Sabtu, 12 November 2016

Hujan Malam Minggu


Irama hujan membawa suasana damai malam minggu ini. Malam yang sepi diisi suara tetesan air yang jatuh di kolam dan dedaunan. Daun palem beregu basah berkilat  digoyang angin, tampak dari balik tirai jendela kaca. Sementara gemuruh guruh bersahutan dan  mereda di kejauhan.
Dalam suasana begini saya tidak bisa membedakan antara saya pada masa kecil dan saya yang sekarang. Ada penginderaan yang sama ketika saya mendengar suara hujan, suara guruh dan suara lainnya. Juga ada rasa yang sama ketika sunyi dan damai menjadi teman satu-satunya. Seperti itukah ketidakberbedaan yang abadi pada indera perasaan ketika bersatu dengan  alam? Mungkin saja ini hanya menurut saya, Tetapi seandainya ketika rasa sedang bergelut dengan kemarahan, lalu hujan turun dalam hening seperti ini apakah ia bisa mendamaikan suasana?
Semoga musim hujan ini akan sampai juga pada akhir bulan supaya bisa meredam bangsa yang sedang berlomba  kemarahan ini.

Jika hujan bisa menghapus panas satu tahun, saya berharap hujan dan guruh bisa menegur mereka untuk berhenti berteriak dan memaksa mereka merunduk, merenungi kata hati yang mana yang mereka ikuti.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar