Selamat datang di blog saya. Saya senang Anda bergabung dengan saya, melihat pengalaman saya dalam gambar dan membaca tulisan saya. Beberapa cerita fiksi yang saya tulis terinspirasi oleh pengalaman teman-teman dan orang lain.Saya berharap ada komentar dan saran dari Anda. Tks untuk semuanya.
Minggu, 27 November 2011
Tak Sepadan
Perlahan-lahan ter-eja dalam ingatan, sepotong puisi :
Aku kira
beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara
serupa Ahasveros dikutuk disumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
tak satu jua pintu terbuka
Jadi, baik kita padami unggun api ini
karena kau tak kan apa-apa
Sedang aku terpanggang tinggal rangka
Tak sepadan, puisi ini berulang-ulang menggema di dalam memori saya. Menguatkan jiwa serta mempertegas batas antara khayalan dan kenyataan yang saya lihat. Hanya pikiran gila yang berlebihan saja yang menyadap puisi ini sebagai tameng untuk menutup kegalauan.
Namun nyatanya ....kini terjadi bahwa kata-kata penyair ini telah menguatkan dan menyingkirkan rasa kecewa berkepanjangan.
Bahwa ada orang lain, bahkan mungkin jutaan orang lain punya pengalaman yang sama dan mengambil sikap yang sama, adalah wajar. ya, pengalaman memang bersifat universal.
Sedangkan pengambilan keputusan adalah kemandirian. Tidak ada campur tangan orang lain yang bisa menghasilkan keputusan tepat bagi seseorang.
Ouuu saya ngelantur.
Intinya prinsip yang termuat dalam puisi di atas ada baiknya ketika seseorang berada dalam posisi seperti penyairnya, Chairil Anwar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar