Rabu, 10 Desember 2025

Perjalanan Lintas Pulau Waktu Indonesia Barat, Tengah dan Timur

 Dua puluh Lima HariPerjalanan Lintas Pulau Bali-Kalimantan-Sulawesi- Ternate Tidore- Halmahera- Ambon.

14 November kami berdua meninggalkan P Bali menuju kota Banjarmasin Kalimantan Selatan. 3  hari untuk eksplor kota Banjarmasin. Objek utama adalah jelajah kota Banjarmasin, ikon utama adalah wisata susur sungai. pasar apung dan makanan khas. Masakan khas yang populer di Banjarmasin adalah soto banjar, nasi kuning. Beda soto Banjar dg soto madura adalah rasa soto banjar yang lebih gurih oleh santan dan ada rasa rempah-rempah. Disajikan dengan ketupat yag diiris kecil2 tidak beraturan. Pertama terkesan sbg hidangan yang asal2an karena malas ngirisnya. ternyata di warung2 lain sama juga mengiris ketupat atau lontong dengan cara tidak beraturan. Sedangkan nasikuningnya disajikan dengan lauk mie kering dicampur ikan cakalang disuwir2.  lainnya tidak menemukan makanan lain yang spesial. Sama dengan makanan di daerah lain.

Wisata yang paling mengesabkan di Banjarmasin adalah pasar apung pada Sabtu sore dan Minggu pagi. 

Pasar apung ini ada di tengah kota Banjarmasin di dekat dermaga pelabuhan sungai Martapura. Mata dagangan umumnya bahan makanan seperti sayuran dan buah2an tetapi banyak juga dijual makanan jajanan tradisional seperti aneka bubur, nasi kuninh, lontong sayur. Jual beli dilakukan di dermaga terapung di pinggir sungai Martapura.


Pada minggu pagi ada pasar apung yang sangat terkenal di Banjarmasin yaitu pasar apung di desa.., satu jam perjalanan dari kota Banjarmasin. Pedagang dan pembeli sama2 duduk diperahu. Untuk transaks jual beli, pedagang mengajak pengunjung pindah ke perahunya lalu memilih dagangan apa yang mau dibeli. Perahu pengunjung dikeliliingi para pedagang untuk mendapatkan pembeli. Hampir semua pedagang di situ perempuan, ibu2 bahkan ada yang sudah nenek2. Untuk menarik minat pembeli mereka berpantun untuk kami.dengan riang gembira. yang penting kami membeli dagangannya. Nasi, lontong sayur teh, kopi, es dll. Ada juga popo mie dan kue2. Sedang ibu2 lokal membeli sayuran, bahan pokok dapur dll. Mereka juga menawarkan bantuan memvideo atau memoto kami. Sungguh dibalik keriangan itu saya menjadi terharu, berat perjuangan di tengah sungai untuk berjualan tetapi pendapatan sangat sedikit dibanding mereka yang berdagang di darat. Maka rasa syukur terasa sekali jika membandingkan diri dengan mereka, ibu2 yang perkasa.


Kami juga berwisata menyusur sungai Martapura menuju kampun Hijau dan kampung Biru. Perjalan kurang dari satu jam dari demaga KM 0 Banjarmasin. Setiap perahu memuat 14 penumpang saja. Menyusuri perkampungan tepi sungai terlihat aktifitas pagi hari masyarakat di rumah mereka yang menyatu dengan bagian tepi sungai. Ada yang sedang mandi, mencuci perabot dan bahkan berjualan BBM untuk perahu2 yang lalu lalang. Unik rumah masyarakat pesisir sungai dibangun di atas tiang2 kayu yang terendam di sungai. jadi tdk ada halaman dan taman kirai kanan belakang air yang mengalir.

Sungai masih menjadi transportasi alternatif di Banjarmasin.

Berikutnya kami menyusuri sungai ke arah yang berlawanan menuju suatu tempat hutan mangrove yang dihuni banyak monyet. Sungai makin luas dan bergabung dengan sungai Barito yang sudah mendekati pantai. Di pinggir2 Barito kapal2 besar dari luar Kalimantan, seperti Jakarta, Makasar dll bersandar. Menunjukkan daerah ini berada di sekitar pelabuhan Utama Banjarmasin.