Selasa, 29 Oktober 2013

Perjalanan di Kota Tua dan Kepulauan Seribu

Pelabuhan Nelayan Muara Angke
Perjalanan kali ini saya lakukan untuk mengisi libur Hari Raya Galungan dan Kuningan di Bali.

Liburan ini sudah saya rencanakan tiga bulan lalu dengan tiket pesawat promo Denpasar-Jakarta. Ada beberapa acara yang terencana selain berwisata,   yaitu menyelesaikan satu urusan di kantor BKN, menyaksikan keberangkatan sulung saya ke Jepang dan bertemu dengan adik yang baru kembali dari Belgium dan bersilaturahim dengan kerabat. Setelah semua urusan selesai, kami melanjutkan dengan acara wisata.












Wisata  yang pertama adalah ke Kota Tua, museum wayang, lalu ke pelabuhan Sunda Kelapa dan museum Bahari. Selanjutnya ke Setasiun Kota  dan pulang dengan kereta commuter menuju ke stasiun Bekasi. Perjalanan di Jakarta selalu melelahkan bagi saya dan membuat saya tidak ingin kemana-mana lagi.

 

Dua hari kami mengganggur di rumah. Cuaca yang panas membuat kami malas keluarHanya pada malam hari kami jalan-jalan sekitar kompleks perumahan. Namun pada akhirnya saya memutuskan  untuk jalan-jalan ke kepulauan Seribu dengan tujuan Pulau Tidung. Malam hari kedua adik saya memastikan ikut. Jadi Sehabis subuh, Senin, kami berangkat dengan mobil ke pelabuhan nelayan Muara Angke.

Menunggu Waktu

Jam 07.20 WIB, kapal Kurnia yang kami tumpangi berangkat dengan muatan penuh. Cuaca tenang dan nyaman. Kapal kayu itu melaju dengan cepat membawa para penumpang yang santai menikmati perjalanan laut itu.  Jam 10.50 kapal mendarat di Pelabuhan P Tidung. 

 

Pertama memasuki pulau ini kami sedikit kecewa karena serasa tidak berada di pulau wisata. Rumah penduduk yang berhimpitan memenuhi pulau. Jalan paving yang tidak rata selebar dua meter menjadi satu-satunya jalan yang membelah perkampungan di pulau itu. Kami langsung mencari lokasi objek wisata sambil melirik rumah-rumah yang disewakan.

Tujuan pertama adalah menuju arah jembatan Cinta yang terkenal itu, serta mencari lokasi snorkling. Di dekat jembatan ada dua tempat persewaan peralatan snorkling. Kami langsung saja menyewa dan mengenakan pakaian itu karena kami tidak membawa snorkl. Kami segera menuju ke laut bersama seorang pemandu dengan banana boat. Kami bermain air sampai jam dua siang. Setelah itu barulah kami mencari penginapan.

 

Penginapan Kami


Malam ini kami menginap di penginapan Alvin Pulau Tidung.  Homestay ini menghadap laut lepas sehingga pemandangan lebih bebas dibandingkan dengan penginapan-penginapan lain di rumah penduduk yang berjejal di sekitar pelabuhan. Pulau ini kecil memanjang dari barat ke timur dengan luas pulau menurut salah seorang penduduk 6 kilometer persegi.
Dalam snorkling  tadi pagi kami bergabung dengan dua orang lainnya dan seorang pemandu. Namanya Untung. Pemuda 27 tahunan yang mempunyai cacat fisik yaitu lengan kirinya lebih kecil dari lengan kanannya. Tetapi sangat supel dan penuh perhatian selalu menemani dua peserta pemula sampai selesai.


Bersiap ke Area Snorkling


Pasukan Katak Berangkat



Perairan Pulau Tidung memang bagus untuk snorkling karena airnya sangat jernih dengan pasir warna putih. Di kedalaman air tampak biru kehijauan dan dasar laut yang  ditutup oleh terumbu karang. Sayang di perairan dangkal sekitar Jembatan Cinta terumbu karang itu rusak parah. Karang-karang yang remuk dan mati seperti batuan kerikil yang menumpuk dan berserakan di dasar laut. Hanya ikan karang yang tampak di sana. 
 
Add caption
Pada kedalaman 1 sampai 10 meter  masih tampak terumbu karang yang masih utuh walaupun sebagian juga sudah mati. Di situ ikan zebra yang lucu berseliweran di sekitar kami. Dan ada ikan berwarna hijau, saya menamainya ikan tentara, sangat jinak dan tampak sengaja mendekat dan bermain-main dengan lucunya.
Pemandu senang ketika saya kegirangan di kerubuti ikan-ikan cantik yang sedang mencari remah roti yang ditebarnya.
Sore harinya kami jalan-jalan melintasi Jembatan Cinta menuju Pulau Tidung Kecil sambil foto-foto. Kami ketemu Untung dan menitipkan sepeda kepadanya.
Ketika senja jatuh dan langit kemerahan, kami meninggalkan pulau Tidung  kecil dan pondok apung yang tampak sepi dan menakutkan seandainya kami menginap di sana.
Pemandangan sunset lebih indah dari yang sudah kami saksikan. Sunyi yang dalam dan kami menyusuri jembatan cinta tanpa cinta.

Malam hari di sini sepi kawan, berbeda dengan malam-malam di Pulau Gili Trawangan yang riuh.  Di sini tidak ada Party seperti di Gili Trawangan, tetapi ada suara musik dangdut di beberapa tempat.  Di depan tempat kami menginap ada pos untuk kumpul-kumpul keluarga. Malam ini sekumpulan orang sedang bersantai di sana sambil berkaraoke dengan lagu dangdut.
Suami dan adik-adik bergabung dengan mereka duduk di kursi panjang mengelilingi meja persegi . Ternyata Untung juga ada di sana. Saya hanya duduk di teras memperhatikan mereka dari kejauhan sambil menikmati hembusan lembut angin malam.

Perjalanan di P Tidung hari ini belum tuntas. Begitu melelahkannya bermain di air tadi pagi sehingga pada siang hari tadi kami semua tertidur cukup lama di penginapan.


Minggu, 27 Oktober 2013

Terima Kasih untuk Saudari Susilowati Kastanya




Mendekati akhir Oktober 2013, saya mendapati pengikut baru di daftar member blogs, dengan identitas nama Susilowati Kastanya. Sayang saya tidak mendapatkan identitas lain seperti profil atau alamat email.

Terima kasih untuk Saudari Susilowati, saya senang Anda mau menjadi pengikut blog Ini Yang Aku Tulis.  Perhatian Anda menjadi semangat baru bagi saya untuk tetap menulis. Hanya lewat postingan ini saya bisa menyampaikan ucapan terima kasih saya. Salam persahabatan untuk Anda.

Minggu, 20 Oktober 2013

Selamat Berjuang, Semoga Berhasil

5 Free Apps and sites dan Webinar for Animation Tulisan Richard Byrne sudah mendahului postingan hari ini pada dua dan satu jam yang lalu. Hebat, ini baru permulaan untuk hari ini.

Beberapa hal yang semi hebat juga terjadi hari kemarin. Pertama, Pengumuman dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, LAPAN, tentang penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil, si bungsu mendapat peringkat satu pada saringan pertama. Beberapa menit kemudian Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia, LIPI memberitahukan berita yang sama, walau hanya peringkat delapan belas. Hari ini ia berangkat ke jakarta untuk berjuang lagi di antara peserta psikotes besok pagi.

Tidak hentinya setiap saat ketika saya ingat, saya selalu berdoa semoga ia berhasil. Ini perjuangan keduanya setelah wisuda tiga tahun lalu, ia lulus di PPS BRI. Dan setelah tiga tahun dijalani ternyata pekerjaan itu tidak membuatnya nyaman. Banyak rahasia perbankan Indonesia yang dia tahu. Aneh bagi saya, jika hanya dengan alasan pekerjaannya berdekatan dengan riba ia mengundurkan diri. Padahal PPS telah mempersiapkan kariernya sebagai calon pemimpin Bank. Sebenarnya kami sedih dan menyesali keputusan itu tetapi yang terbaik adalah apa yang membuatnya nyaman bekerja. Akhirnya kami hanya mendoakan agar ia berhasil menemukan pekerjaan yang sesuai.
Selamat berjuang Bungsu, semoga kali ini pekerjaan yang diinginkan akan didapat. Dan seandainya Tuhan belum menghendaki jangan berputus asa. Jalan di depan masih lapang selama kita terus berjuang. Amin.





Sabtu, 19 Oktober 2013

Tidak ada Semangat Terbarukan

Siang ini suhu udara masih panas, 32 derajat Celcius pada jam sebelas. Tetapi tiupan angin seringkali menguraikan panas sehingga udara sedikit sejuk untuk berada di dalam kamar.

Setiap kali saya membuka blogger, saya selalu menyempatkan diri membuka daftar bacaan dan membaca postingan blogs yang saya ikuti. Hari ini yang baru adalah post Ayo Menulis, Waroeng Pak Yeh dan Free Technology for Teachers.
Saya acungi jempol untuk Free Technology for Teachers yang hampir setiap hari memosting tulisan. Bahkan bisa setiap jam. Ini prestasi luar biasa, dalam setiap bulannya Richard Byrne menulis rata-rata lebih dari seratus postingan.

Salah satu blogger khusus pemosting foto yang saya gemari, Consolo Mirarte sudah satu tahun lebih tidak ada postingan sama sekali. Saya berpikir tentang sesuatu padanya. Sedang Give the Emperor, Anne Artist, juga mulai redup seperti halnya saya juga. Kebosanan.

Tidak ada energi terbarukan yang mampu menggerakkan semangat saya seperti dulu. Tulisan-tulisan ini seolah hanya perwujudan tanggung jawab yang harus saya lakukan untuk mengisi blog yang sudah saya buat. Saya ingin ada semangat baru yang bisa memulihkan energi  untuk totalitas tulisan saya.
Perjalanan ke tempat yang baru? Mungkin saja, sayang perjalanan saya yang akan datang mungkin tidak membawa oleh-oleh istimewa karena saya hanya ke Jakarta.



Safana di Kaki Rinjani

Jumat, 18 Oktober 2013

Cuaca Panas Hari ini

Cuaca hari ini kelewat cerah dan suhu udara  tinggi. Sejak permulaan jam belajar saya sudah merasa gerah dan haus. Sedikitnya udara yang bergerak menambah ketidaknyamanan kami dalam belajar, sehingga semua kegiatan menjadi lamban dan malas.

Dengan terpaksa saya katakan pada siswa bahwa pelajaran baru tidak bisa dimulai dan  kegiatan hari ini adalah menyelesaikan pekerjaan  minggu lalu di kelas. Yaitu dengan menyempurnakan segala kekurangannya.
Saya periksa beberapa pekerjaan dan ternyata hampir semuanya ada kesalahan. Selanjutnya saya minta mereka membetulkan kesalahan yang sudah saya tandai.
Ada seorang murid tidak terima setelah beberapa kali masih terdapat kesalahan. Saya kesal juga dan saya katakan dengan sedikit marah, bahwa yang saya lakukan adalah demi mereka bisa. Saya katakan juga untuk apa saya bersusah payah mengoreksi sedemikian rupa kalau bukan untuk membantu mereka  untuk bisa.

Melaporkan hasil observasi memang tidak mudah dan memerlukan ketelitian serta objektivitas. Dan itu yang mereka belum bisa.

Udara semakin panas pada jam pelajaran terakhir. Rasanya muka terbakar saat pulang ke rumah dan selesai makan langsung saya ke kamar.
Hmm ada sapaan di Yahoo Messenger di Handphone saya, sayang pada akhirnya saya sedikit kecewa juga.


Selasa, 15 Oktober 2013

Sate, Gule dan Tongseng

Makan malam kami meriah. Saya masak gule, adik buat tongseng, suami buat sate. Masakan kali ini lebih nikmat dan istimewa karena disantap sambil kongkow-kongkow di depan pembakaran sate. Ada  anak-anak kecil, remaja dan dewasa melengkapi kehangatan hari Idul Adha ini.

Kami ngobrol sambil membicarakan perjalan pada libur galungan ini. Sayang kami tidak sepakat karena masing-masing terlanjur beli tiket penerbangan ke jurusan berbeda.
Saya sedikit menyesal jika tiba-tiba ada rencana pendakian ke Gunung Semeru. Terlambat. Tetapi tidak mengapa juga karena masih ada kesempatan lain jika saya masih mampu. Kabarnya pendakian Semeru kesulitannya adalah terjal dengan medan batuan kerikil dan pasir. Tetapi  trackingnya lebih pendek katanya.

Rencana ke Ijen bulan Desember kemungkinan batal karena anak saya yang ingin ke sana harus berangkat ke Jepang akhir bulan ini, untuk penelitian dan training tentang pengelolaan energi panas bumi, selama enam bulan.

Begitulah, rencana ada pada manusia tetapi ketentuan ada di tangan Yang Kuasa. Ahaha muluk amat kata-kata saya. Biarlah yang saya bisa hanya berkata-kata muluk, kenyataan saya dilihat orang sebagai Booby.



Senin, 14 Oktober 2013

Hari Idul Adha 2013

Hari raya Qurban tahun ini tetap kami rayakan di Tabanan. Selepas solat Ied di lapangan Debes mampir pasar untuk membeli buah dan roti dan selanjutnya beristirahat total setelah sarapan. Kami masak kari ayam saja karena seperti biasanya selepas lohor akan ada bingkisan daging kurban he he (malu juga).
Dan seperti biasa juga akan ada aroma sate kambing yang lezat dan gulai yang enak.

Keluarga adik sudah berjanji akan merayakan hari qurban ini di rumah. Kami bakar sate, makan cemilan, minum cola dan bersenda gurau.
Yang pasti pembakar satenya para bapak ya. Dan yang mencicipi satenya pertama kali ya para perempuan dan anak-anak. Waduh kalo setiap hari begini hmmm enak ya. Sayangnya perempuan dilayani hanya setahun sekali. Tetapi inilah yang namanya bahagia.

Kawan, sekarang adalah detik-detik menunggu bingkisan, saya akan mempersiapkan segala sesuatunya agar kami bisa makan siang bersama penuh kenikmatan. Dan tentu saja dengan rasa syukur tak terhingga. Bye bye.

Murid Bermasalah

Ketika pulang kerja tadi saya berpikir apakah karena sekolah yang diobral dalam penerimaan siswa baru  yang manyebabkan banyaknya murid bermasalah. Bermasalah baik di dalam maupun di luar kelas.

Saat istirahat di ruang konseling tadi saya mendapati sepuluh murid beserta orang tua sedang berhadapan dengan wakil kepala sekolah. Persoalannya adalah kesepuluh murid laki-laki itu terlibat dalam unggahan foto di facebook dan Blackberry yang memperlihatkan mereka merokok di belakang kelas pada saat murid lainnya kerja bakti.
Begitu mengamati kesepuluh anak itu saya jadi geram juga. Mereka sudah saya kenali dan separuhnya mempunyai catatan pelanggaran di dalam kelas.
Di wajah mereka tidak ada gentar sedikitpun. Juga para orang tuanya. Bahkan beberapa orang tua itu berusaha membela anak mereka. Dan bagaimana sikap wakasek? Tidak konsekwen dengan apa yang baru saja dikatakannya.
Percuma juga, tiba-tiba lembek begitu. Wah jadi tambah geram lagi melihat adegan itu. Kalau saya ikut bicara aneh juga. Akhirnya saya meninggalkan ruang konseling dan saya sampaikan pada seorang guru konseling  bahwa mereka, anak-anak itu, sudah biasa bermasalah di dalam kelas.


Minggu, 13 Oktober 2013

Selamat Tinggal untuk Brooklyn


 
Sekarang berkurang pemandangan yang bisa saya lihat dari sini. Sejak bangunan sekolah yang bertolak belakang dengan rumah ini ditingkat ke lantai dua satu minggu lalu. Saya tidak bisa lagi menyaksikan bagaimana awan jingga menghiasi langit ketika pagi tiba. Dan tidak tampak lagi gunung Batukaru yang dirayapi bayangan pepohonan di kejauhan apabila cuaca cerah.
Pemandangan itu sangat berarti bagi saya, lebih dari benda yang saya punya, karena dengan melihatnya setiap kali membuka jendela seperti ada senyuman dan sapaan.

Namun biarlah hal yang berarti itu pergi, karena tidak semua yang berarti harus kita miliki selamanya. Ada saatnya kita mendapatkan dan ada saatnya kita melepaskan. Kenikmatan hanyalah perasaan kita saja, yang terkadang membuat kita lupa bahwa ada hal yang lebih penting untuk kita dapatkan.



Selamat tinggal, 
Selamat tinggal Brooke, saya tidak bisa lama-lama bersamamu.  Jarak yang menutup jalan kita sudah di depan mata. hentikan langkahmu di sini dan bersemangatlah menuju masa depanmu.

Sabtu, 12 Oktober 2013

Pengikisan Semangat


Selamat pagi,
Beberapa menit lagi matahari akan muncul menyinari puncak atap bangunan di seberang jalan. Setelah itu burung-burung akan berdatangan di pohon perindang menggoyang-goyangkan rantingnya yang merana. saya berterima kasih pada semua yang memberi warna untuk pagi yang nyaman ini.




Sudah saatnya saya harus meninggalkan sebuah kenangan. Kenangan yang dahulu selalu menjadi sumber inspirasi setiap langkah itu kini mulai terkikis. Apabila saya tidak berani melepaskan diri darinya saya akan larut bersamanya dan hancur.

Saya berharap akan ada pencerahan yang bisa menghentikan proses pengikisan semangat ini dan selanjutnya semuanya berjalan wajar. Saya bisa melupakan  intrik-intrik buruk yang seperti hendak membunuh semangat saya.


Manfaat Pertemuan untuk Program Mengajar

Selamat bermalam minggu. Hari ini berjalan sebagaimana biasa, hanya saja rasanya ada kegembiraan karena besok bisa beristirahat. Banyak pekerjaan yang mestinya diselesaikan, tetapi saya masih ragu apakah ada mood untuk menyelesaikannya besok. Masalahnya adalah kejenuhan.
Kejenuhan ternyata bukan hanya bagi saya saja. Pada pertemuan yang membahas Program Pengajaran tadi siang, seorang kawan menulis status di Black Berry ' Program lagi, program lagi, artinya ia juga bosan.
Memang menyusun program menjadi pekerjaan yang membosankan karena memerlukan waktu dan pemikiran yang tidak sedikit.

Pertemuan tadi jelas menindaklanjuti beberapa masalah yang kami kemukakan seminggu lalu. Tetapi pembicaraan hari ini belum cukup menjawab semuanya. Masih diperlukan workshop yang bisa menghasilkan out put sesuai sasaran dan bisa memotivasi kami untuk bekerja.

Walaupun begitu manfaat pertemuan tadi cukup kami rasakan, menyegarkan kembali ingatan dan minat kami pada tujuan pendidikan secara umum.

Kamis, 10 Oktober 2013

Ini Hari Bersejarah

Hari ini sepuluh Oktober adalah hari bersejarah dalam hidup saya. Hari yang tidak saya lupakan, namun hari ini saya berpura-pura melupakannya. Karena masih teringat apa yang pernah dikatakannya kepada yang lain bahwa tidak ada artinya hari bersejarah ini baginya dan tidak perlu diingat apalagi dirayakan.

Tidak sadarkah bahwa hari-hari itu selanjutnya menjadi hari yang benar-benar tidak menyenangkan. Hari yang ingin cepat-cepat saya lewati dan melupakannya. Dan malam ini saya menggigit burger saya diam-diam  dan sedikit bicara, menghirup kopi dan menonton televisi.

Saya terhibur, membaca email dari mantan murid dan menerima invite dari anggota Linkedin upfront Guru, Predrag Filipovic. Seorang yang bekerja sebagai konsultan di bidang pendidikan.
Begitu juga melihat foto-foto yang dikirim adik dari perjalanannya di Eropa di musim semi ini.
Sekecil yang ada cukup membuat saya melewati hari ini lebih baik.

Seperti Bertemu Kembali


Hanya dalam yahoo messenger kami bertemu kembali setelah hampir tiga minggu sejak obrolan terakhir itu. Ternyata kawan itu baru mulai bekerja lagi setelah cutinya selama dua minggu karena sakit malaria. Kawan itu bertanya herbals apakah yang bisa mengobati penyakit malaria, dan saya katakan bahwa di Indonesia ada beberapa tumbuhan yang digunakan untuk mengobati malaria. Saya katakan tumbuhan itu adalah buah dan teras mahoni, daun meniran dan temulawak. Saya sulit menjelaskannya saat dia tanyakan seperti apa, lalu saya kirimkan foto karena kebetulan di rumah ada buku-buku tanaman obat.

kawan itu senang sekali dan akan menanyakan tentang tumbuhan itu di tempatnya serta akan meramu dan meminumnya selama merasa sakit.
Sayang percakapan harus saya akhiri karena saya harus bersiap untuk menyediakan makan malam keluarga.






Selasa, 08 Oktober 2013

Ketika Berbicara



Ketika berbicara, sering kita tidak mengerti apa yang kita katakan
Dan tidak menyadari apa yang kita lakukan


 Delapan Oktober di Yeh Gangga

 Sebelum bicara, kita tidak pernah bertanya
apakah kita jujur mengatakannya

Karena sebelum kita habis bicara
orang sudah bertanya,
Benarkah yang kita katakan...sama dengan yang  kita lakukan
 
 


Minggu, 06 Oktober 2013

Minggu akan Berlalu



Hari Minggu ini akan berlalu satu jam lagi. Tanpa disadari Bulan Oktober juga sudah berjalan seperempatnya. Kecepatan waktu memang tidak bisa dinyatakan dengan tanda pergantian siang dan malam, karena keduanya beredar sama setiap harinya, 24 jam. Ada saatnya waktu terasa begitu cepat tetapi kita tidak tahu mengapa. Dan pada saat lain waktu terasa lambat ketika kita berhadapan dengan persoalan. Pada saat itu rasanya kita ingin berjalan cepat untuk mendahului waktu dan meninggalkan masalahnya.

Esok kita sudah memulai hari baru untuk kerja satu minggu kedepan. Kegembiraan hari kemarin hari ini sudah berubah menjadi hari penuh keraguan. Antara harus membangun semangat mulai bekerja dengan menyesali mengapa waktu cepat berlalu.
Tetapi penyesalan tidak pernah ada gunanya. Sedangkan semangat selalu menjadikan kita bisa berjalan seiring dengan perjalanan waktu untuk mencapai satu tujuan.
Bersemangatlah!


Berpacu dengan Waktu di Gunung Rinjani




Sabtu, 05 Oktober 2013






Selamat sore,
Mari kita nikmati sore pada akhir pekan ini dengan senyum karena kita bisa beristirahat dari rutinitas kerja yang cukup melelahkan. Udara di sini panas dan kering. Saya membayangkan bagaimana panasnya kota kelahiran saya di Jawa Timur.Sedang di kota ini yang terkenal sejuk udaranya saja begini panasnya.Sangat jauh perbedaan kota tempat tinggal saya ini dengan keadaan kota kampung halaman saya dari keadaan alamnya. Tetapi mobilitas kerja dan pertumbuhan ekonomi kota saya lebih cepat. Walau tidak bisa dipungkiri banyaknya lahan hijau yang sudah menjadi tempat hunian juga. Semuanya berjalan seimbang. Sedang di sini pertumbuhan pembangunan kurang diimbangi oleh pertumbuhan ekonomi dan mobilitas kerja, terutama di dalam kota. Yang ada hanya pembangunan proyek-proyek pencitraan yang tidak begitu bermanfaat. Bahkan sebaliknya.
Kota sejuk ini semakin sumpek. lembah dan jurang yang menjadi pemandangan hijau sudah diratakan demi membangun. Setiap kali saya menghabiskan waktu libur di pedesaan, saya merasa khawatir bahwa keindahan alam yang mempesona di mana-mana di semua wilayah pedesaan di sini suatu saat tidak kita dapatkan lagi. Di sini ada tren membangun rumah baru dan bagus untuk gengsi. Sawah-sawah, kebun dan tanah disulap menjadi bangunan rumah dan ruko. Padahal pada akhirnya bangunan-bangunan itu tidak digunakan dan rusak perlahan-lahan.

Panas udara seperti ini membuat saya rindu kampung halaman. Panasnya suhu udara ditambah dengan panasnya efek cerobong-cerobong tungku pengolahan minyak menambah berat beban kota kelahiran saya. Namun......saya akui kehidupan di kota kecil itu sangat berarti. Kesederhanaan, keramahan dan keuletan masyarakatnya menjadikan kehidupan diliputi dengan rasa nyaman dan tenteram. Bahkan bagi tukang becak sekalipun. Mereka bisa tertib, juga mobil-mobil angkutan umum semua bekerja tanpa meninggalkan unggah-ungguh kekeluargaan. Tidak pernah ngoyo dan memiliki kesetiakawanan dengan sesamanya.
Ini tidak saya dapatkan di tempat lain.

Pembaca, saya jadi ngelantur, karena saya ingin pulang menengok ibu saya yang renta di rumah tua yang penuh kenangan.
Selamat beristirahat dan menghabiskan malam panjang.




Kamis, 03 Oktober 2013

Pertemuan dengan Pengawas

Hari ini banyak hal yang bisa saya pelajari. Pertemuan dengan pengawas kurikulum di ruang PSB (Pusat Sumber Belajar) memuaskan kami semua dan menghasilkan keputusan untuk mengkaji ulang silabus dan perangkat lain secara  bersama-sama. Laporan saya mengenai beberapa masalah yang muncul di kelas ketika menerapkan kurikulum 2013 selama triwulan pertama menjadi pembahasan panjang lebar. Mulai dari materi dalam buku paket, administrasi guru yang sesuai dengan kurikulum 2013, standar Rancangan Program Pembelajaran, menentukan indikator dalam kaitan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dsb.
Semuanya serba tidak saya pahami karena kurikulumnya saja kami belum mengetahui. Instruksi tentang pokok-pokok kurikulum hanya disampaikan melalui Permen saja, yang disampaikan secara lisan dalam satu kali pertemuan sosialisasi.

Saya perlihatkan pekerjaan saya kepada pengawas. Saya membuat dua perangkat dengan versi berbeda dan ternyata keduanya masih banyak kesalahan. Bermula dari kesalahan inilah  pada akhirnya  saya mendapat penjelasan dan saya bisa memahami karakteristik kurikulum 2013.

Saya pulang dari sekolah membawa segebok pekerjaan yang ingin segera saya selesaikan. Lalu bagaimana kawan yang lain. Saya sampaikan berita kesalahan itu dan ternyata sama, semua tidak mengerti dan salah juga, kecuali mungkin bagi guru kordinator yang sudah mengikuti sosialisasi di provinsi. Cuma kesibukan masing-masing barangkali yang menghambat informasi tidak berlanjut ke guru-guru lainnya.

Syukurlah, saya berharap masih ingat penjelasan tadi dan segera bisa memproyeksikannya ke dalam portofolio. Termasuk instrumen penilaian yang sama sekali berbeda dengan kurikulum sebelumnya. hal ini karena adanya tambahan instrumen untuk mengevaluasi ketrampilan dan sikap siswa dalam nilai dan predikat

Rabu, 02 Oktober 2013

Masa demi Masa

Pagi ini redup karena matahari tertutup mendung. Namun tidak mengurangi semangat untuk bekerja. Rasanya bahagia memulai pekerjaan pada pagi hari jika tidak dibebani pekerjaan rumah. Apalagi melihat murid sudah siap menunggu untuk memulai pelajaran.

Pelajaran awal berlangsung 90 menit lalu ada jeda di tengah 90 menit. Sunyi di ruang guru. Saya browsing lagu lawas, sejak kemarin saya terus bersenandung dan sekarang saya menemukannya. Take My Hand for Awhile, Glenn Campbell, 



Setelah Sunrise di Summit, G Rinjani 2013


saya membayangkan masa muda saya yang indah. Saya bisa menikmati masa-masa penuh kenangan yang tak akan terlupakan.

Kini masa sudah berganti. Seperti buah yang hampir jatuh dari pohonnya karena sudah tidak berdaya untuk bertahan. Namun saya ingin menjadi buah yang jatuh dan tumbuh menjadi tunas baru dalam jiwa saya.
Saya bersenandung tidak peduli pantas atau tidak, saya merasa tenang dengan ini.Dan merasa puas dengan hidup saya yang melewati banyak cerita,tetapi tidak pernah kehilangan rasa untuk menikmati segala yang indah di mata, dan di pendengaran saya.