Jumat, 31 Mei 2013

Berita Duka

Sepulang kerja badan terasa penat, selesai makan langsung tidur. Sanat lelap sehingga sore baru bangun. SMS membangunkan dan segera saya bergegas mencari bantuan, namun sepi semua pada pergi.
Saya menelepon suami dan dia katakan masih di jalan. Tak lama kemudian dia datang tanpa suara karena kendaraan tidak masuk garasi.  Saya bergegas turun ketika dia mengatakan ada berita. Saya diam menduga-duga dan selanjutnya kaget. Innalillahi Rojiun, Sesungguhnya kapada Tuhan kita kembali.
Eyang Putri Yogya berpulang,
Selanjutnya kami berunding untuk berangkat ke yogya sore ini juga, Tetapi saya tidak mungkin meninggalkan pekerjaan karena persiapan nilai rapor belum selesai. Akhirnya diputuskan hanya suami yang berangkat dan si sulung langsung dari jakarta. Tiket pesawat sore nihil, bus malam juga ga dapat. satu-satunya pilihan pesawat pagi. Syukur masih ada langsung booking, bayar ke ATM, ngeprint dan pagi subuh nanti ke bandara,
Untuk itu malam ini saya siapkan roti  isi tuna,sayur dan keju tambah pasta dan saus untuk sarapan/

Saya berjanji akan menyusul selesai semua urusan nilai. Karena ini menyangkut banyak kepentingan pihak lain.
Kami sedih mengingat banyaknya kebaikan eyang putri kepada kami. Sangat sedih tidak bisa menolong selama beliau sakit bulan-bulan terakhir ini. Kami hanya satu kali membesuk saat beliau di rumah sakit. Tidak ada yang bisa dikatakan lagi kalau sudah begini. Semoga Allah memberi ampunan atas kesalahan beliau dan memberi tempat terbaik di dekatNya. Amin.

Kamis, 30 Mei 2013

Menjemput Murid baru



Kelas-kelas yang direnovasi sudah selesai dan siap menjemput murid baru. Renovasi yang sangat lama yang menyebabkan kelas beroperasi pagi sore. Dan tahun ajaran baru ini semua sudah masuk pagi.
Kami semua senang karena akan lebih bersemangat bekerja dan bisa lebih mudah membagi waktu untuk urusan sekolah dan urusan rumah.





Minggu depan pendaftaran murid baru dimulai. Sistem penerimaan murid baru menggunakan tiga jalur, yaitu jalur Nilai Ujian Akhir, jalur Prestasi dan jalur Tes. Kami sudah mulai bekerja untuk persiapan tes. Saya mendapat bagian tugas penomoran peserta tes dan pengaturan ruangan beserta dua teman lain. Begitu ulangan umum ini selesai kami sudah siap bekerja untuk dua jalur penerimaan yang lain. Dan pekerjaan ini akan berlangsung cukup lama, yaitu sampai semua urusan murid baru selesai. Sampai kegiatan belajar mengajar berjalan tanpa ada kekurangan, termasuk semua kostum murid beres. Kurang lebih kami bekerja selama dua bulann.


Selasa, 28 Mei 2013

Pelajaran Kecil Tetapi Berharga


Tidak saya sangka yang terjadi kemarin di dalam kelas ketika saya bersama seorang ibu guru  lainnya mengawas ulangan umum di kelas. Waktu itu saya sedang memeriksa pengisisian LJK di bangku depan, tiba-tiba terdengar suara gebrakan  meja di belakang menyusul ucapan-ucapan ibu guru yang sejak tadi selalu mengingatkan muridnya untuk segera mengumpulkan lembar jawaban menjelang bel  berbunyi.
Saya menoleh, seorang murid perempuan meninggalkan ruangan sebelum waktunya. Wajah ibu guru berubah ketika saya tanya kenapa. Sebenarnya saya sudah tahu jawabannya, ibu guru muda itu sudah sangat mengganggu muridnya.

Setelah bel berbunyi, murid perempuan tadi masuk ruang lagi menuju meja saya sambil tersenyum. Saya tahu dia pesilat dan temperamental  tetapi saya tak pernah memberi kesempatan padanya untuk melawan.

Dan tidak saya sangka lagi, peristiwa kemarin itu membawa perubahan pada hari ini. Ibu guru itu tidak lagi memaksa-maksa murid mengumpulkan pekerjaan menjelang habis waktu. Tetapi dia masih menegur murid kesana kemari sambil membawa daftar nama siswa dan menyebut-nyebut nomor peserta. Saya berharap ada murid yang menggebrak meja lagi he he he, agar besok ada perubahan lagi.

Saya enggan mengingatkan karena kami tidak terlalu dekat. Namun sepertinya dia sudah belajar menjadi pendamping murid hari ini. Terbukti dia mau menunggu ketika seorang murid laki-laki belum selesai walau bel sudah berbunyi.  Meskipun masih saja bicara seperti sedang menghadapi murid sekolah dasar.


Minggu, 26 Mei 2013

Batas Antara Tepi Siang dan Malam

Senja meredup ditinggalkan hujan beberapa saat lalu, tetapi masih terdengar suara burung kembali ke sarang. Sepi sekali sekeliling tempat tinggal kami, terlebih jika malam hari. Yang terdengar hanya suara deru motor di kejauhan. Dan sesekali suara pesawat terbang yang melintas di udara.





Terkadang suasana ini menyenangkan tetapi lebih sering membuat orang kesepian. Sebenarnya kalau dipikir-pikir yang membuat rasa senang dan sepi itu hanyalah kita sendiri.Tetapi apa mau dikata suasana dan hati seringkali bersinergi membentuk senang dan sepi.





Ah sudahlah intinya hari ini, Minggu namun hanya berlalu di rumah saja. Saya membalas email, membalas komentar di grup kerja, komentar Big Family yaa itu-itu saja.
Sementara suhu udara yang dingin membuat kami lapar terus, jadi makan juga terus.

Sesaat lagi magrib tiba, batas waktu antara tepi siang dan malam akan terlampaui. Saat yang pasti (muslim) diperintahkan berhadapan muka dengan Al-Khalik.
Tidak sabar rasanya menanti saat itu, sekalipun seringkali ada rasa ragu mungkinkah Tuhan masih mau menatap wajah saya.

Dear, hujan rintik turun lagi dan azan magrib sudah berkumandang.

Sabtu, 25 Mei 2013

Hidup dan Cinta






Selamat pagi Cinta,
Hari baru, kita mulai untuk merenda lagi sesuatu yang akan menjadi kenangan di kemudian hari. Saat pagi bisa berjalan seperti biasa, ketika kesehatan dan kemauan untuk menyelesaikan semua tugas yang menjadi keharusan kita dalam hidup masih ada.
Ini adalah rahmat dan cinta untuk hidup kita. Hidup yang dimulai dari belajar mengenali lalu menjalani kemudian menghadapi dan selanjutnya mempertahankan. Berapa banyak orang yang baru saja mengenali hidup kemudian harus berjuang  mempertahankannya tanpa bisa menikmatinya. Bahkan ada pula yang sepanjang hidupnya hanya bertahan agar tetap hidup.
 


penambang belerang di Kawah Ijen


Penimbangan Belerang


Persetan dengan orang yang mengartikan kenikmatan hidup dengan harta dan kehormatan.  Mereka adalah orang yang tidak mengenal apa arti mencintai. Cinta itu ada di dalam dada kita yang bisa memaknai setiap detik dengan cita rasa kenikmatan. Sekalipun terkadang memerlukan air mata, mencintai tetap sebagai kenikmatan dibandingkan hidup tanpa cinta. Mereka yang bertahan hidup adalah mereka yang mencintai. Dan mereka yang mengumbar hidup dengan harta dan kehormatan bukan orang yang bisa mencintai.


Di Lereng Merapi

Mencintai tidak harus memiliki (maaf meniru saja), mencintai hidup tidak harus kekal di dalamnya. Jika pada akhirnya ajal meminta... .yah. Saya sudah mencintai dan tidak perlu memiliki. 



Kesepian dan Kerinduan

Tiba-tiba ada kerinduan yang menyergap, datang begitu saja. Lalu kerinduan itu mulai menyayati kalbu ketika tersadari bahwa tak ada apapun untuk dirindukan. Mungkinkah inikah yang dinamakan kesepian?.

Baru saja keponakan di Magelang mengabarkan secara live keindahan malam Waisak di candi Borobudur, cahaya lampu gemerlap yang direkam dari beberapa sudut pandang. Kami ngobrol cukup lama dan ia mengatakan tidak krasan di Magelang dan ingin kembali ke Bali. Saya hanya bisa mengatakan semoga apa yang dia inginkan tercapai.
Obrolan telah selesai dan suasana berubah sepi.






Kesepian memang bisa sewenang-wenang berkuasa. Tetapi segala yang sewenang-wenang tak akan langgeng. Ada saatnya ia akan berakhir. Sama dengan pergantian siang dan malam. Begitu seterusnya sampai kehidupan berakhir. Karena itu dinikmati saja rasa sepi sebagai warna dari aneka warna kehidupan yang tak pernah kekal. Kesepian dan kerinduan tak akan membunuh kita karena kita bukan pesohor.


Jumat, 24 Mei 2013

Okay Saya Menulis Lagi





Okay Saya Menulis Lagi Sobat.
Saya segera menutup makan siang ini dengan secangkir kopi mempertegas semangat saya setelah membaca komentar Ayo Menulis pada postingan Hari Ini. Saya malu menjadi lembek karena sebenarnya beberapa hari terakhir saya juga ingin menulis. Tetapi apa yang akan saya tulis, saya terlalu sibuk untuk menyibukkan diri demi memperoleh rasa nyaman sebelum tidur.
Ketika saya semakin menyadari bahwa kesempatan saya tidak terlalu banyak lagi, saya sering bingung prioritas mana yang harus saya ambil untuk mengisi kesempatan itu. Andai waktu bisa mundur saya berjanji untuk menata lagi jalan hidup saya menjadi lebih baik. Banyak kesempatan saya yang hilang. Tahu-tahu saya sudah berada di batas akhir kehidupan ini. Karena itu saya mau tidak ada lagi yang hilang walau tidak banyak hal yang bisa saya lakukan.


Pantai Kedungu Tabanan


Kedungu Sebelum Sunset


Saya ingin menjadi tua dalam kesenangan seperti apa saja yang bisa membuat saya senang. Jalan-jalan, menulis, fotografi, browsing. Hanya saja seringkali orang melihat ini sebagai keanehan dan akhirnya saya dipanggil nenek gaya, mama gaul dan jika gurauan saya ikut masuk di ranah gurauan anak muda kawan-kawan sejawat , saya disebut nenek ganjen juga, He he he saya senang, karena batas antara yang tua dengan yang muda sudah dilewati demi kesenangan.
Hm hm, memang sebenarnya kita perlu melupakan berapa usia kita, seperti Norman Vincent Pale bilang, Live in Your Life and forget our age. Ha ha ha kalimat ini tertulis di mug saya. Saya selalu tersenyum membacanya karena ada satu ironi yang tidak disadari penulisnya bahwa tulisan di mug itu malah membuat saya ingat terus umur saya.
Tapi benar juga ketika gairah bersenangan dengan hobi meluap orang perlu melupakan umur.
Karena seberapapun umur kita, kita pasti merasa tua dari pada lima tahun, dua tahun atau setahun dari kemarin.
Beginilah Bung, Ini yang Aku Tulis hari ini.





Kamis, 23 Mei 2013

Hari Ini






Hari ini berlalu dalam ketenangan. Hujan deras baru saja menutup senja. Istirahat saya sangat cukup sehingga badan terasa nyaman selepas tidur siang. Ada dua komentar baru dari Ayo Menulis, Satu saya terima pada 07.31 dan yang kedua pada 09.43 pagi tadi. Tentu saya gembira. Saya baru balas malam ini. Kemarin sore di YM ada pesan masuk dari pengirim yang tidak dikenal. Pasti ada kawan sedang ngerjain saya, aha bisa juga anak saya. Ini pesan misterius untuk yang kesekian kalinya sejak tahun 2012.

Barusan kawan di grup Bisma mengirim pesan bahwa rapat pelulusan besok dimajukan menjadi jam 08.00. Baguslah...tetapi bagaimana ya? siap apa ga kami menerima kenyataan jika ada yang tidak lulus? Selama ini rapat selalu diakhiri dengan tepuk tangan menyambung ketok palu kelulusan seratus persen. Dan untuk rapat besok masih menjadi tanda tanya.
Kami berharap semua akan baik-baik saja.




Selasa, 21 Mei 2013

Kosong



Saya merasakan hari-hari yang kosong sekalipun segala aktifitas berlangsung seperti biasa. Saya merasakan ada yang tidak beres pada diri saya sejak  kecewa berat menindih perasaan saya. Segalanya sekarang seperti tidak berarti lagi. Yang saya lihat sekarang semuanya hanya seperti gambar hitam putih yang tidak  menarik perhatian saya lagi.
Mengapa ini masih bisa terjadi, bukankah seharusnya saya menyadari hal yang tidak pantas  dengan mempermalukan diri sendiri. Tetapi...biarlah, sudah berlalu. Sejuta rasa sesal juga tidak ada gunanya jika sudah begini. Mau berlari dari penyesalan dan kekecewaan juga percuma. Semakin berlari semakin kuat persaan itu mengejar.




Ada pelajaran yang harus saya ambil dari pengalaman ini, belajar introspeksi diri. Saya berharap bisa melakukan ini secara terus menerus sehingga tidak ada lagi yang namanya kecewa, sedih, menyesal apalagi benci dan marah.
Saya mesti bisa berkata jujur bahwa yang salah adalah hati saya.


Emmm.....
Ruang kosong ternyata ada dalam kehidupan saya. Ruang tanpa suara tetapi menulikan.

Minggu, 19 Mei 2013

Jumat, 17 Mei 2013

Terima Kasih Bung Turmuzi

Kemarin, sehabis subuh HP saya berkedip. Ada email masuk dari Ayo Menulis. Ouw sebuah nama Blog yang menulis komentar untuk postingan saya tanggal 15 Mei. Rasanya saya sudah pernah melihat blog ini beberapa bulan yang lalu sewaktu saya mencari-cari info tentang bagaimana cara menulis yang baik. Ada beberapa judul blog yang sama dan semuanya sudah saya baca. Saya mengira-ngira penulisnya dari Bogor dan yang lain dari Jogjakarta. Ternyata saya salah.

Sepulang kerja saat saya buka blog saya melihat ada yang beda di daftar members. Benar ketika saya amati...Tralala bertambah satu member dengan nama profil Turmuzi, tinggal di Mataram. Kemudian saya lihat profil selengkapnya baru saya tahu inilah pemilik blog bertitel Ayo Menulis itu. Tentu saya baca berandanya, namun saya tidak menemukan kotak-kotak kecil untuk masuk sebagai follower. Tampilan blognya memuat banyak info dan modern. Saya bingung, maklum sedikit gaptek.
Namun yang jelas saya merasa sangat senang. Ketertarikan akan politik dan pemerintahan serta catatan pengalaman pribadi juga terlihat dalam beberapa tulisannya. Bagus, karena tidak banyak anak muda yang peduli hal itu. Bisa jadi Bung Turmuzi ini calon pemimpin masa depan NTB (Ah sok tahu). Saya balas komentarnya dengan beberapa pertanyaan dan tentu saya mengucapkan terima kasih.

Ini cerita saya hari ini


.

Rabu, 15 Mei 2013

Tentu Saja Saya Semangat Kawan

Lalala hari ini  jam 10.45 Pak Yeh mengirim email menyambung komentar pada postingan terdahulu. Senangnya...





Dan beberapa menit lalu pukul 22.20 WITA juga ada komentar baru dari blogger For-Y, wah senang lagi. Tentu saja saya bertambah semangat kawan. Terima kasih juga atas dorongan Anda.

Hari Ini Saya Mencoblos Gambar Calon Gubernur Sesuai Petunjuk

Hari ini hari yang cukup baik. Melanjutkan malam yang baik karena semalam saya membaca anekdot yang  membuat saya benar-benar tertawa, sesaat ada sms kawan di Bogor tetapi tak berlanjut. Dan pagi ini kegiatan penting yang pertama adalah mencoblos gambar calon gubernur pada pemilukada tahun 2013.

Tak ada yang istimewa apalagi sebagai pemilih kami tidak punya pilihan. Kami harus mencoblos gambar calon yang sudah dipilihkan. Tetapi no problem, karena sebenarnya kami tidak berkepentingan terhadap siapa yang menjadi pemimpin di negeri ini, apalagi di daerah. Buat apa, mereka sebenarnya hanyalah orang-orang egois. Mereka bukan pemimpin pejuang yang akan memakmurkan bangsa tetapi sebaliknya.

Ya sudahlah, tadi kami sudah nyoblos sesuai petunjuk perangkat desa. Saya tahu kartu pemilih saya mungkin ditandai, karena pengalaman pada pemilihan DPRD lalu saya tidak mencoblos calon yang ditunjuk padahal saya sudah dikasih suvenir. Trus pada saat acara syukuran merayakan kemenangan kami tidak diberi undangan. Artinya hanya keluarga kami yang tidak mengikuti anjuran jadi tidak perlu merayakan kemenangan mereka. Sekalipun kami bertetangga.

Sehabis nyoblos baru sarapan dan ngobrol jarak jauh dengan kawan dan keluarga di grup. 


lihat ujung kelingking saya,

Yatim Piatu


Selepas hujan lebat ada sarang burung berserakan di bawah pohon. Saya memungut gumpalan sarang burung itu, ternyata ada penghuninya. lima ekor anak burung tetapi dua ekor sudah mati. Mereka kedinginan di sarang yang masih basah. Sore hari burung-burung itu mulai mencicit. Bersabarlah nak, tunggu sampai kalian mandiri lalu terbanglah mencari ibu jika kalian bukan piatu.


Selasa, 14 Mei 2013

Sayang Saya tidak punya mawar untuk disiram

Hujan turun sepenuh hati mewarnai hari ini. Sayang saya tidak punya mawar untuk disiram. Rumpun mawar  saya kini sudah mengering.
Ada yang hampir menyakiti saya pada suasana hujan begini, tetapi saya segera turun dan membuat kopi, menggoreng beberapa potong tempe lalu menghirup kopi panas-panas di teras belakang.
Saya lega bisa melewati kesepian ini dengan secangkir kopi.



Tari Sekar Jagad di Acara Perpisahan tadi pagi

Badan sudah segar kembali sehabis tidur siang. Acara perpisahan di sekolah tadi melelahkan. Berjabat tangan dengan 400 murid. Ada satu murid laki-laki yang minta maaf dengan sungguh-sungguh atas kesalahannya yang dulu-dulu. Saya tertawa tidak ingat lagi apa kesalahannya dulu-dulu itu.



pindang sambal petai




Di BB komentar dari adik-adik tentang masakan saya hari ini menghangatkan suasana. Kami saling memamerkan masakan dengan bangga. Tak ketinggalan keponakan memamerkan gambar menu makan siangnya di kantin fisip UGM Tomyam panas dan sepiring nasi. Ujungnya adik di Denpasar minta dikirimi masakan saya karena dia lagi sakit. Saya berjanji akan datang besok dan masak untuknya sambil mampir ke toko lukisan.

Begini cara saya mengusir kesendirian hari ini

Senin, 13 Mei 2013

Perjalanan ke Utara



Mengisi hari Minggu selalu tak terencana, seperti kemarin. Jam Sembilan pagi spontan saja kepingin jalan. Berpikir hanya satu menit lalu memutuskan jalan ke utara ke Gunung. Dengan motor tentunya, karena kami tahu jalan ke utara di pelosok desa seperti apa. Terkadang jalan bisa lebih buruk dari sawah yang baru dibajak. Kami mulai memasuki jalan desa dari sebelah barat kota Tabanan yaitu kecamatan Selemadeg kea rah kanan. Begitu keluar dari Jalan utama Denpasar-Gilimanuk langsung jalan menanjak berliku-liku memasuki desa demi desa kurang lebih dua jam. Selama itu hanya setengah jam melewati jalan baik walau tidak mulus. Selebihnya jalan yang dahsyat kerusakannya hingga beberapa kali saya turun dari boncengan apabila motor sudah tidak kuat mendaki.

Desa pertama yang kami lewati adalah desa Gadungan. Desa perkebunan di tanah dengan kemiringan sampai 90 derajat. Memasuki desa ini jalan sudah sedemikian rusaknya, Hanya sedikit lahan datar yang bisa ditinggali. Yaitu sepanjang kurang lebih satu di pusat desa. Kami hanya bertemu beberapa orang yang semuanya adalah lansia. Pal penunjuk jarak sudah rusak semuanya sehingga tidak terlihat tulisannya lagi.

Udara mulai terasa sejuk. Kami memutuskan beristirahat membuka jaket, kacamata dan helm agar bisa menikmati udara pegunungan. Tidak sengaja kami berada di dekat sebuah monumen yang berbentuk tugu besar. Pas sekali. Motor kami parkir selanjutnya kami menyeberang mendekati monumen itu.
Di sana tertulis Monumen MBO DPRI SOENDA KETJIL MUNDUK MALANG. Tidak menyangka kami bisa di sini karena saya sudah sering mendengar murid-murid saya mengadakan kegiatan pramuka dalam Persami (perkemahan Sabtu-Minggu) di sini, tetapi saya tidak tahu di mana persisnya.Sekarang tempat itu ada di hadapan.







Di sini ada situs peninggalan Pejuang Kemerdekaan I Gusti Ngurah Rai berupa rumah kecil yang pernah menjadi markas pasukan Ciung Wanara. Saya memasuki rumah yang sudah tidak asli lagi tetapi dibuat sesuai dengan aslinya. Ada dua ruang kecil, yaitu ruang tamu dan ruang rapat. Ruang tamu hanya berisi foto-foto yang di dinding bedeg dan ruang rapat berisi patung Gusti Ngurah Rai sedang duduk di kursi memimpin rapat. Dan Sebuah balai-balai besar, dimana patung anak buah Sang pejuang mendengarkan.
Sayang situs ini sangat tidak terawat, tidak ada penjaga sehingga siapa serta apa saja bisa memasuki rumah ini sesukanya.

Rumah MBO dari Samping


Markas Besar Oemom 





Rapat Menyusun Strategi
I Gusti Ngurah Rai
Maaf, prajurit tanpa kepala 


Ada sebuah warung kecil di sana, kami minum sambil bertanya-tanya arah. Perempuan itu menyarankan kami meneruskan perjalanan saja ke desa Wanagiri yang menjadi tujuan kami. Padahal kami sudah hampir menyerah. Di peta , Wanagiri ini merupakan desa paling utara di Tabanan, berada di kecamatan Selemadeg Timur. Saran itu membuat kami bersemangat lagi dan selanjutnya memulai perjalanan lagi mendaki dan mendaki jalan yang menyerupai dasar sungai berbatu. Hampir tak sempat melihat pemandangan kiri kanan, yang berupa jurang dan lembah tertutup kebun coklat, kopi dan ada juga salak.

Desa selanjutnya adalah desa Dalang, jalan masih mendaki sampai kami sampai di sebuah pertigaan. Ada dua pedagang keliling sedang beristirahat. Mereka tampaknya pedagang yang mendrop makanan ringan dan kerupuk ke desa-desa. Kami bertanya lagi, lucunya kedua orang itu berbeda saran. Ada dua jalan menuju Bajera yaitu jalan pintas yang jalannya rusak ,dan jalan melingkar yang jalannya agak rusak. Pedagang yang tua menyarankan kami lewat jalan pintas, sedang pedagang muda menyarankan kami melingkar. Akhirnya kami memutuskan akan melewati jalan melingkar, karena desa Wanagiri berada di jalan lingkar itu.
Kami melanjutkan perjalanan melewati banjar Sarin Buana. Ternyata perjalanan ini sudah mendekati puncak desa Wanagiri. Udara sangat sejuk sampai akhirnya Desa kecil Wanagiri terampaui. Kami sampai di tempat terbuka dengan pemandangan lembah dan sawah menghijau. Beristirahat, turun ke sawah dan menikmati panorama sampai puas.

Sudah  di kaki Gunung Batukaru Bajera Utara



Jalan lagi, jalanan membaik dan sangat mulus ketika memasuki desa Pupuan Sawah. Jalan mulus ini kurang lebih sepanjang 13 km menurun terus sampai bertemu kembali dengan jalan utama di Kecamatan Bajera. Waw lega….terasa nikmatya keluar dari perjalanan yang sangat sulit.
Jam satu siang kami tiba di rumah dan tertidur sampai jam tiga sore.

Jumat, 10 Mei 2013

Thank You For-Y dan Rumah Separuh

Seperti mendapatkan rejeki saya gembira melihat ada tiga komentar masuk bersamaaan ke postingan saya tanggal 9 Mei 2013 berjudul  Olala Yang Muda juga Sama Pikunnya dan Jangan takut Kehilangan. Dua judul ini dikomentari oleh blogger dengan inisial For-Y. Saya lihat blognya sebentar, (Ini mah blog sungguhan. Tulisan-tulisannya banyak memberi informasi bermanfaat tentang kesehatan, pendidikan dan tentang bagaimana ngeblog yang menguntungkan.  Tidak seperti blog saya yang asal-asalan).For-Y menulis:

Menarik catatan pribadiya... saya lihat tulisannya tidak pernah sepi ada saja postingan baru... sangat produktif... begitu komentar pertamanya  lalu ditutup dengan Salam kenal
Selanjutnya komentar kedua:
Saya senang membaca tulisannya mbak Yukezaida ringan, mengalir dan inspiratif
Dan ditutup dengan Salam Blogger.

Saya mengucapkan terima kasih atas komentar ini.

Selanjutnya komentar baru untuk postingan saya berjudul Dunia Guru Dalam Nilai. Dikirim oleh pemilik blog berjudul Rumah separuh. Pofilnya saya baca. Anak Muda, profesi guru di NTB. Ia menulis..
He he menarik pengalamannya. Iya juga, sebagai seorang guru sepantasnya bersikap adil kepada semua murid tanpa pilih kasih..

Anda tahu, komerntar selalu menjadi dorongan bagi saya  untuk bersemangat  menulis. Karena itu saya menghargai ini lebih dari sebuah pujian. Dan saya mengucapkan terima kasih juga untuk komentar ini.

Mata telah Bicara dan Memutuskan Berhentilah

Pagi ini menjadi lebih sunyi setelah subuh berlalu, karena suara panggilan solat yang bertalu-talu itu sudah selesai. Saya masih teringat sebuah bintang besar semalam, yang membuat saya ragu apakah itu bintang ataukah lampu pesawat yang sedang melintas. Saya bangun membuka tirai memastikannya lalu saya buka jendela kaca untuk meyakinkannya. Ia benar, tetapi ia tidak seperti bintang yang berbentuk segi enam melainkan berbentuk sebuah titik terang  dikelilingi garis cahaya tak beraturan yang berkedip-kedip.

Ada tiga bintang dengan posisi segitiga dengan bintang pertama. Mereka berlomba memamerkan kilau dan kedipan di tengah-tengah bintang lainnya yang bertebaran di langit. Sungguh mahakarya keindahan yang luput dari pandangan selama ini.
Semalam saya rebahan tanpa menutup tirai tanpa menyalakan lampu. Memandangi pucuk daun perindang jalanan. Disela-sela daun saya melihat cahaya terang pecah bergerak-gerak. Dialah bintang besar itu.





Benar.
Mata saya ini begitu berharga dari apapun yang saya miliki.  Bahkan lebih berharga dari perasaan. Karena mata banyak memberi saya ilmu untuk memahami segalanya. Semesta dan manusia.
Mata bisa memastikan cara saya mengambil keputusan, meneruskan atau menghentikan suatu tindakan.

Saya teringat pada suatu ketika saya berjanji bertemu dengan seseorang. Pertemuan yang ditunggu-tunggu selama betahun-tahun. Dan ketika mata kami saling melihat.......
Mata telah bicara dan pada akhirnya memutuskan berhentilah. Karena  saya tidak mau menjadi bintang kecil yang tak dilihat siapapun. Jadi tidak ada artinya perasaan selama ini dibandingkan keputusan mata.

Hmmm pagi cepat berlalu, bintang-bintang itu sudah tidak tampak lagi,hari sudah terang saya harus bersiap. 


Kamis, 09 Mei 2013

Ternyata Saya tak Perlu berlari

Ternyata saya tidak perlu berlari untuk menumpahkan segalanya. Sebaliknya saya berhenti dan duduk berselonjor di pasir melepas pandang. Sementara ombak tak henti-hentinya datang dan pergi membawa banyak perubahan pada tepian pantai.





Saya senang melihat ini, pasir, ombak, langit dan matahari mencetak gambar yang tidak ada bandingannya. Saya mencintai ini. Walaupun sudah berpuluh kali saya menghabiskan senja di sini saya tidak pernah bosan. Saya tak akan melupakan bahwa tempat ini banyak mendengar suara duka saya. Dan  tempat ini  juga banyak mendengar tawa saya.





Kali ini saya tidak tahu apa yang terdengar di sini. Saya bertanya-tanya, saya rebahkan tubuh saya menentang cakrawala, menyimak deburan ombak. Sayang matahari hampir tenggelam sementara kami masih harus melewati dua tebing dan berpacu dengan air pasang.


Jangan Takut kehilangan

yeah, benar tidak ada gunanya rasa takut kehilangan teman karena masih banyak hal yang bisa membuat kita berani melawan musuh yang paling menakutkan...kesepian.
Di seputar kita juga tidak akan ada putusnya  persaudaraan dan pertemanan yang bisa meramaikan keseharian kita. Saya kira itu bisa terjadi sampai kapanpun selama kita bisa menjaga ikatan pertalian tersebut. Di manapun kita berada.

Saya senang dengan hari-hari saya terakhir, sepertinya saya akan melewati krisis perasaan yang sudah mengeringkan inspirasi saya. Saya bisa lagi menikmati senja di pantai dengan penuh rasa syukur. Ringan melangkah sampai jauh sejauh-jauhnya titik mata memandang. Lebih dari satu jam berjalan hingga tidak terasa senja sudah menutup.


Pantai Yeh Gangga



Hari kemarin menjadi hari baru buat saya. Kesempatan saya berkurang satu tahun, umur sama bertambah satu tahun. 


Olala.... yang Muda juga Sama Pikunnya

     Have you lunch?


Hari ini hari libur Kenaikan Almasih, kami hanya di rumah saja. Tetapi hal yang konyol terjadi pagi ini, saya ke sekolah berpakaian seragam lagi. Sempat bertanya-tanya di jalan kenapa ga ketemu murid sama sekali, apa saya kesiangan? Eh ternyata gerbang sekolah tertutup. Wah malu sekali. Saya pulang ngebut mau lihat kalender dan...O..O..
Tidak lama kemudian ada pesan BB masuk. Seorang kawan menulis dia berangkat kerja tetapi murid dan kawan ga ada yang masuk, ha ha ternyata yang muda juga sama saja.Pikun.
Serentak terpikir untuk jalan-jalan, tetapi cuaca tidak begitu baik. yah masak saja walau selera makan ga ada. Yang lain kan bisa menikmati masakan saya.

Selasa, 07 Mei 2013

Maaf Ibu,

Maaf Ibu,
Saya terharu dengan fahaman mind anda. Ramai yang maseh ragu dengan haq/truth yang saya paparkan. Hanya jauhari yang mengenali manikam. Maka respect saya pada Ibu.


Ini bunyi sebuah komentar melalui e-mail yang saya terima jam 17.28 tadi. Sebagai kelanjutan komentar kami atas sebuah postingan saya berjudul Warung Pak Yeh. Saya gembira bahwa kami bisa berbagi sedikit tentang persamaan dan perbedaan antara Malaysia-Indonesia khususnya dalam memandang ideologi Islam  di kedua negara.
Saya berharap bisa menimba banyak pengetahuan dan bisa memahami pandangan yang benar tentang Islam dan bangsa Melayu. Mengetahui berbagai masalah yang dihadapi bangsa melayu dan muslim khususnya Malaysia. Sebenarnya persoalan ini sama dengan persoalan yang ada di Indonesia. Jadi saya sepakat untuk menyuarakan pikiran tentang revolusi damai untuk kemajuan bangsa dan agama dengan didasari pada ilmu dan pengetahuan.

Senin, 06 Mei 2013

Maya Kaneko Hayashi

Seorang kawan orang JICA mentag foto di fb, pose seorang perempuan muda sedang berpose unik di sebuah tempat terbuka berlatar gedung-gedung tinggi sepertinya di New York City. perempuan itu bergaya seperti balerina yang sedang duduk dengan kaki sejajar lantai berlawanan arah depan dan belakang. tangan mengayun ke atas dan wajah mendongak. Menarik. Dibawah foto itu tertulis nama Maya Kaneko Hayashi.
Saya ingat-ingat, Hayashi?. Nama itu saya ingat, juga Maya. ya Maya Hayashi saya ingat. Tetapi wajah perempuan itu tidak jelas.Lalu Kaneko siapa?
Saya penasaran lalu saya tulis komentar>Hi apakah ini Maya Hayashi, istri Masao Hayashi yang pernah ke rumah di Tabanan?
Dan kemarin ada jawaban masuk," Benar Bu saya Maya Hayashi yang pernah ke rumah Ibu, apa kabar Ibu?" Senangnya kawan ini ingat saya.  


Berita Menyenangkan

Dua hari ini saya merasa senang karena beberapa komunikasi dengan sahabat, keluarga dan kenalan di blogger sempat berkomunikasi sebagai kejutan.

Komunikasi yang pertama adalah dengan si bungsu, ia mengabarkan sudah kembali dari Muscat, dan mengabarkan bahwa mungkin jodohnya ada di Eropa, saya tahu yang dimaksudkan adalah Belgia. Apa yang bisa kami katakan selain mendoakan semoga segalanya baik saja. Masalahnya mereka adalah memiliki perbedaan kebangsaan, ras dan agama. Peter memang baik, mapan sebagai seorang konsultan teknik.Kepribadiannya tidak diragukan walau penampilan sedikit ortodok.
Mereka berkawan jarak jauh sudah hampir empat tahun lamanya. Beberapa kali bertemu saat liburan musim panasnya. Kami setuju jika keduanya tidak berbeda agama. Peter menyatakan akan menjadi muslim dan mulai mempelajari Islam. Sayang dia mendapatkan sumber belajar yang salah di Internet. Dia ragu dan mundur sehingga rencana menjadi mentah lagi.
Karena itu kabar si bungsu kali ini menggembirakan kami, yang saya bayangkan mereka sudah sama agama. Dan akan melanjutkan hubungan ketingkat pernikahan seperti yang selama ini peter inginkan. Siapa yang tahu jika ini merupakan rencana Tuhan. Bahwa manusia diciptakan berbeda ras, suku dan agama untuk saling mengenal. Selanjutnya manusia itu sendiri yang berhak menentukan baik buruknya. Dan pilihan sama ideologi adalah jalan terbaik.

Saya berharap dengan ini ibu kami bisa lebih tenang pikirannya. Karena selama ini yang ditunggu adalah pernikahan si bungsu. Dan kami juga turut senang melihat semuanya.

 

Minggu, 05 Mei 2013

E-mail dari Warong Pak Yeh

Tidak menyangka postingan saya 31 Januari lalu dibaca dan dikomentari orang yang bersangkutan. Saya menerima e-mail pukul 18.03 tadi di perjalanan dari Baturiti. Tampaknya judul saya yang mengambil langsung nama blog yang saya baca sudah membentuk link yang tak saya sengaja. Atau hanya kebetulan saja judul postingan saya terbaca saat pencarian google oleh pemiliknya.

Apapun jalannya saya senang menerima komentarnya yang positif juga. Tentang harapan untuk persamaan perjuangan menuju revolusi Islam dan Melayu antara Malaysia -Indonesia.
Terima kasih juga Pak Yeh, tetapi jangan panggil saya Bapak Yukezaida. Itu balasan saya.
Salam persahabatan untuk Malaysia dan semoga Perjuangan  Anda membawa kebaikan.Amin.

Jumat, 03 Mei 2013

Dunia Guru dalam Nilai

Pekerjaan saya serasa sudah hampir mencapai 85% untuk akhir tahun pelajaran ini setelah soal kenaikan kelas saya selesaikan kemarin. Tinggal menuntaskan materi untuk dua minggu ke depan, koreksi tugas-tugas dan menunggu ulangan umum lalu remidial. Setelah ini saya benar-benar bebas dari tugas dan tinggal menghabiskan waktu bersama di sekolah. Tidak ada lagi koreksi-koreksian karena hasil ulangan langsung discan dan kita sudah menerima jadi lalu mengolah untuk nilai rapor.

Masalahnya, adalah masalah remidial yang menyangkut anak-anak guru dan pegawai. Terkadang saya lupa mereka anak siapa. Waduh, saya ingat betul. Seorang kawan membenci saya meremidi anaknya, mengira saya tidak mengerti kawan, padahal saya lupa, karena terbiasa tidak membedakan murid sebagai anak siapa.
Kami berdebat sengit, orang tuanya bilang nilai ulangan anaknya delapan. Itu memang benar.Daftar nilai saya diminta. Saya perlihatkan, nilai kumulatif ulangan 1 2 3 dibagi tiga memang kurang dari tujuh. Saya terlanjur kesal tetapi saya  berjanji pada diri sendiri bahwa di dalam nilai rapornya tidak saya cantumkan catatan bahwa nilai anaknya hasil remidial.
Sebenarnya ga ada susahnya saya mau memberi murid saya nilai tinggi, apalagi dia anak kawan. Tetapi masalahnya adalah bagaimana saya bisa memberi rasa keadilan, dan bagaimana saya menghadapi murid lainnya dengan kasus yang sama. Akhirnya semua murid dalam satu kelas saya naikkan nilainya sehingga tidak ada yang tercatat sebagai anak dengan nilai remidial.

Kali ini saya akan seleksi siapa anak guru anak pegawai supaya tidak terulang lagi. Beberapa anak-anak itu saya beri perhatian khusus karena mereka memang perlu perhatian khusus. Saya tidak mau lagi memberi nilai cuma-cuma tetapi saya beri dia soal-soal di hadapan kawan-kawannya dan mereka harus mengerjakan sampai bisa.
Konyolnya ada murid yang benar-benar debil. Entah bagaimana caranya dia bisa bersekolah sampai SMA. Ini payah. Tetapi mau bagaimana lagi, syukurnya anaknya rajin, penurut dan selalu mengerjakan tugas walau jarang betul. Untuk memahami materi saja gak bisa. gak bisa. saya tidak tahu anak ini nanti bisa naik kelas apa tidak. Tetapi melihat sistem penilaian yang memaksa guru untuk memberi pengayaan pada anak yang kurang sampai anak itu mencapai ketuntasan minimal yaitu nilai 75....ya pasti sedebil apapun anak akan naik kelas.

Pernah dalam rapat, seorang guru disindir dan disudutkan oleh kepala sekolah karena ia tidak memahami sistem penilaian atau mungkin lupa ia memberi nilai 70, bukan 75. Guru itu dibahas di forum sampai guru itu berdiri dan  marah kepada kepala sekolah. Wah gawat, Sampai-sampai terbentuk dua kubu dalam rapat itu, yaitu pro kepala sekolah  (antek-antek pencari muka) dan guru-guru yang memiliki idealisme sama dengan kawan tadi.
Sejak itu sampai sekarang kepala sekolah dan kawan saya itu menjadi musuh bebuyutan dan tidak mau bertegur sapa. Ini sudah hampir lima tahun berlalu.

Beginilah dunia guru dalam nilai menilai.




Kamis, 02 Mei 2013

Akan Kusukai Apa yang Kumiliki

Yeah,
Akan aku sukai apa yang aku miliki
seperti akan aku lupakan apa yang aku sukai



Sebenarnya,
Aku  ragu mengatakan ini
Seperti aku masih sulit memahami ini


Karena aku tahu aku terpaksa
karena aku tahu aku tak berani menderita
meski  aku dilahirkan untuk menantang derita.

akan kusukai yang kumiliki dan akan kulupakan apa yang aku sukai
hanya akan...
sampai aku benar-benar bisa
menyukai dan melupakan