Mereview hari kemarin saat jaga pemantapan Ujian Sekolah saya terkesan dengan gaya seorang ibu guru pasangan mengawas saya di kelas saat mengingatkan anak-anak. Gayanya memerintah seperti doktrin kaku yang potensial menimbulkan reaksi negatif bagi yang mendengarnya. Saya jadi berpikir begitu jugakah dia di rumah? Kalau saya tahu dia meminta saya menjadi pasangan mengawasnya dengan sikap begitu, mungkin saya menghindar saja. Saya senang dengan suasana yang nyaman dan tanpa masalah.
Terlebih dia minta ijin ke perpustakaan untuk mengambil koran dan membacanya di kelas. Guru ini memang dulunya hanya seorang pegawai tatausaha yang beralih ke guru setelah menempuh program pendidikan kilat setaraf sarjana. Dalam minggu ini ada dua pasangan saya yang mengawas sambil membaca koran atau jalan-jalan di luar kelas setelah tanda tangan kehadiran di kelas. Lalu dua kali pasangan lainnya yang ijin sarapan di kantin.
Koleksi Museum Wayang |
Waktu menyelesaikan soal untuk anak-anak masih lama, tetapi ada pengawas seolah mendesak mereka agar cepat selesai. Dan benar, setengan jam sebelum bel tanda selesai berbunyi kami sudah keluar.
Selanjutnya kami break sambil ngobrol di bawah kerindangan pohon ketapang di halaman ruang guru. Menikmati sejuknya angin di hari yang gerah. Obrolan di halaman memang beda dengan obrolan di ruang guru. Sesuai dengan lokasinya, obrolan kami banyak tentang hal-hal di luar kerjaan, terkadang menggembirakan terkadang serius bahkan kadang juga mengejutkan.
Beginilah enaknya menjadi guru, sesekali kita punya kehormatan di depan kelas dan sesekali kita menjadi manusia bebas penuh canda dan cerita di luar tugas sebagai penggembira.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar