Rabu, 20 Agustus 2014

Segalanya Tak akan Berakhir

Segalanya seperti sulit untuk berakhir. Kesunyian yang panjang dalam  penantian juga tidak bisa berhenti. Sementara harapan sudah menjadi semu oleh banyaknya waktu yang berlalu.

Saya sudah sangat tua untuk berpikir tentang hidup dengan penuh kasih sayang. Saya juga meragukan pikiran saya bahwa saya pernah bahagia, karena saya tidak pernah bertemu dengan apa yang dinamakan kasih sayang. Kehidupan saya hanya seperti menunaikan kewajiban saja, tanpa memikirkan kualitas hidup itu sendiri. Dan apabila sekarang saya merasa terlambat untuk memperbaikinya, itu karena saya masih meragukan keberhasilannya.

 Pagi di Gunung Batur 2014


Tidak pernah terbayangkan jika yang saya lalui hanyalah waktu yang dipenuhi oleh kesia-siaan. Hidup saya yang sebenarnya adalah masa kecil saya, masa remaja saya. Perkawinan menjadi perantara dua dunia yang sangat jauh berbeda.
Jembatan hati saya putus perlahan menjadi kepingan yang terserak di mana-mana. Jika saya berhasil menyusun kembali satu demi satu kepingan itu,  ia tak bisa lagi menjadi jembatan yang kuat untuk dilewati.

Karena itu kaki saya harus lebih kuat untuk menggapai apa yang masih tersisa di ujung sana.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar