Kamis, 25 Juni 2015

Ujian yang Tak Selesai

Mengapa hampir setiap berhadapan selalu ada kalimat sumbang yang harus saya dengarkan. Kenapa setiap waktu selalu ada pertentangan walau untuk hal yang kecil. Apakah saya terlalu sombong jika menganggap kemenangannya di setiap pertentangan itu sebagai kemenangan konyol karena dalam masalah besar ia tidak pernah berani menjadi pemenang. Dan hanya di hadapan saya ia bisa menjadi pemenang karena saya tidak mau berselisih hanya untuk hal sepele.

Terkadang saya merasa hari demi hari saya semakin membenci. Membenci setiap kali meja makan menjadi arena perang dingin.Membenci setiap benda kecil yang menjadi pemicunya.
Saya menjadi pembenci? Membenci setiap hal kecil yang menjadi permasalahan jika saya melakukannya, sementara saya sudah terlalu letih dengan hal besar yang seharusnya tidak saya kerjakan. Dia tidak pernah berpikir tentang itu padahal sudah sangat lama saya menunggu dia bisa melakukannya setelah itu.

Sekarang seharusnya ia tahu bagaimana keadaan saya.
Ah tetapi sudahlah, saya belum lelah untuk meminta agar Tuhan selalu memberi saya keikhlasan dan kesabaran sehingga saya bisa menerima keadaan ini sampai kapanpun.
Karena tidak ada kesepakatan apapun yang bisa diterima sekalipun itu sangat adil.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar