Sabtu, 19 September 2015

Rasa Syukur

Rasa syukur ini bersemi dan bersemi setiap waktu, pagi kala cahaya merekah dan senja ketika lembayung mulai merona. Sekalipun saya tahu bahwa waktu sudah jauh berjalan melewati semuanya, masa depan masih punya harapan. Harapan yang tumbuh dari benih-benih tertanam di hati anak-anak saya.

Saya senang mendengar suara telefon dari kedua anak saya dua hari ini yang mengabarkan banyak perjalanan dinas mereka ke berbagai tempat.
Dan hari ini Sulung saya mengabarkan sedang transit di Singapura untuk perjalanan ke San Fransisco dan selanjutnya ke beberapa negara bagian di Amerika Serikat. Tetapi ketika yang diulang-ulang adalah permintaan doa keselamatan saya jadi terus berpikir dan menunggu berita selanjutnya. Namun sampai malam ini belum ada kabar darinya. Dia berangkat sendiri setelah patnernya mengalami musibah orang tuanya meninggal sebelum hari keberangkatannya.
Hari-hari ini kami juga menunggu Bungsu yang akan datang untuk liburan di Bali dan berwisata dengan teman-teman lamanya ke Nusa Penida.  Ini biasa bagi orang-orang yang di atas saya tetapi ini cukup menyenangkan bagi orang seperti saya.Terlebih jika melihat mereka, kawan-kawan saya yang harus bersusah payah dengan berbagai upaya untuk keberhasilan anak-anak mereka. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang kecewa terhadap anak mereka.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar