Selasa, 02 Agustus 2011

Theodora, Hidup lebih penting dari sebuah Sebutan


Dinihari sudah berlalu,kemarin sebelum sahur. Saya merasa tenang dan damai meneruskan tidur sambil terus tersenyum. Berbagai tanya dari lubuk hati tak bisa terjawab oleh benak.
Apa yang terjagi pada diri saya? Ada satu hal yang membuat saya tidak mengerti kenapa saya bisa menerimanya.
Jika Anda membaca novel tulisan Paul Willman, Woman,di sana terjadi tragedi kehidupan kaum perempuan Romawi kuno. Anastasia, seorang ibu dengan anak-anaknya yang kelaparan melintasi arena yang dikelilingi tribune penuh penonton untuk suatu pertandingan. Perempuan itu sedang melakukan aksi protes kepada Kaisar yang berada di sana atas kemiskinan yang merajalela di Romawi.
Perempuan itu melacurkan anak gadisnya yang terkecil untuk menyambung hidup keluarganya yang ditinggalkan ayah anak-anaknya.
Theodora,adalah gadis bungsu yang belajar melacurkan diri dengan mengerlingkan senyumnya dari balik jendela rumah yang berada di lorong sempit.
Theodora tidak pernah peduli dengan apa sebutan untuknya seperti ibunya mengajarkan kepadanya bahwa hidup itu lebih penting daripada arti sebuah sebutan.
Dan Tahukah anda, bahwa Theodora lebih perkasa dari ibunya bahkan dari perempuan mana pun di dunia ini. Hampir seluruh hidupnya bergelimang penderitaan. Meskipun ia dipermaisuri Kaisar ia tetap dipandang sebagai pelacur dari seorang ibu yang juga pelacur. Penyiksaan fisik dan penderitaan batin terus menerus dialaminya namun tidak membuatnya putus asa dan menyesali hidup. Theodora..Theodora tidak salah Paul Willman menuliskan kisahnya dengan Judul" Wanita" karena itulah wanita.Begitulah menjadi wanita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar