Minggu, 11 Januari 2015

Menyusur Desa di Akhir Tahun 2014



Air Terjun Nglirip Tuban Akhir 2014


Selamat bertemu lagi pembaca,
Kali ini cerita saya tentang perjalanan kecil mengisi liburan jelang tahun 2015 kemarin. Perjalanan dari desa ke desa di perbatasan kabupaten Bojonegoro-Tuban jawa Timur.

Perjalan ini adalah perjalanan  memangkas desa-desa di pegunungan kapur utara  setelah menyeberang Sungai Bengawan Solo. Perjalanan pada musim hujan memberi pemandangan yang menyejukkan mata karena kawasan pegunungan kapur yang biasanya tampak gersang kecoklatan kini menjadi hijau dan rimbun.

Keruh pada Musim Hujan
 Pegunungan ini hanyalah pegunungan kapur sehingga kehidupan masyarakatnya banyak bergantung pada hasil menambang batu kapur. Selain itu di bidang pertanian banyak masyarakat yang memanfaatkan lahan di sela-sela pohon jati seperti menanam jagung, ubi, cabe dan rimpang-rimpangan. Sedangkan tanam padi hanya dilakukan di tanah-tanah datar pada musim penghujan saja. Di samping itu mereka juga beternak kambing dan sapi.
Ada sebuah sungai berair terjun di desa Nglirip yang menjadi objek wisata masyarakat lokal. Sebenarnya air terjun ini dulu hanyalah air terjun alami dari sungai yang mengalir dari atas perbukitan, tetapi sekarang dibuat semacam waduk sehingga melebar dan diatasnya dibuat jembatan kecil yang menghubungkan dua sisi perbukitan tempat para petani mencari rumput untuk ternak mereka.

Pemandangan dari Makam di Atas Bukit

Di atas sebuah bukit kecil di sisi jalan ada sebuah makam lama yang dianggap sebagai makam salah seorang Sunan atau penyiar agama Islam. Makam isi tidak pernah sepi dari pengunjung yang berziarah.

Dari halaman depan makam kita bisa melihat pemandangan ke kawasan air terjun dan sawah serta hutan dan kebun yang ada di kejauhan. Cukup untuk disebut indah secara panorama global walau tak ada yang istimewa dari detil-detil objek yang kita lihat. Tetapi tampak mereka masyarakat yang mengunjungi tempat ini bersenang-senang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar