Selasa, 21 Desember 2010

16 Desember di kaki merapi




Ada yang tertinggal untuk saya catat,enam belas Desember ketika memasuki kawasan Merapi di ujung Kalikuning. Melewati jembatan panjang yang gundul tanpa pagar bekas dihantam aliran lahar dingin. Kali yang dulu lebar dan dalam ini menjadi sangat dangkal dipenuhi pasir. Masih ada mobil trailer di sana untuk mengeruk pasir. juga truk penambang pasir.
Saya berpikir ini memang dahsyat tetapi di luar sungai tidak ada tanda-tanda kerusakan. Pohon-pohonan dan rumah masih normal. Baru beberapa kilometer dari sana mulai kelihatan pepohonan yang sebagian kering dan rusak, kebun dan semak serta rumpun bambu dan pohon kelapa terkulai kering daunnya.
Semakin mendaki kerusakan semakin tampak jelas.
Saya mencari situs pos Taman Nasional Kalikuning yang saya kunjungi enam bulan lalu, tetapi tidak menemukan tanda apa pun selain pepohonan yang kerontang merangas tanpa daun. warung, kios dan loket serta kanopi-kanopi di taman itu tidak tersisa sama sekali. Dan setelah melewati pos memasuki kawasan Merapi di hulu Sungai Kuning saya dibuat takjub oleh pemandangan di depan mata. Hutan pinus dulu itu lenyap diganti log kayu yang terpanggang tanpa cabang bergelimpangan di mana-mana menutup seluruh permukaan pasir di kawasan itu.




Sungai Kuning hilang , peta Kaki Merapi sudah berubah sama sekali dalam pandanganku. dataran baru serta bukit-bukit baru dan tebing-tebing baru yang sangat curam tampak dengan jelas dalam kegersangan luar biasa.
Matahari masih hangat pada pagi itu, namun siapa pun yang berdiri di sana tidak bisa menikmati kehangatan melihat kerusakan alam seperti itu. Sulit dilukiskan dengan kata-kata. Ketika angin bertiup tidak ada suara kecuali desis nyaring di telinga. Batang-batang pepohonan kecil menjadi kehitaman seperti terbakar dan hancur ketika saya pegang.Di sini tidak satu pun tumbuhan berdiri. Pohon-pohon yang tidak begitu besar juga roboh takluk ke tanah.

Ini pada jarak enam kilometer dari puncak Merapi. Di sini tersisa puing-puing desa yang terkubur, beberapa rumah masih tampak fondasinya.

Sementara itu puncak Merapi di latar belakang justru tampak cantik dengan asap yang mengepul tenang di bibir mungilnya. Lancip.Gunung itu seperti tersenyum tenang memandangi hasil karyanya telah menarik perhatian manusia.
Atau ia sedang puas menikmati kembali wilayah kekuasaannya yang pernah diambil alih oleh manusia.

Kehidupan benar-benar terkubur di sana. Bahkan sisa lava panas yang tersembunyi di bawah pasir masih mengepulkan asap di beberapa tempat.

Saya memandangi desa Kinahrejo di depan sana. Desa itu juga sudah tidak ada lagi. sejauh mata memandang ke utara setengah lingkaran kaki Merapi pemandangan nyaris sama. padang pasir, bukit, lembah, jurang dan tebing pasir. Sedang di bagian Selatan dan Barat pemandangan subur di kejauhan tampak jelas, juga bangunan bahkan pinggiran Yogya juga terlihat dari ketinggian karena tidak ada penghalang pandangan.
Rumah Mbah Marijan tenggelam di balik bukit pasir di ujung jalan yang tertimbun.

Tak akan ada habisnya bila ingin mengetahui detail kerusakan alam ini.

elLega fin de anno

Saya tidak tahu apa maksud tulisan Fernando dalam Consolo Mirate tetapi saya tetap tertarik karena saya tahu pasti ia menulis tentang hasil jepretannya yang selalu bagus.Saya masih penasaran untuk melihat gambar-gambarnya yang eklusif.
Ini mengawali kegiatan saya menyusur postingan terkini blog yang saya ikuti.Blog consolo enak diikuti karena ia senang berbagi lewat gambar.
Kali ini ia posting dalam bentuk deskripsi panjang berbahasa latin.Karena saya bersimpati pada hobinya sejak awal maka saya ikuti saja meskipun tidak mengerti sama sekali. Dan ia mau menjawab komentar saya lewat emailnya dan kami berdiskusi. Itu yang saya suka dan membuaf saya senang melihat blognya.

Kamis, 16 Desember 2010

melihat merapi setelah erupsi oktober november 2010

Kurang lebih jam tujuh pagi kami berangkat menuju desa Cangkringan. Di Kalikuning kami berhenti mengamati bekas kawasan wisata lembah dan sungai yang tidak ada lagi. Tgl 6 Juli lalu saya masih menikmati indahnya panorama lembah pinus dengan sungai yang membelah dua tebingnya. Di sini saya juga mendengarkan suara burung dan serangga yang bersahutan dan gemerisik daun pinus ditiup angin.
Dan masih saya ingat ketika dari kaki tebing saya memandangi derasnya air mengalir di sela-sela bebatuan.Suaranya gemericik menimbulkan rasa sedih seolah terasing dan sendiri. Tidak terasa airmata sempat menetes. Saya tahu saya merindukan ketidaksendirian.

Kini semua sudah berubah sama sekali.Semua tidak ada lagi, yang tampak adalah jurang menganga yang sangat terjal dan gundul; pohon pinus tumbang dan tercabut tanpa ranting dan dahan berserakan tumpang tindih di mana-mana sedang rumpun-rumpun bambu rebah telungkup dengan pucuk terbenam dalam pasir. Sementara tumbuhan ramping yang masih berdiri tinggal sebagai batang kerontang yang meranggas seperti saksi bisu dahsyatnya geliat Merapi.

Di Kaliadem tak ada satu pun bangunan yang tersisa. Bahkan puing-puingnya pun sudah tertutup pasir. Sebagian kecil dari rumah yang berada di ketinggian masih terlihat fondasinya. Hampir saya tidak percaya bahwa yang ada di hadapan saya sekarang adalah desa yang damai lima bulan lalu. Kini desa itu sudah terbenam dalam pasir.
Ada bau yang tidak enak di mana-mana di atas desa yang terkubur itu dan awal kehidupan disana dimulai dari binatang menjijikkan yaitu lalat besar kehijauan dan tunas poh0n pisang dan talas yang mulai menyembul dari balik pasir.Sedang rumput dan tumbuhan lainnya tidak ada/

Selasa, 14 Desember 2010

Baru delapan menit lalu

Baru delapan menit lalu consolo mirarte memposkan foto di blognya, sayang saya tidak bisa melihatnya. Ini kegiatan awal saya hari ini di yogya.melihat email, facebook setelah menghirup teh panas. Dalam tiga hari ini udara terasa dingin dan hujan turun sebentar-sebentar.

Ada tiga email yang masuk sedang kabar berita di facebook tidak ada yang berhubungan dengan saya. Tetapi senang juga membaca beberapa pesan mereka terutama pesan Mario Teguh Meskipun kadang-kadang ada yang sulit dimengerti dan seakan menggampangkan masalah yang dihadapi orang lain.

Acara hari selanjutnya adalah ke Jalan Kaliurang Km 9 untuk kunjungan keluarga dan jalan-jalan ke sekitar Lereng Merapi untuk melihat keadaan setelah letusan 26 Oktober dan November lalu.

Senin, 13 Desember 2010

Perjalanan dari Jatim ke Yogyakarta

Jam 7.30 kami bertiga meninggalkan Kota Bojonegoro menuju Yogyakarta. Perjalanan dengan bus melewati jalan yang buruk sepanjang hampir enampuluh kilometer. Namun tetap mengasyikkan melihat pemandangan alami sawah dan hutan jati serta pegunungan dan lembah yang dipenuhi oleh pohon. Ada bukit memanjang di seberang lembah yang ditumbuhi pohon jati muda sedang mengembangkan daun-daun pertamanya. Bagus sekali seperti mengabarkan tentang harapan masa depannya yang menyenangkan

Jam dua siang waktu setempat kami tiba di Yogya. Rasa lelah dalam seminggu perjalanan ini mulai terasa. Dengan padatnya acara kunjungan. upacara pernikahan, acara keluarga dsb.Ini berarti bahwa liburan semester dan Galungan kali ini sudah diisi secara maksimal.Saya bersyukur sampai detik ini kesehatan saya tetap fit.

Sabtu, 11 Desember 2010

Yah senang juga mendengarnya

Senang juga saat teman kecil menelepon menjelang siang tadi, Suara itu hampir saya lupakan tetapi saya tetap suka mendengarkan kata-kata uniknya yang tidak berubah. Ya saya suka, saya suka.

Benar, saya juga suka jika masih diingatnya .
Apapun yang mengendap dalam perasaan, saya tetap menganggap dia adalah inspirasi untuk harapan yang ada pada hari yang akan saya lewati.

Ketika sendirian rasanya saya ingin mendengar suaranya lagi. Saya jadi ingin kembali pulang untuk menanti dan berharap di antara riuhnya kicauan burung di sekitar rumah serta damainya suasana yang bisa membuat siapa pun akan merasa muda kembali. Saya rindu pulang..saya rindu kamar yang sunyi dan suara hujan yang mengurung jendela kamar saya. Dan saya mendengar suaranya di ujung sana.

Jumat, 03 Desember 2010

kabar baruku

Kecilku, saat ini aku aku berada di bus Patas menuju Surabaya.semalam seharusnya aku sudah sampai tujuan namun tertunda karena ada pelajaran yang mengesalkan ketiika kendaraanku ditabrak pengebut dan ketika kami minta keadil.an di kepolisian malah kami diperas. Aku hanya bisa mengumpat dalam hati Mampus kamu di neraka pada pengendara dan polisi itu. Sampai sekarang dadaku rasa sesak.

Kupikir-pikir Bulan November lalu beberapa sial beruntun mengikuti.

Tetapi sebenarnya awal Desember kemarin aku lega ketika akhirnya anakku itu lolos tes di ESDM, Dan dia sekarang di jakarta kami berencana ketemu nanti di Jatim . ya...peristiwa semalam membuat aku berpikir lagi untuk mawas diri kali belum waktunya aku bers.enang-senang. Yap itulah hal baru yang kukabarkan kepadamu.