Rabu, 01 Juli 2015

jalan di Depan

Malam berlalu seperti pergi dan datangnya rembulan. Siapakah yang juga memikirkan bahwa peredaran malam itu sama halnya dengan perjalanan hidup manusia. Begitu cepat sehingga tidak terasa banyak peristiwa telah terlewati seperti terlewatinya pos-pos perhentian dalam perjalanan panjang. Perjalanan yang melelahkan namun banyak hal  yang kita dapatkan di dalamnya.

Dan jika awan hitam menutupi bulan, kegelapan menyelimuti hati kita. Tetapi itu tidak akanterjadi selamanya karena angin yang bertiup akan mengubah kegelapan menjadi terang. Dan itu pun tidak terjadi selamanya karena kehidupan sudah ditakdirkan untuk selalu berubah. Antara malam dan pagi ada batas yang samar sehingga kita tidak menyadari bahwa kita sedang memasuki batas perubahan itu.

Banyak hal telah terjadi dan sekarang saya berada di suatu tempat dalam suatu masa.
Saya mengira ini adalah pos terakhir. Tetapi pikiran itu salah, saya bahkan sedang memulai kehidupan baru. Saya belum bisa melihat jalan di depan. Mungkin di balik rumpun ilalang itu ada sesuatu yang tak terduga. Seperti ketika berjalan di lembah antara dua bukit semua yang ada di depan tak bisa ditebak.
Yang bisa dibaca hanya langkah demi langkah yang tak bersuara. Adakalanya kesunyian menjadikan rasa ragu dan takut melangkah, namun karena tidak ada pilihan selain terus berjalan maka keraguan dan ketakutan itu terkalahkan. Saya berharap begitu jika  harus terjadi dan bermohon Tuhan akan membukakan jalan menuju kemudahan dan kebaikan.
Amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar