Selasa, 06 Maret 2012

Merenungi Kekalahan di Pantai Klayar


Masih berapa lama lagikah saya bisa melihat pantai. Tempat yang terus menggelorakan semangat kehidupan. Memberi kebebasan dan kemerdekaan bagi setiap orang yang terbelenggu kebosanan.
Seandainya saya hidup di negeri yang tak berpantai, kemanakah saya mendapatkan kebebasan saya?

Keindahan pemandangan pantai sangat sempurna ketika berdekatan dengan tebing karang. Perpaduan dua kekuatan yang selalu beradu mencari jati diri sebagai makhluk Tuhan.
Pada akhirnya tebing karang akan menyerah kepada ombak. Membiarkan badannya tercabik dan merana.
Kerasnya batu dan lembutnya air tidak menjadi ukuran kekuatan alam. Sifat statis batu karang sebagai penyebab kekalahannya melawan air yang bergerak dengan dinamikanya yang tinggi.

Tetapi itulah kodrat. Di balik kekalahan batu karang tersimpan satu anugerah yaitu keindahannya yang dikagumi manusia.

Dan bisakah saya belajar kepada alam untuk menerima kekalahan sebagai kodrat dengan
ikhlas? Lalu keikhlasan itu menjadikan hidup saya menjadi indah?

Hmmm......

Minggu, 04 Maret 2012

Menghabiskan Minggu Bersama di Pantai



Minggu sore ngumpul dengan sodara lalu menghabiskan waktu jalan-jalan ke pantai, main bola dan joging. Bermain dengan ombak, nyeberang muara, mencari kerang dan makan bakso.
Senang bisa tertawa, ngobrol dan masak bersama.
Kami juga menyusun acara liburan pada hari raya Nyepi.
sayang anak-anak saya jarang bisa mengikuti acara santai begini. Bahkan Nyepi nanti masing-masing selalu punya acara sendiri.

Sabtu, 03 Maret 2012

Keajaiban Tangga

Beberapa menit lalu seorang kawan mengupdate statusnya, bahwa ada dua berteman ngrumpi dekat pagar tembok yang tinggi. Si A berkata pada si B." kamu pasti bisa lompati pagar ini." trus Si B menjawab "G mungkin." Si A meyakinkan " Bisa!" sambil berlalu. Sepeninggal Si A Si B terus merenungi kata temannya itu. Tahu-tahu ia sudah melompati pagar.

Trus saya komentari, " Saya suka semangat seperti itu Bung!" Kawan saya membalas,
" keajaiban memang bisa terjadi, misalnya di situ ada tangga." Spontan saya tertawa dan komentar lagi, " Sebesar apa tangga itu kok tadi g dilihat?" Apa jawabnya, ia menjawab serius " Tangga itu semacam keyakinan, artinya ada kemauan ada jalan." tetapi cepat di sambung " Asal jangan punya tetangga saja ha ha ha." Kali ini saya benar-benar ha...ha..ha sambil menutup mulut takut dikira kuntilanak ketawa dinihari, dan saya sambung lagi " Bisa digebuki orang."

Akhirnya kebekuan malam ini menjadi cair. Tuhan itu baik selalu memberi yang terbaik pada saat saya membutuhkan. Tertawa.

Kemana Harus Berlari

Kemana harus berlari mengejar matahari, sedang hari ini tak sedikit pun ia menampakkan cahaya. Mendung menutup dan gerimis menghalangi sehingga ia tidak bisa memberi cahaya kepada bunga.
Kesuraman menjalari waktu, sangat sulit mendapatkan hiburan walau semua kehendak terpenuhi. Tiga mata pisau palet dan kanvas yang saya kira bisa segera menyemangati jiwa ternyata hanya bisa sementara saja. Hari yang panjang dalam hujan ini mengendurkan kembali semangat itu.

Ngobrol di tempat kerja, dengan keluarga dan percakapan di Yaho Messenger serta facebook juga tidak banyak menghibur. Suasana sudah terlalu jenuh dikuasai oleh pikiran-pikiran yang tidak jelas.
Kemana saya bisa bersembunyi dari kegalauan ini ya.
Hanya suara tetes hujan yang masih bisa bicara tentang kehidupan. Sedang buku-buku bacaan yang sudah siap dibaca pun hanya saya lihat dan lihat lagi judulnya. Walau begitu tidak boleh ada kata putus asa. Esok apabila matahari bersinar pasti semangat akan muncul lagi.

Jumat, 02 Maret 2012

Hujan di Sabtu Pagi

Hujan ini pasti membangunkan siapa saja untuk menarik selimutnya, lalu memperketat pelukan bantal gulingnya dan meneruskan tidurnya.
Hujan ini seperti meluruhkan segala kesedihan, namun melumuri kerinduan.

Teman, sudah bangunkah Anda di sana menikmati irama hujan? Tahukah Anda bahwa di balik jarum-jarum hujan terbentuk sebuah lukisan muram tanpa inspirasi?
Tahukah Anda hujan sudah memotong waktu tanpa terbit matahari? Tanpa solidaritas?
Dan tak bisa lagi menarik selimut Anda?

Namun begitulah,
Kadang-kadang manusia menjadi begitu egois untuk memanipulasi hujan. Dan kadang-kadang ia juga begitu egois memanipulasi perasaan.

Selamat menikmati Pagi baru, semoga hujan ini punya pesan untuk Anda.

PISA Hari Kedua

Saya datang lebih awal untuk mempersiapkan media, namun ada kabel penghubung LCD putus sehingga pembahasan pada akhirnya hanya dengan teks.
kondisi kelas hari ini lebih nyaman, bersih dan rapi dari pertemuan pertama sehingga semua lebih menyenangkan.

Beberapa soal tidak terjawab oleh siswa karena mereka belum terbiasa menganalisis soal berdasarkan penalaran. Diperlukan kesabaran menggiring logika mereka sehingga bisa menemukan asosiasi pada materi.

Hanya tiga siswa aktif dan berani menjawab di kelas saya yang berjumlah empat puluh anak. Dan hanya satu yang analisa-analisanya tepat.
Jadi tidak sulit bagi pembimbing untuk mengeliminasi dari seratus empat puluh siswa menjadi tiga puluh lima pada bulan ketiga. Selanjutnya bulan keempat pendalaman untuk kompetisi ketat di antara mereka sehingga akan terpilih kurang dari sepuluh anak.

Ternyata menghadapi siswa-siswa peringkat atas dapat membangkitkan gairah mengajar dan menantang.
Saya berharap program ini akan berjalan dan berhasil sesuai target.

Kamis, 01 Maret 2012

Tidak Ada lagi yang Terakhir


Tidak ada kesempatan yang sama untuk kedua, ketiga dst. Setiap kesempatan akan menjadi yang terakhir.

Teman saya pernah bilang dia akan menjadi orang pertama, tetapi saya berpikir saya hanya punya yang terakhir. Dan saya benar, karena saya berbicara dengan hati dan rasio.

Manusia tak pernah bisa meramalkan nasibnya walaupun bisa menyusun rencana hidupnya.
Dan sebagian orang membiarkan hidup seperti air yang mengalir tanpa rencana.
Ada benarnya juga. Namun sulit bagi saya karena perjalanan hidup itu tidak semudah air mengalir.

Kehidupan selalu punya masalah. Dan setiap orang mempunyai masalahnya sendiri untuk diselesaikannya sendiri.
Dan masalah saya adalah...saya berada di ujung perjalanan hidup. Namun saya belum bisa memerdekakan jiwa saya. Masih banyak persoalan yang lahir dari apatisme dan menyusupi ruang hidup saya selama tiga dasawarsa.

Saya perlu rileks yang sesungguhnya. Namun apa yang baru saya rasakan ?
Adalah bagian dari perjalanan jiwa saya.
Tidak ada lagi yang pertama, dan tidak akan ada lagi yang terakhir.

Biarlah ini melengkapi hidup saya serta menjadikan saya lebih kaya dengan kenangan.
Saya berharap bisa mengenang yang bisa membahagiakan hati saya dan melupakan segala yang menyakitkannya.