Minggu, 07 Februari 2016

Masih terbayang di dalam lamunan hal-hal yang terjadi dua hari belakangan ini, ketika saya menerima kunjungan silaturrahim teman-teman semasa sekolah dulu. Terasa sampai sekarang rasa kegembiraan kami bisa bersama dalam dua hari itu setelah 43 tahun berlalu tanpa perjumpaan sama sekali.

Semalaman kami ngobrol tentang pengalaman kami masing-masing, tentang anak-anak kami dan beberapa tentang karier mereka. Salut sungguh salut mereka adalah golongan orang-orang sukses baik dalam pendidikan maupun karier mereka. Mereka berpendidikan sarjana, S1 sampai S3. Ada yang masih aktif sebagai dosen di Universitas Islam Antasari Banjarmasin, ada teman yang sudah memiliki yayasan  pendidikan dari Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi di Balik Papan. Sebagian dari mereka pensiun dalam jabatan terakhir sebagai pengawas dan kepala sekolah. Sebagian sebagai wiraswastawan dan memiliki beberapa pegawai. Hebatnya tiga orang dari empat belas teman  pernah menjadi single parent di usia muda setelah para suami almarhum, mereka bisa bertahan bahkan bisa mengelola usaha sampai saat ini.
Walaupun bisa dikatakan sukses dalam ukuran siapa kita dulu, dalam penampilan mereka tetap sederhana, saya sangat menyukai kebersahajaan mereka.

Pembaca rasanya pilu di dada saya saat ini mengenang segala tawa dan cerita kami tentang masa-masa di sekolah dulu apalagi kami tinggal di asrama. Kami saling menyebut nama kamar-kamar yang kami tempati dulu. Kamar itu mengambil nama kota-kota zaman kebesaran Islam Di Eropa Timur. Kami tebak-tebakan di kamar mana dulu tinggal. Tentu saja kami lebih banyak ingat nama kamar sendiri. Kamar saya saat kelas awal masuk adalah Cordova. Kamar besar seperti sal di rumah sakit diisi dua belas dipan langsung almari kecil dan loker. Kamar ini ada di urutan kedua setelah Galisia, selanjutnya disusul ruang Sevilla lalu Andalusia. Hanya satu teman yang datang ini pernah satu kamar bahkan sampai kami naik peringkat menjadi anggota perwakilan siswa kami pindah ke kamar istimewa yaitu Ruang Elvira. wow indahnya kenangan itu kami saling bersaing menghabiskan waktu untuk belajar dan belajar. Rasanya tidak terima melihat teman lebih rajin dari kita apalagi jika mau ulangan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar