Kamis, 14 Juli 2011

Saya Terlambat Membangunkan Matahari

Saya sulit tidur lagi setelah jam dua pagi tadi. Rasanya empat jam sejak saya mulai tidur semalam sudah cukup membuat badan segar kembali.Terbangun jam dua tepat ketika bisik dinihari mulai merayapi dinding-dinding kamar.
Begitu besarkah ketergantungan manusia akan waktu,sehingga di setiap detik, menit dan seterusnya catatan terus merambati pengalamannya. Tidak akan ada habisnya jika dituliskan karena setiap gulir waktu melahirkan pikiran dan melukiskan perasaan manusia.
Tetapi tidak semua pikiran dan perasaan bisa diungkapkan dengan kata-kata, karena tidak ada kata yang paling tepat untuk mengungkapkannya. seperti apa yang terjadi dalam gulir waktu saya dinihari tadi. Cepat!
Saya berlama-lama merenunginya hingga fajar pertama melelapkan saya dalam tidur baru yang penuh senyum kedamaian.
Akhirnya.....saya terlambat, terlambat bangunkan matahari....saya menyesal, namun percuma, waktu tak akan berulang. Saya akan membangunkannya esok hari dengan semangat baru menyambut hari yang baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar