Minggu, 04 September 2016

Renungan untuk Orang Tua

Selamat pagi.
Fajar memang belum menyingsing dan udara belum berkabut tetapi ini malam sudah lewat dinihari. Malam sudah habis dan terlewati oleh kesia-siaan karena saya tidak bisa memicingkan mata. Berbagai macam berita sudah saya habiskan sampai timbul rasa jenuh mau baca apalagi. Barangkali benar ya bahwa pada usia lanjut orang akan sering mengalami susah tidur, susah mengingat, susah berpikir. Ya kalau memang sudah begitu mau apa. Bukankah ini semua menjadi bagian dari proses lanjutan dari keadaan sebelumnya dan selanjutnya lagi juga ada lanjutannya, begitu seterusnya.
Berbagai nikmat dan karunia sudah sangat cukup mengisi kehidupan saya dibandingkan sebagian orang. Kesenangan, kesehatan, dan kebebasan. Sebagai mantan Pegawai negeri kesenangan saya bukan soal kekayaan tetapi lebih dari itu, kehidupan saya penuh semangat.

Ada bagian yang hilang dari hidup saya tetapi saya tidak harus menyesali karena kenikmatan ini lebih besar dari kehilangan itu. Terkadang sudah terbesit dalam pikiran apakah belasan sampai puluhan tahun kedepan saya masih bisa merasakan kenikmatan lagi, ketika ketergantungan saya kepada orang lain tidak bisa dihindari lagi? Ada dua hal yang pasti saya hadapi ketika ketergantungan itu nanti menjadi kenyataan yaitu keterpaksaan atau ketulus-ikhlasan. Dan saya akan mendapat salah satunya.

Semoga saya mendapatkan yang baik dari yang kurang baik, seperti yang saya ingin lakukan saat ini mengasihi ibu yang sudah renta dan merepotkan tanpa merasa repot dan merasa terpaksa. Saya nanti juga akan menjadi seperti itu, merepotkan, bawel dan seperti anak kecil yang manja.

Kehidupan manusia menyerupai siklus yang dimulai dari satu titik beredar dan kembali ke titik yang sama, anak-anak.. Tepatnya ketika manusia sudah renta sifat kanak-kanak  muncul. Karena itu mereka membutuhkan perhatian dan kasih sayang bukan meminggirkan kepentingannya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar