Jumat, 17 Maret 2017

Mengenal yang Tersimpan di Kota Karawang


Salah satu perjalanan akhir tahun lalu yang baru sempat saya posting adalah kunjungan kami ke Kota Karawang. Menuju Kota Karawang dari Bekasi cukup memakan waktu karena padatnya lalu-lintas serta jalan yang tidak terlalu bagus, apalagi memasuki wilayah Karawang.
 Tujuan semula adalah Pantai Karawang, tetapi sesampai di sana sudah senja jadi pantai wisata itu sudah tutup sehingga kami putuskan melanjutkan ke Pantai Pelangi. Pantai Pelangi juga merupakan pantai wisata di Karawang khususnya wisata kuliner. Menu utamanya adalah sea food.

Hari sudah remang petang ketika sampai di kawasan Pantai Pelangi sehingga loket masuk kawasan sudah tutup tetapi kami masuk saja karena di dalam masih ada beberapa warung yang buka. Kami sudah lapar dan tujuan kami antara lain juga ingin makan di sini.

Sebenarnya panorama pantai Pelangi tidak begitu bagus. Hamparan pantai memanjang saja di latar belakangi pertambakan dan kebun yang gersang, pasirnya halus hitam keabuan. Sepanjang pantai warung makan berjajar rapi dengan menu yang sama. menghadap ke laut. di bibir pantai dibuat semacam gazebo dari bambu untuk bersantai sambil menikmati hidangan.

Pantai ini sudah sangat sepi. Hanya ada satu dua warung saja yang buka. Kami berpapasan dengan seorang pengendara motor yang langsung menghentikan motornya dan menawarkan kami makan di warungnya. Kami sepakat lalu dia membawa kami ke warungnya yang berada di ujung pantai.
Syukurlah kami cocok, pemiliknya satu keluarga yang ramah dan menyenangkan.
Seandainya saja mereka mau berbuat jahat, kami tak akan bisa berbuat apa-apa. Tempat ini sudah jauh terpencil dari kampung dan jalan menuju ke sini  kecil dan rusak.

Angin bertiup kencang, kami beristirahat sambil menunggu menu dihidangkan, ikan bakar, dan cumi asam manis.
Karena warung ini semula sudah tutup maka mereka membuat lagi api pembakaran.





Pada akhirnya selesai juga ikan bakarnya tinggal menunggu cumi asam manis dan minuman







Bersiap makan, hidangan sudah siap semuanya. Daan selanjutnya kami makan dengan lahapnya sampai tandas walaupun sebenarnya itub berlebihan. Masakan di warung ini sangat lezat dan aroma sambalnya menambah selera walaupun penampilan hidangan ini sederhana tetapi kebersihannya terjaga.

Setelah puas beristirahat dan bersantai kami juga menyaksikan nelayan menangkap ikan. mereka menawari kami kepiting yang masih berada dalam jaring tetapi karena harganya yang sangat mahal kami tidak membelinya apalagi pemilik warung menyarankan kami membeli di kampung nelayan saja karena harganya lebih murah. Akhirnya kami mampir juga di kampung nelayan diantar pemilik warung sambil pulang juga. Kami membeli rajungan dan ikan besar untuk dibakar malam mingguan esok hari.




Kami mampir Kecamatan Rengas Dengklok untuk melihat monumen peristiwa bersejarah perjanjian Rengas Dengklok, tempat penyusunan  teks proklamasi kemerdekaan RI. Walaupun hanya mengintip dari luar pagar, kami sudah puas bisa melihat tempat itu.



Selanjutnya kami juga mengunjungi rumah pengasingan Bung Karno tidak jauh dari tempat itu,.
Rumah pengasingan itu tersembunyi di tempat yang tidak terawat . Semak-semak liar dan bekas tanah rawa-rawa dan tempat-tempat yang kotor oleh sampah kebun menjadi ciri khas tepat yang tidak ramah lingkungan, bahkan pada malam hari melewati jalan kecil yang kasar menuju rumah itu seperti melewati kuburan. gelap dan sepi.
Inilah Rumah Pengasingan Rengas Dengklok

Sepi dalam Keremangan

Saksi Bisu Jejak Kaki Bung Karno

Tidak ada komentar:

Posting Komentar