Kami ngobrol sambil membicarakan perjalan pada libur galungan ini. Sayang kami tidak sepakat karena masing-masing terlanjur beli tiket penerbangan ke jurusan berbeda.
Saya sedikit menyesal jika tiba-tiba ada rencana pendakian ke Gunung Semeru. Terlambat. Tetapi tidak mengapa juga karena masih ada kesempatan lain jika saya masih mampu. Kabarnya pendakian Semeru kesulitannya adalah terjal dengan medan batuan kerikil dan pasir. Tetapi trackingnya lebih pendek katanya.
Rencana ke Ijen bulan Desember kemungkinan batal karena anak saya yang ingin ke sana harus berangkat ke Jepang akhir bulan ini, untuk penelitian dan training tentang pengelolaan energi panas bumi, selama enam bulan.
Begitulah, rencana ada pada manusia tetapi ketentuan ada di tangan Yang Kuasa. Ahaha muluk amat kata-kata saya. Biarlah yang saya bisa hanya berkata-kata muluk, kenyataan saya dilihat orang sebagai Booby.
wah malam-malam begini, enak kayaknya kita makan gulai kambingnya bu. bagaiman kabar, lama tidak bersua dan mengudara, blognya banyak kemajuan, terutama tulisannya
BalasHapusKabar baik Bung Turmuzi, barusan saya lihat komentar Anda. Makasih ya. Soal kemajuan saya kira tidak juga ya, kurang semangat. Saya baru baca tulisan 'Ayo Semangat' Anda tadi siang. Sangat setuju.
Hapus