Jumat, 20 September 2024

 





                                                           Keluarga Papaya namanya Carica 
Ini buah khas Dataran Tiggi Dieng, biasa diolah untuk manisan dan minuman 



Pujangga Indonesia Amir Hamzah pernah mengungkapkan dalam puisinya bahwa " Sunyi itu duka  suinyi itu kudus sunyi itu lupa sunyi itu lampus" Anehnya para kritikus tidak mengerti makna yang pasti untuk puisi ini. Ya tidak ada yang salah tentang itu karena seperti pepatah dalamnya laut dapat diduga dalamnya hati siapa tahu. Begitu pula tentang sunyi, ia menjadi misteri setiap orang.

Dan sekarang masih adakah manusia yang masih bisa merenung tentang makna sunyi.Tak ada seorangpun yang mau mengakui kesunyian. Manusia sekarang menyoal perasaan sering munafik. Apalagi mengakui sedang kesunyian, hampir tidak ada walaupun secara manusiawi itu hal biasa. Kita lihat banyaknya kasus bunuh diri, memakai narkoba, datang ke kafe-kafe, menenggak alkohol, suntuk di gawai, membentuk komunitas maber, nobar, olgaber dll adalah bukti bahwa mereka sedang bermunafik dari rasa sepi, walau tidak semuanya.
              
Sunyi itu duka
Sunyi iyu kudus
Sunyiitu lupa
Sunyi itu lampus

Pujangga Amir Hamzah jujur mengatakan bahwa rasa kesunyian itu sebenarnya adalah kesedihan yang mendalam seperti orang yang ditinggal oleh orang yang dicintai untuk selamanya. Duka. Namun ketika kita mampu menerima kesepian dan kesunyian maka duka itu terasa kudus, murni sebagai takdir Ilahi yang dengan nikmat bisa kita terima. 
Tetapi kemunafikanlah yang membuat manusia lupa dan memanipulasi perasaannya sehingga pada akhirnya kesunyian itu membunuhnya.

Begitulah sunyi.

   
                                                           Telaga Menjer Dieng Wonosobo

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar