Jumat, 22 Juli 2011

Pembicara yang tidak tahu apa yang dibicarakan

Hari pertama murid baru belajar diawali dengan apel di lapangan upacara siang tadi. pembicara kali ini adalah pembina OSIS didampingi Wakil Kepala Sekolah. Mendengarkan isi sambutan yang disampaikan Pembina Osis saya menjadi prihatin.Isi sambutan itu sama sekali tidak menyentuh nilai-nilai pendidikan karakter.
Kata-kata membentak dan mencari-cari kesalahan siswa serta mempermalukan anak di depan teman-teman barunya adalah contoh buruk yang diajarkan kepada anak. Sekian banyak kalimat yang diucapkan tak ada yang bermanfaat bagi pembentukan karakter siswa. Yang mereka tahu hanyalah mereka sekarang menjadi bagian dari Sekolah Model, sekolah mereka yang baru, karenanya mereka harus tunduk dan patuh pada peraturan dan tata tertib.
Sangat disayangkan, sebenarnya lebih baik apabila mereka dirangkul dengan sambutan hangat dan kata-kata kasih sayang sehingga mereka akan menjadi siswa yang patuh dan taat dan cinta kepada almamaternya. seperti kecintaan seorang anak kepada ibu yang menyusuinya.
Tidak jauh berbeda dengan sambutan pada apel pagi.persoalan pendidikan dan anak muda yang diulas sama sekali tidak intelek dan jauh dari dunia anak muda.Perbandingan-perbandingan dalam contoh kelewat menyimpang. Pesan-pesan yang disampaikan tidak menyentuh kepribadian anak dan hanya patut didengarkan oleh orang dewasa.
Yang seperti ini sebenarnya percuma saja. Begitulah kalau terlalu banyak berbicara tanpa konsep. Padahal setiap kalimat yang diucapkan akan diingat anak. Dan terkadang anak tidak menyadari apa yang terekam adalah hal yang tidak baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar