Sabtu, 25 Desember 2010

Desember saya Juga Kelabu

Dengan Apa ?

Seperti yang saya pikirkan kemarin, Desember ini masih kelabu. Pesan singkat untuk pria yang paling tidak kusuka lewat nomor saya datang dari orang tak dikenal. Ucapan selamat ulang tahun itu seolah menampari wajah saya ketika ditutup dengan kata panggilan Mama .

Perasaan saya terusik namun sesaat saya harus melupakannya. Saya ingin mengubur kenangan yang pahit dan saya tahu andai saya tidak mengenal seorang teman penutup kenangan itu mungkin perasaan ini semakin memberat dan menyiksa. Tahukah siapa teman itu? Itu adalah rahasia bagi siapa saja yang membaca tulisan ini. Saya menyebutnya kekasih kecil karena berbicara dengannya membuat saya kembali ke masa kecil, masa remaja, ketika saya melambungkan angan-angan saya tentang kehidupan penuh impian,kehidupan yang menyenangkan , kehidupan yang nikmat dan kehidupan yang sering diratapi para penyair.

Sebenarnya saya ingin mengadu, saya ingin menumpahkan kesedihan dan menggantinya dengan bisik canda dengan teman itu. Namun ...ia membisu.

Perasaan introvet kini membuat saya merasa tidak berharga, saya sangat sedih , saya kecewa, saya kembali terkurung dalam putaran kisah. Saya benci kehidupan saya sendiri saya mau keluar dari dalamnya , saya ingin reinkarnasi menjadi perempuan lain.

Saya tidak mengira akan begini sulit melepaskan bayang-bayang itu. Setahun sudah berlalu, satu tahun tiga hari sejak Dua dua desember tahun lalu. Satu tahun saat saya terkalahkan di arena tanpa pertandingan dan saya harus menerima kekalahan itu tanpa syarat.

Dan

Sampai saat ini saya belum tahu apa arti kata ikhlas walaupun saya sudah berusaha mempelajarinya. Saya hanya mengenal sebuah pertanyaan “ Dengan apa saya bisa mengubur kepahitan saya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar