seperti Anda kita sepakat hiruk-pikuk berita tentang situasi negeri tercinta ini membuat
Kita ikut capai mengikutinya. Seperti makan sambal, panas dan pedas serta mulas tetapi kita tetap memakannya. Begitu juga kita, berita-berita kisruh di lingkaran pemerintahan dan lembaga hukum di negeri ini tak ada habisnya.
Sebenarnya sejak awal proses pembentukan pemerintahan periode ini sudah dipenuhi intrik dan permainan kotor. Ditambah dengan idealisme tentang seorang pemimpin yang merakyat yang menafikan kewibawaan dan keberanian yang harus dimiliki seorang pemimpin.
Dan sekarang seratus hari kemenangan, euforia kegembiraan belum usai, suasana sudaj berubah demikian drastis. Hampir semua penggerak roda pemerintahan tidak bisa bekerja sesuai dengan perannya.
Jargon, rakyat di belakang Anda, atau Para pembantu Anda yang akan bekerja, dan Anda tinggal memerintah para menteri dsb., tidak ada gunanya sekarang. Semua hanya kata-kata kosong. Yang terjadi malah sebaliknya, rakyat tak berdaya dan bisanya cuma kecewa, para pembantu kerjanya salah melulu dan pemimpin tak bisa memberi perintah melainkan diperintah. Apa yang salah? Yang salah adalah salah cara, salah pilih pemimpin dan salah pembantu.
Sebaik apapun seorang pemimpin akan sulit mencapai keberhasilan apabila tidak mempunyai kewibawaan.
Tetapi masih perlu kita berharap pelajaran seratus hari akan menjadikan mereka bisa bijak dan berwibawa dan kemudian keberhasilan di tangan mereka.
Kolam dekat Stasiun Kota Tua |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar