Jam dua belas siang tiga puluh Juni kami meninggalkan Bengkulu dengan Travel Innova no BD 1093 AF metalik susu. Perjalanan sedikit lambat karena kendaraan mengganti kampas rem di pinggiran kota Bengkulu.
Ternyata jalan Bengkulu Lampung juga rusak sehingga kendaraan bergoyang terus. Medan mulai berat memasuki kabupaten Seluma, dan Manna Bengkulu Selatan serta kabupaten Bintuhan.Tetapi pemandangan masih ramah dengan banyaknya desa tempat pemukiman. Jalan terus meliku dan naik turun di antara kebun sawit dan karet. Sepanjang perjalanan banyak penjual durian bahkan beberapa kali bertemu dengan perempuan2 menggendong bakul berisi durian.
Menjelang provinsi Lampung medan bertambah berat dengan semakin rusaknya jalan, jalan terus mendaki penuh dengan tikungan tajam. Pantai barat Bengkulu yang indah tertinggal dalam keremangan, hutan sawit dan karet berganti dengan hutan liar dan belukar. Inilah hutan Sumatera dalam bayangan saya. Ternyata yang kami lewati adalah Taman Nasional Kerinci Seblat.Pohon-pohon besar menjulang di antara pohon-pohon kayu yang berjajar rapat. Jalan tertutup rimbun pada bagian teras karena pohon-pohon di kiri kanan jalan menyatu pucuk-pucuknya. Menyeramkan seandainya berkendara sendiri di hutan ini. Jalan di tengah hutan ini menyerupai lorong gelap beralas tanah serta bergelombang. Satunya tanda kehidupan adalah sorot lampu mobil menyembul dari tikungan dan suara klakson.
Selanjutnya....
Pantai lampung hanya samar-samar di sebelah kanan jauh di bawah dan sebelah kiri jurang-jurang dan lembah gelap menganga. Beberapa kali kendaraan terpontang panting karena lubang-lubang yang dalam, begitu juga kendaraan besar seperti bus dan truk tambah sengsara merayap terengah-engah. Silap mata tamatlah riwayat mereka.
Terakhir adalah kabupaten Tanggamus. Jalanan mendaki mulai berkurang dan hutan berganti dengan perbukitan kosong dan lembah serta tebing-tebing kapur berwarna kemerahan.
Jam dua pagi kami sampai di Kota kabupaten Pring Sewu. Di depan pendopo kabupaten tiga orang kerabat sudah menunggu. Mereka adalah tiga bersaudara putra keluarga transmigran asal Jawa Timur yang sudah menetap di kota ini sejak tahun 1955.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar