Minggu, 11 Oktober 2015

Bukan Mimpi Indah

Mimpi semalam adalah mimpi buruk, tetapi mimpi itu telah menumpahkan sumpah serapah yang terpendam. Bagaimana saya bisa mengucapkan itu walaupun sebenarnya kenyataan memang demikian. Baru sekarang saya sadari semalam adalah ulang tahun pernikahan saya. Saya tak ingin menghitung yang keberapa.

Semua kenangan itu sudah basi, pernikahan itu sudah mengubur kegembiraan saya. Hm jika kalimat ini terbaca, saya tidak tahu bagaimana. Mungkin kemarahan, kecewa atau yang lainnya. Tetapi kapan saya bisa merdeka kalau bukan dengan cara ini. Saya tidak suka bertengkar, saya tidak bisa bicara lagi tentang apa saja. Sedangkan hati saya masih perlu merasa. Belum putus harap untuk menikmati kehidupan yang sebenarnya.

Saya percaya hari depan masih ada, ini bukan akhir dari segalanya. Tuhan sudah mengurus persoalan saya demikian rupa seperti apa yang pernah saya minta setiap malam. Perubahan. Satu perubahan besar memang telah terjadi, namun perubahan itu tak menyentuh urusan tanggung jawab. Dan saya malu berdoa untuk hal ini. Saya ingin melihat tumbuhnya rasa itu dari naluri seorang pemimpin. Saya benci melihat pemimpin yang tidak mau berkeringat sementara ia melihat keringat itu menetes dari kening orang lain.
Ah sudahlah, maafkan saya. Mimpi semalam seharusnyya sebuah mimpi indah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar