Selasa, 17 Januari 2017

Matahari tak Pernah Hilang

Pagi masih diwarnai mendung dan gerimis halus. Walau begitu burung-burung kecil tak bermalas untuk beterbangan dari satu pohon ke pohon lainnya. Suara kicauan aneka nada dan irama menyemangati pagi abu-abu dalam udara yang diam tak mengalir.
Aktivitas jalanan mulai diramaikan oleh anak-anak berangkat sekolah dan mereka yang bergegas menuju pekerjaan.

Setiap kali menikmati suasana dari teras rumah, ada rasa nyaman dalam kontemplasi yang tidak pernah habis tentang hidup saya. Hidup saya bukan berarti saya sebagai tokoh satu-satunya melainkan juga orang-orang sekeliling kehidupan saya. Berbagai masalah yang terjadi dalam rumah mereka seperti memberi ruang di benak saya untuk memikirkannya. Sebenarnya saya tahu saya tak pernah bisa menyokong untuk penyelesaian masalah orang lain, tetapi kenyataannya semua itu menambah tekanan pada diri saya sehingga terkadang saya merasa sangat bersedih.

Tetapi sesungguhnya banyaknya  contoh persoalan orang lain juga bisa menjadi pembanding satu sama lain untuk saling meringankan secara psikologis sehingga mengurangi tekanan.

Pembaca, kita kembali pada suasana pagi ini ya. Aww matahari sudah menyembul dari balik awan. Lingkaran terang menyilaukan mengelilingi bola abu-abu kebirauan seperti ekspresi wow! pada wajah gadis belia. Sesaat meredup lagi tetapi masih sanggup memberi    warna dalam bayangan benda yang dilewatinya.
Matahari tak akan pernah hilang hanya awan yang menutupinya.
Selamat beraktivitas.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar