Jumat, 30 Januari 2015

Tentang Gelas

Isi gelas sepenuhnya lantas kosongkan! (Chairil Anwar)

Apa yang harus saya isikan jika sekarang saya tidak bisa mengumpulkan segala sesuatu untuk mengisi gelas itu.

Gelas ini buram sehingga tidak tampak perbedaan antara kosong atau berisi.
Yang pasti gelas ini tak akan mampu menampung tanpa dikosongkan. Mengisi lalu mengosongkan, mengisi lagi mengosongkan lagi.
Dan yang terjadi isi gelas akan selalu baru dan baru.
Mungkinkah seperti ini yang dimaksudkan?

Saya kira saya sudah mengisi gelas saya sepenuhnya tetapi mungkin saya enggan mengosongkan sehingga isi gelas ini basi. Saya memerlukan gelas baru, gelas kaca,yang bisa mengingatkan jika saya lupa mengosongkan sebelum mengisinya.



Rabu, 28 Januari 2015

Uneg-Uneg saja

Selamat pagi,
seperti Anda kita sepakat hiruk-pikuk berita tentang situasi negeri tercinta ini membuat
 Kita ikut capai mengikutinya. Seperti makan sambal, panas dan pedas serta mulas tetapi kita tetap memakannya. Begitu juga kita, berita-berita kisruh di lingkaran pemerintahan dan  lembaga hukum di negeri ini tak ada habisnya.

Sebenarnya sejak awal proses pembentukan pemerintahan periode ini sudah dipenuhi intrik dan permainan kotor. Ditambah dengan idealisme tentang seorang pemimpin yang merakyat yang menafikan kewibawaan dan keberanian yang harus dimiliki seorang pemimpin.
Dan sekarang seratus hari kemenangan, euforia kegembiraan belum usai, suasana sudaj berubah demikian drastis. Hampir semua penggerak roda pemerintahan tidak bisa bekerja sesuai dengan perannya.
Jargon, rakyat di belakang Anda, atau Para pembantu  Anda yang akan bekerja, dan Anda tinggal memerintah para menteri dsb., tidak ada gunanya sekarang. Semua hanya kata-kata kosong. Yang terjadi malah sebaliknya, rakyat tak berdaya dan bisanya cuma kecewa, para pembantu kerjanya salah melulu dan pemimpin tak bisa memberi perintah melainkan diperintah. Apa yang salah? Yang salah adalah salah cara, salah pilih pemimpin dan salah pembantu.

Sebaik apapun seorang pemimpin akan sulit mencapai keberhasilan apabila tidak mempunyai kewibawaan.
Tetapi masih perlu kita berharap pelajaran seratus hari akan menjadikan mereka bisa bijak dan berwibawa dan kemudian keberhasilan di tangan mereka.


Kolam dekat Stasiun Kota Tua

Senin, 26 Januari 2015

Seni dan Hidup

Senja ini  menjadi saksi di setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup ini. Saksi yang tidak berpihak kepada siapapun, karena ia selalu mengambil posisi beriringan dengan peristiwa itu. Hanya perasaan manusia yang membuatnya sebagai kawan atau lawan. Sebagai kawan ketika kita tersenyum dan menjadi lawan saat kita menangis.

Kawan, senja ini tidak berbicara apa-apa. Ketika ini, ketika hanya ada desah yang menyayati dada. Gambar itu  memanggil kerinduan yang tak akan selesai.
Saya tahu tak akan pernah selesai karena waktu tak menghendaki sebuah penyelesaian. Perbedaan waktu terlalu tajam, antara matahari terbit dan tenggelam.

Kawan, terkadang saya berpikir bahwa kehidupan itu adalah sebuah karya seni. Kerumitannya lah yang menjadikannya sebagai karya seni bernilai tinggi. Dan untuk mryelesaikannya memerlukan kesabaran dan pengurbanan. Seniman tidak perlu berhitung berapa waktu terlewati dan berapa harga harus dibayar untuk sebuah karya.
Meskipun demikian, hal itu belum menjadi jaminan akan tidak adanya kegagalan.

Ya, menjalani hidup sama dengan membangun sebuah karya dengan cinta. Kegagalan menjadi pelajaran untuk memperbaiki.
Idealisme dalam banyak hal memang adanya harmoni antara unsur-unsurnya. Tetapi dalam seni dan hidup seringkali kontradiksi antarunsur justru memperkuat nilai  keindahannya.
Saya berharap begitu.



Kamis, 22 Januari 2015

Selamat Jalan

Status di facebook seorang murid mengejutkan saya kemarin. Tiga jam sebelumnya saya tidak disarankan seorang teman agar tidak ikut membesuk karena saya harus mengajar. Padahal saya ngotot akan melihatnya. Dia adalah kawan sebidang studi yang sudah lama sakit dan saya baru sekali menengok.
Sekarang saya menyesal. Dia berpulang.

Semua orang akan mati,kata teman. Benar, tetapi detik kematian terasa menyedihkan, selalu ada penyesalan mengapa tidak tertunda agar kami bisa bicara sekali lagi hal yang menyenangkan.
Sekarang saya harus mengambil alih tugasnya. Saya ingin menjadi pengganti yang baik di hadapannya, oooo saya menangis karenanya. Selamat jalan kawan, deritamu telah kau bayar di dunia berbahagialah di sisiNya.

Rabu, 21 Januari 2015

kecewa

Selamat pagi pembaca.
Memahami orang lain itu tidak semudah menilai ucapannya. Tak ada ukuran yang tepat untuk menilai isi hati orang. Standar nilai sebuah ucapan  saja sudah ganda. Standar bagi yang mengucapkan janji tidak sama dengan standar yang mendengar janji.

Kebohongan!
Ajaran kebohongan sangat mudah berpengaruh pada perilaku kita, sebaliknya ajaran untuk kejujuran.

Menyangkut urusan hati, berbohong bisa merubah semuanya.

Tetapi ada baiknya jika masih bisa diambil sisi positifnya, sebagai pelajaran yang berharga untuk mengerti bahwa standar nilai untuk mengukur hati orang bukan hanya satu, standar kita.

Ada pengalaman baru yang  menjadi pertimbangan, bahwa  sesungguhnya semua persoalan hati hanya kita yang bisa mengambil keputusan.
Membela harga diri adalah keharusan ketika rasio lebih pandai daripada hati.

Senin, 19 Januari 2015

Sepi Hanya Satu Bagian Kecil

Gerimis tipis melintasi rerumputan. Kesunyian merambati perasaan ketika memasuki halaman. Rumah ini seperti sudah lama mati dan saya selalu ingin menangisi kematiannya.
Daun kering yang rontok dan bunga palem yang berguguran .masih berserakan. Saya hanya memandanginya.
seekor anak kucing menyelinap tetapi berlari ketika saya memanggilnya.

Ketika gerimis pergi terdengar suara merdu seekor burung liar di kejauhan. Kemerduannya membuat saya ingin berlama-lama menikmatinya. Saya berharap ini akan menghangatkan hari ini dan mengalihkan pikiran-pikiran buruk saya. Apakah saya begitu terpengaruh oleh sajak-sajak Archibald Macleish yang saya baca sejak kemarin. Sajak tentang kesedihan dan penderitaan akibat peperangan. Saya sangat sedih kali ini, sangat sedih tidak mengerti bisa begini. Buruk sekali mood saya ini.
Apalagi itu radio mendengarkan Unbreak My Heart, Withney Huston. klop sudah. Teriakan saya ada di situ juga, don't leave me in all this pain.......unbreak my heart, say you'll love my again.....




Tetapi saya gak mau mati karena sepi. Sepi hanya satu bagian kecil dari yang masih banyak. Ada ramai, ada senang,ada tawa, ada gembira di tempat lain dan situasi yang lain juga.
Dan jangan lupa saya juga mempunyai satu hal yang sangat berharga yang tidak semua orang seperti saya bisa punya. jadi berbahagialah saya yang sesungguhnya.





Sabtu, 17 Januari 2015

Pemberhentian

                                    tak sempat aku bertanya kepada angin
                                    kemana ia berlabuh
                                    di puncak bukit
                                    kaki langit atau rimbun dedaunan
dia menulis catatan di atap ombak
menggambar di gemulai daun
meninggalkan jejak di hati
meruntuhkan air mata
Bukit di Atas G Rinjani
                        datang dan pergi 
                        tak menghitung waktu yang terlewati
                         berlari dan terus berlari
dia boleh datang 
dia boleh pergi
dan aku hanya satu pemberhentian pendek
sebelum ujung pencarian itu sampai










Jumat, 16 Januari 2015

Mencari Tawa

Selamat pagi pembaca, hari ini cerah dan penuh keceriaan. Lengking tawa penyiar radio menyambung lagu-demi lagu lincah membangkitkan semangat dan gairah. Suara anak-anak sekolah Dasar di sebelah menandakan mereka bersuka ria dalam jerit manis dan tawa.
Kita musti memulai hari ini seperti mereka dalam mengerjakan apa yang harus selesai sebelum hari berganti.

Ada catatan untuk semalam, pesan yang hambar karena saya tahu itu basa-basi untuk sekedar bertegur sapa. Saya tak lagi terlalu suka dengan pujian untuk hal yang biasa.Saya lebih suka dengan kata-kata tulus dan jujur.

Pembaca, kita berharap banyak kebaikan menghampiri kita hari ini,bisa mengakhiri minggu dengan senyum dan tawa. Saya akan bersiap ke tempat kerja dan mencari tawa di sana. Bye.




Zakelijk Poezii

Untuk Kiven

Waktu itu temaram
Balangan Beach
Setelah senja menutup cahaya
Kamu hanya tersenyum aku juga
tapi kita berjalan terus

lalu kita berpisah
kita bersalaman dan kulambaikan tangan

Aku berpikir itu permulaan
bukan yang terakhir
sampai akhirnya  menjadi yang terakhir
apa mau dikata
Cerita itu untuk berdua
Bukan untukku saja

Kini engkau beranak dua
Bukan aku tak bisa
Tetapi kau cukup bahagia dengan mereka
cintamu yang sangat berharga




Kamis, 15 Januari 2015

Tidak Tersia-Sia

Rasa dingin menjalari kedua lengan lalu turun keujung jari, sepertinya badan saya kurang sehat. Ataukah suhu udara memang dingin saya  tidak mengerti. Jaket, stoking dan selimut  hanya sedikit menghangatkan karena rasa dingin merayap perlahan di kulit.

Berharap malam segera membuat saya tidur nyenyak dan mimpi indah.
melihat taman dengan bunga warna-warni dan kupu-kupu yang beterbangan kesana kemari. Lalu seseorang berdiri di sana sambil tersenyum melihat saya he he,ganjen.

Kawan, beruntunglah saya. Masih punya  kawan, punya murid yang sangat baik. Saya semakin merasa dihargai. Coba lihat ketika tampak oleh mereka saya lewat, serentak mereka memanggil dan mencari perhatian atau melambaikan tangan dari jauh.
Hal ini terkadang mengejutkan kawan yang berada disebelah saya.
Saya pasti sangat kehilangan nanti, tetapi tidak juga. Kami masih bisa bertemu di media sosial. Bahkan kebanyakan yang menjadi teman saya di facebook adalah mereka yang sudah menjadi mantan murid dari yang muda sampai yang sudah tidak muda lagi.
Dari waktu ke waktu mereka terus datang dan bertambah menyemarakkan beranda saya.
Mengetahui perkembangan mereka sama dengan  bertegur sapa. Ini cukup mengurangi rasa sepi, selain itu juga memperluas jendela pengintaian untuk kehidupan mereka.
Patut saya syukuri apa yang saya miliki hari ini dan nanti.

Balangan Beach 2014

Dan satu lagi, sesuatu yang istimewa untuk saya nantikan setiap waktu, yang bisa menutup segala kekurangan saya dan menjadikan waktu saya tidak tersia-sia.


Rabu, 14 Januari 2015

Seorang Sahabat




Gerimis mengisi malam , udara bergerak cepat disertai desis daun-daunan.
Begitu banyak rencana yan tertulis di benak untuk memperbaiki teknik dan materi ajar, namun kesudahannya semua tinggal rencana. Hanya satu yang terealisasi tetapi batal digunakan hari ini alias tertunda. Materi pengayaan kelas XII untu minggu ini.
Satu lagi urusan administrasi kepegawaian. Yang satu ini saya sudah jenuh dengan urusannya. Sungguh senang saya mendapat bantuan seorang mantan murid yang kini menjadi teman kerja untuk mengerjakan itu dengan sukarela.

Sekarang saya selalu mau rileks saja menghabiskan waktu dengan apa yang saya mau. sahabat online saya yang setia telah tiba dan siap kembali ngobrol sepulang dari lawatan natal dan tahun barunya ke kampung halaman. Kristiani yang taat dan rajin ke gereja. Saya memanggilnya Girl, dan dia senang dengan panggilan itu dan balik memanggil saya Ma. Gadis ini sahabat yang paling baik dan menyapa saya hampir setiap hari kerjanya selama lebih dari tiga tahun. Menjadi kesepian jika Sabtu dan Minggu tiba, kami tidak bisa ngobrol dan bergurau.
Hari ini saya menunggu dia memanggil tetapi tak terjadi. Bisa saja  terlalu sibuk atau gangguan teknis saja. Saya percaya dia tidak sengaja menghindar atau memutus hubungan karena saya tahu dia sangat baik dan penuh hormat.
Saya menunggumu Girl, seperti kau bilang semalam love you Ma, see you next day.


ilustrasi cerita anak

Cinta dan Cendawan

Senja melukiskan warna berguratan cahaya. Antara desir angin suara burung malas bercicitan seperti sedang berebut sesuatu. Mungkin mereka berebut tempat ataupun makanan. Suara induk berceracap menandakan ia sedang mengurus anak-anak mereka.

Sepi yang damai, walaupun berulang kali gemuruh halus di balik awan meningkahi langit tak akan mengusik kedamaian ini.
Kesendirian yang sempurna, kesepian yang bicara bahwa setiap orang memerlukan kawan. Seperti Plato pernah berkata bahwa manusia adalah makhluk sosial.

ilustrasi buku cerita anak 2014
Pengingkaran jika orang berkata 'Aku lebih senang sendiri'

Kali ini saya katakan, saya tidak sanggup sendiri. Saya merindukan kekasih  saya, cinta saya. Berabad lamanya jiwa manusia dilengkapi oleh cinta dan tidak ada dari kita yang tahu bagaimana cara memperlakukan cinta dengan cinta, kecuali menjaganya.
Berbagai cara telah dilakukan manusia untuk menunjukkan cinta, tetapi lebih banyak orang yang membunuh cinta.

Pembaca, cinta adalah kebesaran jiwa yang bisa memberi kemerdekaan jiwa lainnya tanpa kehilangan apapun. Seberapa kita berikan tak akan mengosongkan jiwa kita.

Cinta bisa tumbuh dari sebuah reruntuhan, sebagai perjuangan cendawan untuk mendapatkan hidupnya setelah didera penderitaan. Dia bersemi dengan subur ketika hujan menyirami. Love you so much.


                                                                     ilustrasi cerita 2014


Minggu, 11 Januari 2015

Save Our Soul

Hati boleh luka, rasa boleh sakit tetapi jangan matikan karakter.  Karena kematian karakter menjadikan seseorang tinggal separo jiwa. Hidup segan mati tak mau. Saya berharap sisi baik yang kita miliki masih konsisten menjaga nilai kemanusiaan kita. Tak saling membenci jika tak saling mengasihi.  Dan tak saling menyakiti jika  tak bisa saling menjaga.
Dengan begitu hidup yang kita jalani akan terasa nyaman dan damai. Sekali kita menyakiti sekian kali kita akan menyesali karena kesalahan seperti itu akan sulit terhapus, sesulit memnghapus torehan akibat luka.

Hidup segan Mati tak Mau

Menyusur Desa di Akhir Tahun 2014



Air Terjun Nglirip Tuban Akhir 2014


Selamat bertemu lagi pembaca,
Kali ini cerita saya tentang perjalanan kecil mengisi liburan jelang tahun 2015 kemarin. Perjalanan dari desa ke desa di perbatasan kabupaten Bojonegoro-Tuban jawa Timur.

Perjalan ini adalah perjalanan  memangkas desa-desa di pegunungan kapur utara  setelah menyeberang Sungai Bengawan Solo. Perjalanan pada musim hujan memberi pemandangan yang menyejukkan mata karena kawasan pegunungan kapur yang biasanya tampak gersang kecoklatan kini menjadi hijau dan rimbun.

Keruh pada Musim Hujan
 Pegunungan ini hanyalah pegunungan kapur sehingga kehidupan masyarakatnya banyak bergantung pada hasil menambang batu kapur. Selain itu di bidang pertanian banyak masyarakat yang memanfaatkan lahan di sela-sela pohon jati seperti menanam jagung, ubi, cabe dan rimpang-rimpangan. Sedangkan tanam padi hanya dilakukan di tanah-tanah datar pada musim penghujan saja. Di samping itu mereka juga beternak kambing dan sapi.
Ada sebuah sungai berair terjun di desa Nglirip yang menjadi objek wisata masyarakat lokal. Sebenarnya air terjun ini dulu hanyalah air terjun alami dari sungai yang mengalir dari atas perbukitan, tetapi sekarang dibuat semacam waduk sehingga melebar dan diatasnya dibuat jembatan kecil yang menghubungkan dua sisi perbukitan tempat para petani mencari rumput untuk ternak mereka.

Pemandangan dari Makam di Atas Bukit

Di atas sebuah bukit kecil di sisi jalan ada sebuah makam lama yang dianggap sebagai makam salah seorang Sunan atau penyiar agama Islam. Makam isi tidak pernah sepi dari pengunjung yang berziarah.

Dari halaman depan makam kita bisa melihat pemandangan ke kawasan air terjun dan sawah serta hutan dan kebun yang ada di kejauhan. Cukup untuk disebut indah secara panorama global walau tak ada yang istimewa dari detil-detil objek yang kita lihat. Tetapi tampak mereka masyarakat yang mengunjungi tempat ini bersenang-senang.


Senin, 05 Januari 2015

Keganjilan dalam Harapan

Ada saatnya timbul satu  kesadaran bahwa ada keganjilan denganapa yang terjadi dalam kehidupan saya, bahwa saya merasakan kemerdekaan dari sebuah penjara kehidupan tetapi tidak menikmati kemerdekaan ini sepenuhnya. Euforia kebebasan ini sekarang berubah menjadi sebuah ruang abu-abu di antara kegelapan dan cahaya.
Walaupun begitu ruang itu menjadi ruang yang sangat baik untuk sebuah kontemplasi tentang proses kehidupan yang sedang terjalani. Tentang terjadinya revolusi luar biasa yang berhasil mengubah pandangan saya tentang makna hidup itu sendiri. Merubah emosi tanpa pergolakan dan membantu pemulihan segala sakit  dan luka.
Menjadi catatan penting dan tidak akan terlupakan selamanya bagaimana saya mendapatkan bantuan untuk itu. Tanpa usaha sebuah revolusi tak akan terjadi. Penderitaan telah menjadikan saya pemberani dan keberanian saya sebenarnya tak akan berarti apa-apa tanpa dukungan orang lain.

Dewandaru

Terlalu banyak yang sudah dukungan yang saya terima, sudah sembuh segala luka, maka tidak seharusnya saya masih berharap lagi.
Biarkan segala yang terjadi seperti kehendak takdir karena tidak semua harapan perlu dicapai. Dan seterusnya tidak semua yang kita sukai menjadi sesuatu yang kita harapkan.

Pemaksaan terhadap keinginan dan harapan yang tidak memberi kebaikan kepada orang lain hanyalah kesia-siaan...
Dan memaksa diri mengharapkan kesia-siaan adalah keganjilan. Yang harus terjadi adalah bemensyukuri kemerdekaan ini dan berterima kasih yang tidak terputus selamanya.

Minggu, 04 Januari 2015

Setelah Tawar

Sejumlah prasangka bergelutan di dalam benak seperti  hendak melontarkan suara pemberontakan. Tetapi suara itu habis sebelum pecah.
Semestinya saya sudah bisa belajar pada pengalaman, bisa membaca banyaknya isyarat yang telah ada.

Namun siapa yang bisa menebak arti kata-kata seseorang selain pembuatnya. Kesalahan memahami saya buat sebagai hal biasa, tak ada yang buruk jika terjadi kekeliruan menerjemahkan bahasa orang, karena dibalik kata masih ada bahasa hati yang perlu diterjemahkan.

Sekarang saya geli sendiri, merasa bisa memahami bahasa orang dengan sepenuh hati, segenap jiwa, seluruh emosi. Ternyata yang saya yakini hanyalah kata-kata kosong belaka.
Ya sudahlah....seperti kata politisi bahwa di dalam politik selalu ada dinamika. Di dalam hidup apalagi. Perubahan sangat bisa terjadi bahkan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Karena itu kepercayaan tidak perlu diandalkan dan bagusnya kata-kata tidak memerlukan kepercayaan lagi. Begitu kah pelajaran hari-hari ini??
Alamanda depan Rumah
Setawar apa pun rasa masih baik dicicipi daripada tidak karena setelah tawar itulah kita akan merasakan manisnya gula.