Secangkir kopi telah habis di teras tadi pagi, ketika awan mendung masih menutupi langit dan burung-burung tak memperdengarkan suaranya. Si kecil Bintang baru saja mengucapkan "bye" dan sepi kembali menyelinap diam-diam.
Sejak semula saya sudah menduga bahwa pertalian ini rapuh, pertalian ini penuh sambungan. Satu dengan yang lain terikat oleh kepentingan yang sama, saling membangun eksistensi.
Di satu sisi pertalian itu menghasilkan kekuatan tetapi di sisi lain sambungan itu menyakitkan ketika gaya tarik dua ujungnya tak seimbang.
Pembaca, semua orang tentu sepakat bahwa hidup adalah dinamika. Ada pergerakan yang terjadi sepanjang waktu yang terkadang tidak mudah dan berat untuk dilanjutkan. Tetapi menyerah bukanlah pilihan karena sekali kita menyerah akan ada penyerahan-penyerahan yang lain.
Begitu juga, hidup adalah permainan sejumlah perasaan yang hanya bisa dibaca oleh mata dan bibir. Keduanya tidak bisa berbohong. Senyum dan tangis adalah refleksi kebahagiaan dan kesedihan dalam hidup. Permainan terjadi oleh adanya timbal balik dan saling-silang antara beberapa unsur yang tidak selamanya dalam kombinasi yang sama. Kita hanya akan bisa bertahan di dalamnya apabila kita berpengalaman dalam memainkannya.
Kemenangan dan kekalahan tidak lebih baik daripada ketahanan. Karena keduanya adalah hasil sesaat yang sering tidak relevan dengan hidup ke depan. Sedangkan ketahanan bisa menjadi kekuatan untuk pertarungan selanjutnya. Okay!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar