Catatan hari-hari panjang saya masih terus berlangsung walaupun makna peristiwa yang tercatat tidak lagi menarik. Tetapi sebenarnya setiap yang terjadi selalu bermakna seberapa pun pentingnya.
Proses kehidupan seperti sebuah alur cerita, melewati episode demi episode dalam mata rantai sebab akibat.
Dan klimaksnya tidak selalu terjadi satu kali. Sebagaimana hidup, konflikasi yang terjadi secara berulang akan menampilkan klimaks berulang pula.
Hidup tidak berakhir dalam satu episode. Akan ada cerita baru sesudah yang terjadi hari ini.
Menangislah ketika harus menangis, jangan memaksa untuk tersenyum ketika sedang bermain dengan kesedihan. Karena determinisme nasib tak memaksa kita untuk menangis atau tersenyum.
Sobat, saya pernah membandingkan peran hidup saya dengan orang lain. Saya merasa nasib saya paling buruk, paling kecewa, paling marah, paling tertindas, paling dendam, paling teraniaya.
Namun waktu telah merubah keadaan itu secara perlahan. Pengalaman itu justru memperkuat daya tahan saya bahkan mengubah saya menjadi sangat kuat.
Pengalaman itu masih ada dalam catatan tetapi tak bisa lagi membuat saya merasa seperti yang saya rasakan pada saat itu.
Tong kayu di Museum Bahari |
Saya merasa hidup ini terlalu singkat. Saya harus mengejarnya sebelum waktu berakhir. Masih banyak yang bisa dicatat sampai tangan saya tak bergerak lagi.
Selamat petang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar