Rabu, 18 Januari 2017

Merasa Monster

Kembali duduk manis di sini, di beranda, tempat yang akrab untuk mengamati aktivitas sekitar. Volume kendaraan yang lalu-lalang lebih banyak dibanding dengan pada siang hari. Terlebih pada malam hari, situasi begini sangat kontras dengan suasana malam yang lengang selepas jam delapan malam. Seolah terjadi perjanjian antara alam dan manusia bahwa malam hari adalah waktu untuk beristirahat semua.
Itulah untungnya tinggal di sini. Tidak jauh dari pusat kota kabupaten tetapi tidak terpengaruh dengan kesibukan kota.

Tadi siang saya mengajar di kelas, seorang murid yang terkenal bandel dan sudah pernah terkena sanksi satu semester, menyelinap keluar kelas ketika saya sedang melayani murid lainnya membahas satu tugas.
Tentu saya kesal lalu membahas kaitan perilaku anak tersebut dengan sikap mental. Pembahasan itu melebar kemana-mana. Barangkali mereka terlalu kecil untuk bisa memahami arti mawas diri apakah perilaku sudah sejalan dengan latar pendidikan dan ajaran yang diberikan kepada mereka ( saya katakan kita).
Saya minta mereka untuk berani jujur mengakui bahwa banyaknya persoalan di negeri ini disebabkan ulah sebagian orang yang tidak bisa menghargai apa yang harus dihargai, pemimpin, pemerintahan, peraturan dan bahkan tidak menghargai negaranya sendiri.

Analoginya dengan masalah di kelas adalah adanya ulah segelintir anak yang tidak bisa menghargai tata tertib, guru, kelas, dan sekolahnya menjadikan kelas menjadi kacau.

Ketika saya ingat-ingat peristiwa dikelas tadi saya merasa saya baru saja menjadi monster
dengan ucapan-ucapan saya.


Akuariun Jatim Park Malang



Tidak ada komentar:

Posting Komentar