Senin, 25 April 2016

Kebosanan

Selamat pagi dari Tamansari.
Matahari yang tak berubah menjadi malas, ia setia bersinar setiap hari apapun terjadi. Angin tidak bertiup dan pohon-pohonan kusam berdebu. Tanah berdebu benang-benang rumah serangga kecil dan laba-laba bertautan di ranting perdu.
Suara deru motor di jalan memang tak ada putusnya tetapi terasa Tamansari masih sepi.
Suara anak-anak yang ceria  tidak ada.

Kebosanan, ini penyakit yang sering singgah di dalam diri berapa pun aktivitas yang saya lakukan. Kalau saya menganggap ini adalah penyakit untuk orang tua, tidak juga karena saya juga sering mengalami hal serupa dalam semua masa. Pasang surut perasaan manusia sama halnya dengan padang surut musim dan cuaca. Barangkali ini sebagai bentuk pembelajaran pada diri kita bahwa ketika semangat ada lakukan hal-hal yang baik karena pada saat lainnya kita bisa enggan melakukannya.

Ada pekerjaan yang harus konstan dilakukan, yaitu kewajiban untuk mempertanggungjawabkan kesepakatan dalam kaitan kontrak kerja dengan pihak lain.
Ini menjadi  pengecualian. Ini sumber semangat hidup yang sangat penting, bukan berdiam  diri walaupun segalanya terpenuhi.

Sebenarnya ada kegiatan ekstra yang bisa saya lakukan, lukisan saya tinggal finishing tetapi rasa malas keburu datang sehabis kegiatan itu diselingi acara jalan-jalan.
Sehingga untuk memulai lagi uhhh sulitnya. Pemaksaan tidak mungkin, saya pasti gagal. Baru ada keinginan untuk melanjutkan saja. Berharap tidak ada kegagalan dan lukisan itumenjadi lukisan setengah jalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar