Selasa, 12 Februari 2013

Pagi Ini Lebih berarti


Aku adalah kayu ketika kamu ingin membakarnya
Dan kamu adalah detak jam ketika waktu terus menjalar


Malam membuat saya tertegun, segalanya seperti mimpi yang berakhir tanpa tepi. Bolehkah saya tidur kembali?
Achhh...
Ini adalah soal yang selalu dan selalu saya dapatkan namun tak pernah ada jawaban. Hanya waktu yang menjawab walau tak pernah benar. Hmmm Que Sera Sera.



Subuh membangunkan saya namun ketika terdengar kicau murai yang pertama baru saya membuka jendela dan memandang cahaya terang di puncak bukit.
Pagi ini lebih berarti karenanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar