Sabtu, 22 Agustus 2015

Antara Takdir dan Penerimaan

Selamat pagi dari Tabanan. Selamat menikmati hari Minggu yang cerah dan melepaskan semua persoalan pekerjaan. Kehidupan ini sebenarnya adalah waktu, dia datang dan pergi. Jika hari ini matahari bersinar cerah mungkin esok dia akan redup dan selanjutnya bersinar lagi. Tidak perlu berlarut dalam murung dan galau karena keadaan itu tak akan bertahan selamanya.
Begitu juga dengan kegembiraan, euforianya tidak untuk dipertahankan. Hanya untuk disyukuri dan dinikmati sama halnya dengan semua kondisi yang kita hadapi. Menikmatinya, itu lebih baik daripada melawannya dengan berkeluh kesah.
Apabila kita ingat bahwa kehidupan ini sudah berjalan jutaan tahun. Satu masa adalah kita, dan masa itu sangat singkat. Apa artiya kita.

Barangkali kita tidak bisa memahami bagaimana takdir yang sesungguhnya. Bagaimana kita menyalahkan orang lain karena takdir kita. Walaupun sebenarnya akar takdir itu adalah karena perbuatan manusia juga tetapi sudahlah, itu perjalanan sejarah. Dalam sejarah selalu ada kehancuran dan kebangkitan yang disebabkan oleh sifat manusia. Mungkin satu manusia  dua dan tiga. Dan siapa bisa mengingkarinya.

Hanya penerimaan, dan itu pasti terjadi. Dan ketika penerimaan itu datang maka datangnya kenikmatan seperti ombak yang membersihkan tepian. Seperti cahaya pagi membuka kegelapan membuka cakrawala kehidupan di depan yang berbeda dan lebih baik.

Pantai Balangan 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar