Kamis, 30 Agustus 2012

Satu Malam Sepenuhnya

Setelah satu malam sepenuhnya  saya tertidur, saya baru menyadari bahwa saya baru saja melewati hari indah. Hari yang menjadikan saya bisa menikmati kehangatan senja  hingga terlelap.
Kini senja itu sudah berlalu, namun bayangan temaram di luar jendela kamar masih menyimpan gambar yang jelas di benak. Melekat di dalam dada dan menempel di punggung.

Ketika saya menyadari tidak ada apapun yang terbias di kaca jendela selain hampa, sayapun....duka teramat duka.Walau saya tidak mengerti duka mana yang melumuri perasaan saya.
Meski begitu saya merasa bahwa peruntungan ini jauh lebih baik dari banyaknya nasib perempuan lain. Saya percaya sayalah perempuan yang paling berbahagia dalam penderitaannya dibandingkan mereka. Karena saya sekarang bisa melewati semuanya tanpa ada lagi  rasa berkurban.

Saya merasa menjadi lebih baik dalam memandang masa lalu dan lebih berani menatap masa yang akan datang. Hidup adalah takdir, untuk itu yang harus dilakukan adalah bersahabat dengan takdir. 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar