Berpuluh kali musim berganti
antara rerontok daun kering dan tanah lembab basah
ketika bunga-bunga mulai bermekaran dan kupu-kupu menggetarkan sayap, daun-daun luruh dari ranting-ranting kering, dan suara serangga gemeretak di semak-semak,
puisi itu tidak pernah berubah
dia masih seperti lirik awal musim bunga.
berseri dalam dekap hangat matahari menggulirkan embun di kelopaknya
dia masih sama dengan desah angin dedaunan mengoyak malam
menuliskan mimpi mengusir sepi
Segalanya sudah berubah dan menua oleh waktu
tetapi puisi semusim selalu hadir pada musim-musim berikutnya
Daun Karet Mengering |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar