Sabtu, 13 Oktober 2012

Tiga Hari tanpa Caecillia Hassan

Tiga hari kami tidak chatting karena kawan ini sedang cuti tahunan dan hanya ngobrol di facebook saja. Rencananya Senin depan ia berangkat untuk travelling ke Lagos. Ada rasa sepi juga tidak ngobrol, walaupun obrolan kami selama ini hanya berkisar pada keadaan sehari-hari tentang kesehatan, pekerjaan, cuaca, masakan dsb.

Obrolan facebook tidak senyaman obrolan di Yahoo. 20 hari ke depan. Gadis itu tak akan bercerita tentang keluarganya. Tiga ibu, sebelas saudara tinggal dalam satu rumah. Pekerjaan ayah petani. Pantaslah jika Caecillia hanya satu tahun sekali  pulang kampung yaitu pada hari natal. Walaupun hanya perlu empat jam dengan bus menuju kampungnya.

Terkadang ada rasa iba, bahwa hanya dia seorang yang bersekolah sampai Perguruan Tinggi. Sedang saudara-saudaranya perempuan yang sudah menikah ikut suaminya. Yang lain membantu ayahnya di sawah.
walau begitu semangatnya tinggi. Ia masih akan melanjutkan cita-citanya melanjukan kuliah lima tahun lagi setelah mengumpulkan uang. Waktu saya tanyakan kapan ia menikah, ia bilang menunggu lulus kuliah. Great!

Saya jadi ingat anak perempuan saya. Begitu besar semangat saya menyekolahkan dia sampai S2 ternyata belum tamat Sarjana ia menikah tanpa bisa saya larang. Akhirnya saya mengalah dan terus menyertainya sampai lulus walau terlambat tiga tahun. Masih ingat saya saat mengejar-ngejarnya sampai ke Sumatera rumah mertuanya, mengambilnya dan menjebloskannya lagi ke kampus. sementara bayi dan suaminya saya suruh tinggal bersama neneknya. Ternyata baru satu bulan suaminya menyusul. Berikutnya anaknya menyusul. Habis sudah. Waktunya hanya untuk mengurus keluarga. Pulang lagi ke Sumatera, Saya susul lagi dengan bujukan walau saya begitu kecewa waktu itu. Tetapi sudahlah, akhirnya ia lulus juga dan bisa bekerja.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar