Kamis, 16 Maret 2017

Api yang Masih Menyala

 
          Api yang masih menyala dalam kehidupan saya adalah murid saya yang semakin hari semakin hangat. Berbeda ketika pertama kali saya datang di sekolah ini tiga tahun yang lalu, Seolah mereka masih menaksir-naksir saya seperti apa mengingat latar belakang mengajar saya adalah sekolah menengah umum sedangkan sekolah ini berbasis pendidikan agama.
         Tetapi sekarang semuanya sudah berubah kami sangat akrab dan saling membutuhkan. Mereka puas dan saya selalu mendapatkan apresiasi.  Ini terkadang membuat saya khawatir akan menjadikan saya sombong dan merasa berharga di mata mereka.
         Sejak pertama kali memasuki sekolah ini sebenarnya saya sudah meletakkan motto ' Bekerja untuk beramal pantang membuat perubahan seperti yang saya inginkan', ingin mengikuti arus dalam tradisi pendidikan yang mengikuti dua kebijakan kementerian yaitu Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan.
          Mulanya seratus persen bisa tetapi kini apatisme suda h berkurang. Banyak hal yang tiba-tiba saya koreksi dan saya kritik. Tetapi syukur saya bisa mengintrospeksi kembali tindakan saya sehingga tidak menampakkan gejala ketidaksepakatan saya terhadap beberapa hal yang masih jauh tertinggal dari sekolah umum. Disiplin siswa terhadap tata tertib, situasi belajar yang kurang konsen. Itu masalah pada siswa. Sedangkan pada sekolah adalah masalah administrasi kelas, kerapian administrasi sekolah dan kebersihan ruang guru dan kantor.                                                    Sedangkan kelebihan sekolah ini adalah hubungan kekeluargaan  dan kekerabatan yang baik di sekolah. Hubungan yang baik ini tidak memberi ruang untuk saling melirik kinerja satu dengan yang lain. Kepala sekolah dan guru serta pegawai berada dalam satu garis kesamaan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar