Rabu, 05 Maret 2025

Selamat Berjumpa lagi


Tidak terasa perjalanan waktu begitu cepatnya. Kita sudah sampai pada Februari 2025. Berbagai peristiwa yang dialami  setiap jiwa menoreh lembaran hidupnya suka maupun duka. Itulah warna, semakin banyak warna semakin menarik. Seorang pelukis tidak boleh takut menggunakan warna yang tidak disukainya karena boleh jadi warna itu akan memberi nuansa berbeda. Dan dalam perbedaan itu pelajaran baru tentang warna pasti ada. 

Ah jadi bicara warna. Begini, saya tidak akan membagi semua kisah sampai tahun 2025 ini. Sesungguhnya banyak kisah bisa diungkapkan namun...cukuplah sepert kata bijak Bapak Soeharto, presiden kedua RI, "Mikul nduwur mendem jero" artinya junjung tinggi hal baik dan kubur dalam-dalam hal yang buruk. Jadi itulah alasan saya hanya ingin memperlihatkan warna yang indah bagi Anda. Biarlah warna air mata untuk saya saja. Singkat cerita :

Berikut adalah cerita tentang G Ungaran tahun lalu yang tertinggal. Masih melanjutkan perjalanan di Jawa Tengah, dari Dieng kami langsung menuju Kabupaten Ungaran dengan Bus. Niat kami mendaki G Ungaran yang sudah lama diimpikan pada akhirnya kesampaian.

Prinsipnya perjalanan itu menyenangkan walau sangat melelahkan karena treking menanjak berbatu dan akar pepohonan sepanjang perlananan














Itulah cerita tentang mendaki G Ungaran-Jawa Tengah dari Base Camp Perantunan



                                                          




                                                     
                                                                       








Selasa, 24 September 2024

Perubahan

Sore tiba-tiba mendung pekat di ujung selatan kota disertai angin menderu meluruhkan dedaunan. Beberapa menit kemudian hujan. Bersyukur untuk mereka para penanam padi yang sudah demikian rupa menunggu sawah ladang yang kering kerontang dan menela. Rekahan-rekahan tanah itu menyedihkan seperti luka yang menyakitkan.

Tetapi di ladang lain petani tembakau menjadi was-was dengan datangnya hujan yang tiba-tiba karena itu berarti gugurnya harapan meraih hasil jerih payahnya. Daun tembakau yang menghijau keranuman itu akan kehilangan aroma premiumnya sehingga harga akan jatuh. Bersyukurlah mereka karena hujan tiba-tiba berhenti. Hmm keseimbangan dan keadilan, tetapi siapa di antara mereka yang paling mendapatkan keadilan jika harapan belum membuahkan hasil. Boleh jadi petani tembakau sedang bersuka cita dan petani padi kembali murung, namun siapa bisa meramalkan jika hujan tidak akan turun atau hujan terburu turun. 




Begitulah absurdnya harapan. Harapan para petanipun berbeda begitu pula harapan orang tua terhadap anak dan sebaliknya harapan anak kepada orang tuanya. Harapan guru terhadap muridnya dan harapan murid kepada gurunya. Harapan perempuan terhadap lelakinya dan harapan lelaki terhadap perempuannya. Tidak pernah sama persis. Terkadang bahkan berbalik tak sebanding.


Cerita memang selalu berbeda, juga nasib manusia tidak ada yang pasti kecuali perubahan. Hahahh jadi tokoh Anies Baswedan ya. PERUBAHAN.




Jumat, 20 September 2024

Sunyi

 





                                                           Keluarga Papaya namanya Carica 
Ini buah khas Dataran Tiggi Dieng, biasa diolah untuk manisan dan minuman 

                                                 Panorama G Sindoro Sumbing dari G Bisma

Pujangga Indonesia Amir Hamzah pernah mengungkapkan dalam puisinya bahwa " Sunyi itu duka  suinyi itu kudus sunyi itu lupa sunyi itu lampus" Anehnya para kritikus tidak mengerti makna yang pasti untuk puisi ini. Ya tidak ada yang salah tentang itu karena seperti pepatah dalamnya laut dapat diduga dalamnya hati siapa tahu. Begitu pula tentang sunyi, ia menjadi misteri setiap orang.

Dan sekarang masih adakah manusia yang masih bisa merenung tentang makna sunyi.Sepertinya tak ada seorangpun yang mau mengakui kesunyian. Manusia sekarang ketika menyoal perasaan sering munafik. Apalagi mengakui sedang kesunyian, hampir tidak ada walaupun secara manusiawi itu hal biasa. Kita lihat banyaknya kasus bunuh diri, memakai narkoba, datang ke kafe-kafe, menenggak alkohol, suntuk di gawai, membentuk komunitas maber, nobar, olgaber dll adalah bukti bahwa mereka sedang bermunafik dari rasa sepi, walau tidak semuanya.
              
Sunyi itu duka
Sunyi iyu kudus
Sunyiitu lupa
Sunyi itu lampus

Pujangga Amir Hamzah jujur mengatakan bahwa rasa kesunyian itu sebenarnya adalah kesedihan yang mendalam seperti orang yang ditinggal oleh orang yang dicintai untuk selamanya. Duka. Namun ketika kita mampu menerima kesepian dan kesunyian maka duka itu terasa kudus, suci, murni sebagai takdir Ilahi yang dengan nikmat bisa kita terima. 
Kemunafikanlah yang membuat manusia lupa dan memanipulasi perasaannya sehingga pada akhirnya kesunyian itu membunuhnya.

Begitulah sunyi.

   
                                                           Telaga Menjer Dieng Wonosobo

 

Masih Tentang Bukit bismo Dataran Tinggi Dieng

 


                      Ambisi yang tak dapat saya bendung adalah menjelajah alam dan ketinggian.Senyapnya gunung adalah pencapaiannya kendati langkah tinggal setengah tenaga. Kelelahan seolah luapan keluh kesah hidup yang terteriakkan oleh suara hati lalu menjadi hembusan nafas  yang indah. Alam telah melenakan semuanya. Merubah segalanya walau saya tahu itu untuk sementara.  



Kemampuan pendakian juga tinggal setengah tenaga namun cukuplah bagi saya. Saya yakin seyakin-yakinnya di sini saya menjadi manusia paling bahagia dapat menikmati indahnya panorama alam dari ketinggian, mendengar desing angin lembut dan gemeretak suara belalang di semak-semak. Sesaat derita tersamarkan, marah dan kecewa terpendamkan. 

gunung Bismo merupakan gunung tidak aktif dengan ketinggian 2365 mdpl berada dalam rangkaian bukit dan gunung yang mengelilingi dataran tinggi Dieng Jawa Tengah. Medannya juga tidak terlalu sulit dilewati. Yang memesona adalah pemandangan alamya sepanjang treking yang dilalui. jika cuaca cerah, tampak gunung Sindoro dan G Sumbing di kejauhan, sama dengan pandangan dari G Prau yang tapak juga kedua gunung tersebut. Sindoro-Sumbing.                                            







                     


Kamis, 01 Juni 2023

Doa Saya

 Selamat senja sobat.  Sangat lama saya menghilang dari Yang Aku Tulis. Terlalu sibuknya denga pekerjaan yang terus berlanjut membuat kegiatan blogger ini terabaikan. Tetapi percayalah menulis apa yang bisa ditulis akan selalu terwujud ketika dorongan masih kuat untuk memacunya.

Senja ini biasa, teratai sudah menutup kelopaknya  untuk membuka kembali esok hari saat  mentari bersinar.

Pastilah itu hari yang indah. Hari esok memang  seharusnya indah. Lebih indah dari hari ini bahkan hari kemarin. Hmm harusnya  begitu.

Bila bicara tentang hari sama dengan bicara tentang peristiwa, alam selalu sempurna berjalan sedang manusia tak sejalan. Peristiwa telah membuat semua tak selalu sempurna. 

                                                                 


Manusia itu makhluk personifikasi kisah yang ditulis Allah. Apalah artinya satu manusia, saya, hati saya rasa saya, peristiwa saya adalah hak perogatif Tuhan. Saya tidak suka kegelapan tetapi saya menjadi pemain untuk peran kegelapan. Tak ada cara untuk menolak takdir selain menjalaninya. Dan itu harus ikhlas penuh kesadaran. 

                                                                            

                                                                     Telaga Menjer Dieng Wonosobo

Biarlah antagonis yang menjadi biang keladi peristiwa berhalu dalam antagonisme yang ansurd.

Saya hanya bisa berdoa agar Tuhan memberhentikan saya dari peran kegelapan melawan antagon saya.

Agar Tuhan membukakan pagibaru yang indah dan nyaman.



Jumat, 26 Mei 2023

Catatan yang tercecer

Foto-foto ini menjadi penanda bahwa perjalanan waktu selalu diiringi dengan rangkaian pengalaman yang mengalir seperti air  sungai.


 
Terlalu kosong bagian dari  jiwa saya kali ini. Karena itu sekecil apapun objek  akan menjadi hal yang mampu mengisi ruang kosong itu.

Belajar tentang makna hidup  memang tidak ada habisnya. Lembar demi lembar yang bergerak dalam waktu tidak juga bisa memberi petunjuk kemana arah yang baik untuk kita tuju.
Perjalanan panjang yang saya lalui

terasa tak berarti, dahaga nikmatnya hati nurani

Lebih dari 43 tahun yang lalu, saya salah mengambil keputusan. Saya sadar sejak saat itu. Tetapi saya kesampingkan egoisme diri dalam kondisi tekanan kala itu.
Saya ambil keputusan dengan berat seberat-berat nya
 Berharap Allah menata hidup saya dengan campurtangan-Nya.

68 tahun 
Kenikmatan rasa hidup yang saya teguk selalu ditumpahkan dalam 43 tahun

Kali ini saya bisa membuat perhitungan
Campur tangan Allah, Sang Khalik untuk membuatkan saya perhitungan yang adil, terinci tak ada yang kecuali akan segera menjadi nyata



Saya bermohon segerakan perhitungan itu sebelum saya tutup usia. Karena tanpa campur tangan-Mu, saya akan berada dalam kekejaman hidup saya sendiri, terpenjara oleh takdir yang kata-Mu hanya diri sendiri yang bisa merubahnya. Saya berjanji akan merubahnya. Demi apa demi menghormati anugerah-Mu yaitu hidup yang sudah Engkau beri. Saya memohon bantu saya melakukan perubahan itu.


                                                         Telaga Sembungan Dieng