Pertama saya rasakan ada getaran kecil naik turun. Saya bergegas keluar tetapi diam-diam karena masih ragu apakah ini gempa. Beberapa detik kemudian murid-murid behamburan keluar kelas sambil menjerit-jerit.
Guncangan terasa semakin keras bergoyang ke barat dan ke timur. Cukup lama juga. Saya berdiri di antara bangunan kelas dan kantin.Tak henti-hentinya berdoa sambil memandangi bangunan dan benda-benda bergoyang dengan keras.
Sesaat setelah guncangan reda saya khawatir adanya tsunami. Saya mengambil handphone
ingin mengetahui keadaan teman, namun saya urungkan.
Biarlah masing-masing dengan kepanikan sendiri.
Akhirnya saya menelpon keluarga di Jawa mengabarkan gempa hati ini.
Dan sorenya, saat jam istirahat gempa terasa lagi.Anak-anak berhamburan pula sambil tertawa-tawa seolah-olah menertawakan ketakutan mereka sendiri karena. Gempa sore tidak terlalu besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar