Selamat pagi dari Tamansari. Pagi ini cuaca tidak terlalu baik karena langit diselimuti awan . Suhu udara dingin sehingga saya perlu menghangatkan diri dengan secangkir susu coklat panas. Hanya ada buah apukat sebagai teman minum. Buah itu jatuh karena sudah masak di pohonnya. Buah itu saya tanam lebih dari lima belas tahun lalu. Jenis apukat mentega dengan bentuk lonceng dan ukurannya besar.
Walaupun dimakan pagi hari tetap enak karena sangat gurih dan ada rasa manisnya. Dagingnya legit tidak berair.
Pembaca, di manakah ada orang tidak bermasalah. Sebenarnya saya juga sedang memiliki masalah. Masalah akut yang tak berkesudahan, tidak tahu sampai kapan ia akan tuntas.
Masalah orang lain yang tidak bisa saya abaikan karena menyangkut masa depan tiga kanak-kanak.
Terkadang saya merasa ada tekanan yang berat menindih pikiran saya walaupun selalu saya ikhlaskan semuanya. Bukankah rasa ikhlas dan tabah itu mampu meringankan penderitaan. Sejak awal ujian ini sudah terasa berat, ibarat satu dari tanaman yang saya rawat dijangkiti virus. Dan virus itu sudah menyebar ke seluruh bagian dari pohon itu.
Angin sudah membawa virus itu ke hadapan saya. Ketahanan diri saya sudah maksimal, sudah sampai pada garis finish. Saya mulai merasakan tidak sehat rohani jasmani. Hanya satu yang masih saya yakini bahwa kesabaran tidak ada batasnya.
Saya juga meyakini Tuhan masih menguji saya dengan ragam pemberian-Nya. Saya sudah dikaruniai-Nya dua pohon lain yang tumbuh sempurna dan membanggakan maka tidak ada alasan bagi saya untuk menyesali satu pohon yang rusak.
Saya ingin menjadi orang yang selalu bahagia mengakhiri masa-masa hidup saya.
Saya ingin pindah tetapi meninggalkan banyaknya kenangan di rumah ini masih cukup berat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar