Senin, 03 Agustus 2015

Ingin Kembali

Saya mengira musim dingin ini segera berakhir. Ternyata perkiraan itu salah.Musim ini cuaca bertambah dingin bahkan dinginnya terasa menjalar ke tulang sumsum, sangat dingin. Saya jadi membayangkan bagaimana saya akan mendaki gunung jika di sini saja dingin seperti ini. Seperti apa dinginnya udara di gunung. Mungkin saja suhu di ketinggian 3000-an sudah mencapai atau mendekati 0 derajat Celcius. Ini kurang bagus untuk keselamatan. Banyaknya kasus kematian di puncak adalah disebabkan oleh hypothermia yang dimulai dari kram perut merembet ke jantung. Sebenarnya rasa kejenuhan di sini sudah membuat saya tak sabar untuk melihat tempat lain yang indah seperti gunung. Atap gunung, adalah bahasa kedamaian hati manusia yang dicapai melalui penderitaan dan rasa sakit. Dan mencapai kedamaian itu adalah kepuasan.

Di Lereng G Lemongan Lumajang 2015
Umur saya sudah berkurang satu tahun, berarti tenaga saya juga berkurang satu lagi. Tetapi saya belum bisa memadamkan semangat untuk mencapai tempat-tempat tinggi. Saya memang selalu menjadi orang tertua dalam tim dan selalu berjalan paling belakang dalam setiap perjalanan, tetapi saya belum menjadi orang terlemah dalam menghadapi segala situasi buruk. Saya belum pernah merepotkan orang lain termasuk porter. Ini juga yang menjadikan saya masih merasa percaya diri dan selalu ingin terlibat dalam acara olah raga gunung ini.
Kawan, Anda tentu tidak bisa membayangkan bahwa dalam perjalanan sulit dan melelahkan banyak membuat orang lupa dan tidak bisa mengontrol emosi. Rasa letih dan nyaris berputus asa membuat masing-masing hanya bisa mengurus diri sendiri. Sulit rasanya bisa membantu orang lain untuk hal-hal tertentu seperti merayapi tebing atau mendaki puncakaan atau menunggu kawan. Apalagi dalam cuaca buruk dan dingin, karena setiap waktu kita berpacu dengan alam dan meluangkan waktu sama dengan membahayakan keselamatan dan ketahanan terhadap alam. Karena itulah kami selalu membawa porter. Satu porter bertanggungjawab untuk dua orang.Ya kami bukan pendaki profesional jadi semuanya tergantung kepada porter. Yang terpenting adalah keselamatan. Pengalaman di Gunung Rinjani saat satu anggota tim pingsan di ketinggian di atas 3200 mdpl mendekati puncak karena hypothermia, dalam kejadian itu hanya porter yang bisa menolong dan mengevakuasi kembali ke spot.

Pembaca,  Sejauh ini saya percaya gunung mempunyai kekuatan magis dan bisa menghipnotis para pendaki untuk kembali. Nyatanya kali ini saya sangat merindukannya. Saya ingin kembali ke gunung.


Pemandangan Awan di Spot Plawangan G Rinjani 2013

Pemandangan Awan di Cemoro Tunggal G Semeru 2014

Sekalipun nanti angin tidak lagi gemerisik di pucuk-pucuk pinus dan kabut tak lagi berbisik, atap-atap bukit akan terus menuliskan puisi  kedamaian dan cinta. Karena keduanya adalah zat yang abadi di alam semesta yang tercatat dari kalbu setiap pendaki yang memiliki cinta.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar