Jumat, 28 September 2012

Hujan Turun di Bangli

Ketika hujan turun di Bangli sore tadi, dengan cepatnya segala kegembiraan berubah menjadi sepi. Sepi yang menikam. 
Hujan turun di bangli, membasahi jalananan saat rombongan kami kembali dari perjalanan wisata untuk mengisi kegiatan tengah semester.
Sejak berangkat tak henti-hentinya kami bersenda gurau di dalam bus. Lucu-lucu murid saling mencari perhatian dengan percakapan konyol-konyolan. Sampai-sampai perut kami terasa kaku dan mengempis karena tertawa. Ada saja. Mulai cowok yang menggoda teman cewek, menggoda guru, saling mengolok sampai koor mengikuti lagu-lagu dan berebut pesan lagu kepada awak bus.



Penjelasan Pengelola Museum Purbakala Gianyar



Hampir sehari kami mengunjungi objek wisata di kabupaten Gianyar dan Bangli.Kunjungan pertama adalah Museum Purbakala Gianyar
Museum ini menyimpan benda purbakala zaman Paleotikum dan Megalitikum.Berupa benda-benda kecil dari perunggu, batu dan gerabah. Ada juga keramik dinasti Sung berupa piring dan tempat bedak. Juga benda-benda ekskavasi situs Gilimanuk berupa guci tanah liat.Sayang benda-benda ini tersimpan di almari kaca dalam ruang sempit kurang cahaya.

Berikutnya adalah peninggalan purbakala berupa penyimpan abu jenazah yang terbuat dari batu padas.

Sarkopagus dari Jembrana dan Gianyar



 Sarkopag dari Celuk Gianyar


Sarkopag dari desa Celuk Gianyar



Dari desa Beng Gianyar


Dari Tampaksiring dan Bangli



Tampaksiring


Gianyar


Gianyar, Bitra, Tegallalang



Dari Desa Keramas Gianyar



Blah Batuh Gianyar



Bagi-bagi Uang Transport, Maaf Kawan Mempermalukan Anda



Kunjungan Kedua, Pura Kebo Edan
Pura ini juga menjadi wisata purbakala. Berjarak sekitar seratus meter dari museum.
Di dalamnya terdapat beberapa arca purbakala. Yang paling besar bernama arca Kebo Edan.





Kepingan Arca di Pura Kebo Edan






Arca Kebo Edan



Arca Ganesha



Berteduh Sebentar



Kunjungan Ketiga, Pura Pusering Jagat
Lokasi pura ini juga berdekatan dengan kedua tempat sebelumnya. Pura ini juga menjadi cagar budaya, di dalamnya terdapat batu Pejeng. Juga dilengkapi arena sabung ayam. Berupa arena dikelilingi tribun penonton. Di sudut kanan depan ada tempat wasit yang berupa ujung tangga selebar kira-kira 1,5 m2






Arena Sabung Ayam






Gerbang  Pura



Arena Tanpa Laga


Kunjungan Keempat, Candi dan Pura Gunung Kawi
Objek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi. Jika Anda ke Bali saya menyarankan kunjungan ke tempat ini. Selain pemandangan lembahnya yang mempesona, Warisan budaya yang berupa pahatan-pahatan pada dinding tebing batu padas berbentuk candi Hindu cukup menarik. Pahatan itu berada di dua sisi tebing yang mengapit sebuah sungai.



Bergaya



Pemandangan Gunung Kawi


Pahatan di Tebing  sebelah kiri  Sungai


Sungai Membelah Dua Sisi Tebing


Dari Seberang Sungai


Pahatan di Tebing Kiri Sungai


Kerajianan Tempurung Kelapa


Tebing dari sisi Kanan Sungai


Sembahyang di Pura Gunung Kawi


Pahatan Candi di Tebing Kanan Sungai
Pemandangan Gunung Kawi



Pemandangan di Gunung Kawi


Kunjungan Keempat, Desa Baliaga Penglipuran
Desa adat bernama desa Penglipuran berada di kabupaten Bangli. Desa adat ini merupakan desa kecil yang terdiri dari beberapa rumah tradisional yang berderet rapi dan kembar susunan bangunan dan bentuknya. Aslinya bahan bangunan rumah di desa ini adalah batu padas dan tanah liat untuk dinding dan pagar. Serta beberapa bagiannya beratap sirap bambu. Tetapi sekarang tinggal beberapa rumah saja yang masih asli.



Bergaya di Desa Penglipuran



Bogenfil  sedang Berbunga


Bangunan Asli



Hasil   Modifikasi



Terong Imajinatif



Bersiap Pulang



Desa Adat Penglipuran
Selamat Tinggal


Hujan rintik meninggalkan Penglipuran dan mulai membasah di Bangli kota. Murid-murid bercanda lagi tetapi ada rasa sepi di hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar