan.
Kami ngobrol dan tak lama kemudian seorang ajudan masuk  mengabarkan bahwa tamunya sudah datang. Rombongan investor dari Jakarta yang kata kawan saya akan membangun sebuah hotel di kawasan pantai Sumbawa. Juga tamu dari anggota DPR. Kami diajak makan siang bersama mereka.



Tak terasa tiga jam kami ngobrol, mengingat-ngingat masa kuliah dulu, saat kami menempati kamar kost 2 x 2.5 meter berdua  saat dia ikut-ikutan anak satu SMP merokok dsb.Sehabis makan kami disuguhi kopi dia bertanya apa saya masih suka kopi, saya bilang ya, lalu dengan senangnya ia ceritakan bahwa kopi yang dihidangkan itu kopi Luwak yang diambil dan diolah sendiri.
Jam empat sore kami pulang dengan perasaan senang. Dia meminta kami bermalam agar besok kami bisa berkeliling Sumbawa Besar bersama. Tetapi saya pikir semua ini sudah cukup. Akhirnya kami berfoto bersama dan berpisah setelah saling memberi nomor HP.

Begitulah, nasib memang berbeda tetapi pertemanan tidak berubah. Di sini saya tetap memanggil namanya saja tanpa Ibu, dan menyebut 'kamu', dan dia juga menyebut saya 'kowe' ( maklum bukan orang Jawa).

Apalagi Pak Wakil Bupatinya juga suka humor. Jadi pertemuan ini benar-benar menyenangkan.
Selanjutnya kami melihat-lihat kota Sumbawa Besar.


Istana Kasultanan Sumbawa                                                                                                  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar