Kamis, 28 Oktober 2010

Mbah Marijan telah Pergi

Selamat jalan Lelaki perkasa penjaga Gunung Merapi, semoga engkau mendapatkan tempat yang sesuai dengan amal dan ketulusanmu menjalani tugas sebagai juru kunci Gunung Merapi.

Masih saya ingat setengah jam bersama lelaki sepuh ini awal Juli lalu saat kami mengunjungi situs Kaliadem, Kaligendo dan sekitarnya dan singgah di kediaman penjaga Merapi ini. Mbah Marijan, sangat ramah menemui kami yang hanya berdua saja.Berbagai cerita menarik tak ada putusnya diselingi senyum dan tawanya yang menyenangkan. Kerutan wajahnya tampak mengumpul saat dia tertawa sambil sesekali menutup sedikit mulutnya dengan dua jarinya.

Saat saya tanyakan bagaimana rasanya menjadi orang terkenal, ia hanya menjawab bahwa yang menganggap ia terkenal hanya pembawa berita saja,ia mengaku bahwa dirinya hanya orang bodoh yang ilmunya tidak sampai lutut. Saat mengatakan itu ia perlihatkan lutut dengan sedikit mengangkat kaki kanannya dan menunjuk tumit dan lututnya. Lalu saya tanyakan apakah rahasia kesaktiannya . ia tertawa tenang. Garis-garis matanya tampak menyipitkan kedua matanya. Ketika kami menjawab pertanyaannya bahwa kami dari Bali, ia tampak senang, ia katakan bersyukur kami bisa bertemu karena tidak semua orang yang mencarinya bisa ketemu.

Percakapan itu mengasyikkan karena Mbah Marijan memiliki selera humor yang tinggi dan bisa membuat kami senang.
Berkali-kali ia menawarkan suguhan keringan yang dijajarkan di meja.Saya memakannya, snak berbentuk cincin dengan rasa sedikit asin. Saat saya mengamati snak itu ia memperhatikan. Saya jadi menyesal mungkin ia mengira saya tidak senang , ia minta maaf karena hanya bisa menyuguhkan itu. Yah itulah setengah jam bersamanya. Kini ia telah pergi, bayang-bayang wajah lelaki tua di kaki Merapi yang ramah itu terus mengikuti saat saya tahu ia sudah tidak ada lagi. Kepergiannya seperti meninggalkan legenda Kinahrejo di kaki Merapi.

Selamat jalan Mbah Marijan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar