Sabtu, 09 Juli 2011

Merasakan sepi lagi Setiba di Bali

Jumpa lagi rumahku, itulah sapaan pertama ketika saya membuka pagar dan memandangi pintu-pintu rumah. Cantik semuanya, walaupun rumputnya sebagian kecoklatan dan pohon-pohon cabai yang tumbuh dekat pagar tampak merana saya melihatnya sebagai sahabat yang tetap cantik dan setia menunggu saya dalam suka dan duka.
Begitu sunyi, saya melihat kolam di belakang rumah yang tetap jernih dan ikan komet merah itu sepertinya tambah besar, juga ikan bawal perut merah dan kakek gurami dengan anggun menyambut saya. Semua tampak nyaman berenang berkeliling tanaman melati air yang tumbuh subur karena sinar matahari penuh pada bulan-bulan ini.
Tanaman enceng gondoknya gundul akar dan daunnya juga daun melati air serta daun cocor bebek yang berjuntai dekat permukaan air menjadi serpihan bekas dimakan ikan. Ikan-ikan yang pintar.
Terasa sangat berbeda apa yang barusan saya lewati di Jawa dengan apa yang saya hadapi di Bali saat ini. Kehangatan suasana kota kelahiran saya dan segala kemudahan serta dinamika masyarakatnya membuat saya merasa kesepian lagi memulai aktifitas di rumah sendiri.
Kembali ke Tabanan lagi dalam rutinitas yang kurang dinamis, gerak kehidupannya yang lamban dan malas hanya cocok untuk PNS seperti saya. Hari-harinya yang tidak begitu efektif dengan banyaknya libur dan toleransi untuk meliburkan diri di hari-hari kerja juga menjadikan kita merasa terlalu manja untuk bersantai dan bermalasan. Ya... bagi saya tentu saja pas karena saya suka traveling.
Dan kesepian semalam menjadi kesepian yang membuat sedih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar