Kami berjabat tangan jam lima sore, Dua wanita tua itu mengusap matanya. Seperti mimpi saja kami tidak saling mengenal hanya berbekal alamat dan cerita orang-orang tua akhirnya kami bertemu..Menyenangkan dan membahagiakan mereka.
Keadaan kampung Sukoharjo kecamatan dan kabupaten Pring Sewu Lampung selatan tengah, lima puluh kilometer dari ibu kota Bandar Lampung tidk seperti desa-desa transmigran yang saya bayangkan. Desa ini sama dengan desa-desa di pulau jawa. Rumah-rumah sederhana permanen terbuat dari bata dengan halaman yang cukup luas dipenuhi tanaman pangan seperti buah, kopi, cengkeh,akadan rempah-rempah untuk kebutuhan sendiri.
Saya sangat menkmati suasana akrab di sini,makan menu sederhana namun istimewa karena mereka menyajikan masakan ayam hanya bagian dagingnya saja.
Siang hari kami duduk di dapur luas di balai-balai bambu besar sambil ngobrol.Mereka menawari kopi, dengan senang hati saya menyetujui dan saya bergegas menuju tungku yang terbuat dari tanah yang masih ada bara api sisa masak.Tetapi dengan cepat bibi tua itu menghentikan saya dan mengambil daun kelapa kering lalu memasukkan ke tungku dan meniupnya.
Sambil menunggu kopi saya melihat-lihat kebun sekitar rumah.Mereka membuat pembibitan kelapa sawit yang disemaikan dalam polybag-polybag kecil yang dijajar rapi. Pohon kelapa menaungi tanaman cokelat dan kopi. Juga ada pohon apokat, jambu, mangga dan jeruk serta umbi-umbian dan tanaman rimpang.
Saya merasa nyaman seperti ini, kami minum kopi sambil cerita dn makan tempe goreng yang enak dalam lidah saya.
Sayang hari cepat sore dan kami akan segera melanjutkan perjalanan ke Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar