Jumat, 31 Agustus 2012

Pagi yang Berbeda

Pagi ini berangsur hangat, tahukah Anda kenapa, karena saya sudah memulai pagi dengan jalan kaki sambil belanja sejak kemarin. Banyak kenalan yang saya jumpai berarti banyak senyum dan bercakap. Setelah itu masak dan sedikit memoles kanvas. cukuplah. Cukup mengusir kemalasan dan kebosanan.

Saya punya tiga janji. Satu untuk diri sendiri, satu untuk anak dan yang ini dalam tahap realisasi, lalu satu lagi untuk adik yang di jakarta. Ia minta sebuah lukisan bunga untuk menghias dinding rumah barunya. Sebenarnya saya masih juga punya janji yang sama dengan rekan kerja. Cuma....gimana ya.

Wah saya kehabisan cerita, enaknya ngomong apa ya, emmm musim kemarau ini terasa panjang seperti panjangnya penantian- penantian datangnya suasana baru pada musim hujan, musim semi rerumputan.
Kemarau kali ini suhu udara di Tabanan  tidak terlalu panas. Bahkan lebih dingin, apalagi jika angin bertiup.
Burung gereja berceracap di atap rumah, sementara burung lainnya cerewet di pepohonan perindang jalan.
Saya senang dengan pagi begini, sunyi namun tidak membuat  kesepian.
Saya sudah nikmati secangkir kopi tetapi rasa ngantuk tetap menyerang. Hanya saja saya bertahan untuk tidak tidur siang agar malamnya tidak susah tidur.
Adik di Denpasar menelepon, ia akan datang. Berarti saya harus masak spesial kesukaannya. Mungkin lagi semangat ayo kita masak.



  

Kamis, 30 Agustus 2012

Satu Malam Sepenuhnya

Setelah satu malam sepenuhnya  saya tertidur, saya baru menyadari bahwa saya baru saja melewati hari indah. Hari yang menjadikan saya bisa menikmati kehangatan senja  hingga terlelap.
Kini senja itu sudah berlalu, namun bayangan temaram di luar jendela kamar masih menyimpan gambar yang jelas di benak. Melekat di dalam dada dan menempel di punggung.

Ketika saya menyadari tidak ada apapun yang terbias di kaca jendela selain hampa, sayapun....duka teramat duka.Walau saya tidak mengerti duka mana yang melumuri perasaan saya.
Meski begitu saya merasa bahwa peruntungan ini jauh lebih baik dari banyaknya nasib perempuan lain. Saya percaya sayalah perempuan yang paling berbahagia dalam penderitaannya dibandingkan mereka. Karena saya sekarang bisa melewati semuanya tanpa ada lagi  rasa berkurban.

Saya merasa menjadi lebih baik dalam memandang masa lalu dan lebih berani menatap masa yang akan datang. Hidup adalah takdir, untuk itu yang harus dilakukan adalah bersahabat dengan takdir. 








Selasa, 28 Agustus 2012

Jika Tuhan Mengijinkan

Jika Tuhan Mengijinkan

Kerinduan



 Berapa lama waktu harus berlalu untuk menetaskan kehangatan setelah sunyi memagutnya.
Angin pun kini tak mendesah apalagi hujan, ia sudah lama pergi. Membuat kita lupa akan suara  rintiknya.

Betapa kita dikaruniai rasa rindu akan semua suara di antara malam membelam dan fajar menyingsing. Di antara kepak kelelawar dan desir angin.

Kehidupan adalah cermin waktu yang merekam adegan sesaat dan tidak setia menyimpan gambarnya. Selalu berganti dan berganti tanpa henti. Terkadang muram, gelap tanpa cahaya namun bisa juga terang dan menyilaukan.




Hari demi hari sudah berlalu tak terasa bahwa kita sudah abai dalam waktu dan terus bertanya,  kapan hari mau menunggu.



Senin, 27 Agustus 2012

Menuju Kesunyian Lagi


Variasi konradiktif yang terjadi membuat hari akan berjalan lebih lamban. Kegembiraan bersama pada hari lebaran terlalu cepat berakhir sebelum tersadari bahwa detik-detik itu begitu berarti. Belum tentu tahun depan dan depannya lagi masih akan tetap bisa bersama tanpa ada yang berubah. Kloter Bali datang terakhir dan pulang sebagai kloter pertama. Itupun tidak bersama lagi.

Sekarang tiba saatnya kesunyian datang lebih lama karena hanya untuk satu hari kerja langsung libur lagi untuk hari raya Galungan dan Kuningan. Tiga belas hari ke depan. Lebih lama dari libur Idul Fitri.
Antara suka dan tidak suka. Tetapi itulah yang sekarang saya temui. Mengerjakan apa ya libur sebanyak itu di kota ini.

Tetapi saya harus bisa melewati dengan suka-suka saja.

Minggu, 26 Agustus 2012

Perjalanan Mudik Lebaran 2012

Tanggal 17 Agustus sehabis upacara kami berangkat dengan dua mobil beriringan menuju Jawa Timur. Antrean sepanjang sembilan km sebelum Pelabuhan Gilimanuk memerlukan delapan jam untuk menyeberangi Selat Bali. Jam satu pagi istirahat di Banyuwangi dan berangkat lagi selesai Subuh.


Istirahat di Ranuyoso Lumajang



Jam 16.00 WIB sampai di Kota Bojonegoro. Di rumah tua sudah berkumpul dua keluarga Jakarta dan Yogyakarta. Jadi lima keluarga dengan tiga keluarga dari Bali. Satu tuan rumah dan satu lagi dari luar kota. Malam hari kami habiskan di alun-alun menikmati malam takbiran bersama sambil jogging melepas kejenuhan dalam perjalanan.
Subuh acara mandi sudah dimulai. Ada 21 orang yang harus bersiap ke lapangan untuk Sholat Ied. Merupakan acara ibadah yang kami laksanakan bersama setiap tahun. Tahun ini satu keluarga di Sumbawa tidak hadir.
Selesai sholat Kami sungkem kepada Ibu dan nenek untuk anak-anak kami, dilanjutkan sillaturrahim ke tetangga dan keluarga serta kerabat di dalam kota.



Ada kebiasaan keluarga ibu di kampung yang menyediakan kopi panas pada hari lebaran.
Ini selalu menjadi daya tarik para penggemar kopi seperti keluarga kami untuk berlama-lama duduk di karpet sambil menikmati kopi dan penganan yang hampir semuanya dibuat sendiri oleh bibi.




Selesai bersilaturrahim di keluarga ibu, perjalanan dilanjutkan ke keluarga bapak di luar kota. Kami berziarah ke makam bapak dan keluarga dahulu selanjutnya bersilaturahim dengan keluarga bapak, sekaligus makan siang di sana. Hidangan lebaran di desa yang nikmat walaupun sederhana.



Sehabis berziarah istirahat sejenak sambil berteduh di kebun bambu.



Enam Bersaudara dari kanan ke kiri dan dua keponakan


Hari berikutnya kami berlebaran ke kerabat di Kediri Jawa Timur. Berwisata ke Gunung Kelud, Gunung Klotok dan pulangnya mampir ke Waduk Pacal kabupaten Bojonegoro.





Menikmati senja di ketinggian Gunung Kelud




Melanjutkan perjalanan ke pusat area wisata di puncak Kelud.


Tiba di puncak,pejalanan dilanjutkan dengan jalan kaki menuju anak Gunung Kelud


Melewati terowongan di sisi bukit




Anak gunung Kelud menyembul dari tengah danau kawah. empat tahun lalu anak gunung ini masih berasap saat saya datang kesini. Jalan menuju ke tempat ini waktu itu masih rawan tanpa rambu, tanpa pagar pengaman dan tanpa penerangan.


Bukit batu yang tampak dari kejauhan berada di tebing kawah yang sekarang ditutup anak G. Kelud.


Keesokan harinya tanggal 22 Agustus meneruskan wisata G Klotok Kediri


Objek wisata Gunung Klotok adalah sebuah taman hiburan rakyat dengan berbagai mainan anak yang disewakan kepada pengunjung. Ada stage hiburan. Kali ini ada pentas eOrkes Melayu dan kesenian rakyat, Reog Ponorogo.


Ada situs sejarah, yaitu Goa tempat bertapa Sam Po Kong. Begitu menurut keterangan juru kunci, seorang lelaki tua yang menunggu goa dan menjelaskan tentang goa-g0a semedi yang ada di sini.



Indahnya masa kanak-kanak ini, yang tak akan terulang sepuluh tahun lagi.



Selasa, 14 Agustus 2012

Ada Kehilangan Ada Pencarian

Risiko setelah kehilangan adalah pencarian. Tetapi tidak selalu demikian. Hukum alam bisa berbalik yaitu ada pencarian ada kehilangan.

Teori ini terjadi karena pengalaman, bahwa ketika Anda membutuhkan suatu benda Anda akan mencarinya. Dan ketika benda itu tidak ada lagi Anda pasti merasa kehilangan.
Jadi rasa kehilangan itu hanya ada pada orang yang pernah mencari. Sebaliknya tidak ada rasa kehilangan ketika orang tidak membutuhkan




Begitulah, dan teori itu hanyalah sebuah titik kecil di antara sejuta teori di alam semesta ini. Jangan takut dengan risiko.




Membunuh Waktu

Waktu terkadang terasa panjang dan membosankan padahal kenyataannya pergantian siang dan malam teramat cepat. Peredaran hari dalam satu minggu juga tak terasa karena cepatnya.
Tetapi hari-hari kerja yang terlampau sedikit membuat rasa jenuh menunggu waktu.
Karena itu saya perlu membunuh kejenuhan itu.


Walau sebenarnya tidak begitu bergairah, saya harus melakukan sesuatu. Saya sudah banyak kehilangan waktu pada saat muda dan sekarang saya kelebihan waktu. Yach apa sajalah.

Minggu, 12 Agustus 2012












Balada di puncak Bukit


Bunga  liar ditakdirkan untuk tumbuh di padang sunyi, di  celah  perbukitan. Tetapi bunga ini menerima takdirnya karena ia tahu bahwa dia tidak akan mungkin tumbuh di halaman. Ia mekar sepanjang waktu dan tak pernah layu walau merana di bukit gersang.
Ada keabadian dalam hidup  bunga liar ketika tak  ada  yang merampas takdirnya dan  meletakkannya dalam jambangan. Ada keikhlasan dalam hidupnya seperti penerimaannya terhadap pergantian musim di pu ketika  dingin  membeku dan  musim kemarau menyapu.
Bunga liar ini seperti keabadian cinta yang tak sampai. Namun......
ia tak akan mati oleh kesunyiannya.




Janji Ayu Kusuma Dewi

Ayuk, begitu saya memanggil Kusuma Dewi, berjanji mengembalikan RPP saya Jumat sore. Ternyata sampai hari ini ia tidak muncul. Padahal tinggal satu dokumen ini saja yang harus direvisi sesuai dengan program Pengajaran. Kesal banget, biasanya Ayuk tidak seperti ini. sms saya juga ga dibalas lagi.

Saya jadi uring-uringan terus dikelas. Sepertinya apa yang dilakukan murid saya salah melulu. Tetapi dinamika kelas memang luar biasa bagi saya. Begitu saya marah, muridnya diam semua. Terus seorang anak saya suruh mengulangi lagi pekerjaannya sampai benar di depan kelas, anak laki-laki dengan postur kecil ini berdiri mengkerut dan menempel di samping saya saat memperbaiki kesalahannya, sambil sesekali melirik saya dan terbata-bata. Ini membuat teman-temannya tersenyum. Kalau saja saya tadi tidak marah rasanya ingin saya pegang kedua pundak anak ini menjauh. Tetapi Saya tidak bisa melakukannya selain menahan geli  sehingga akhirnya sebagian murid melepaskan tawanya. Sayapun tersenyum walau sebenarnnya mau tertawa lepas.
Dan suasana menjadi cair kembali. Oo, sampai di rumah berbuka puasa seorang diri. Hambar dan sunyi.

Untuk Ibu Veronika Okelah

Saya sudah selesai ngeprint, seorang kawan menghampiri dan bertanya apakah saya punya dokumen cover RPP, saya bilang ada. Kawan saya ini seorang ibu yang kalem banget dengan suara yang lirih dan memelas. Namanya Veronika Sose Fahik. Jadi dengan senang hati saya buatkan sampul menggunakan disain saya yang sudah ada dengan mengganti nama dan NIP saja. Saya tanyakan apakah ada yang lain? Dia menjawab belum ada.
Hanya bantuan kecil namun membuatnya senang.Begitu juga dengan saya.

Saya pikir tidak ada yang sulit membantu orang lain sebatas tidak mengurangi kepentingan kita. Tetapi begitu menyebalkannya ketika ada seorang kawan yang minta bantuan dengan cara mendikte agar saya mengerjakan tugas dengan baik dan ia meminta kopiannya. Selama ini saya sudah berbaik hati mengerjakan  tugas pribadi untuk kepentingan bersama teman semata pelajaran, dengan harapan pada tahun-tahun berikutnya ia belajar mengerjakan sendiri agar tidak terjadi produk yang sama. Bayangkan tahun lalu saya  sudah memberinya produk jadi, bukan satu dua halaman tetapi lima RPP sekaligus. 
Kesal sebenarnya waktu kawan ini sekarang minta pinjam Flashdisk yang ada semua dokumen program mengajar. Dan kali ini ini saya menjadi orang yang berbelit-belit bagi mereka demi pekerjaan yang sudah saya buat dengan kerja keras dan sedikit tidur.

Soal minta meminta, pinjam meminjam program itu biasa. Saya juga pernah melakukannya tetapi hanya untuk kepentingan mempelajarinya.Untuk mencari kesamaan dan perbedaannya saja sehingga apabila perlu kita revisi kekurangannya.
Tetapi sudahlah, sebenarnya terselip juga rasa tidak enak, apalagi saat-saat ini mendekati akhir masa tugas saya. Apakah saya akan meninggalkan kesan tidak menyenangkan pada kawan-kawan saya. Apakah hanya untuk idealisme saya tidak mau berbagi. Karena itu sampai detik ini saya masih berjanji saja bahwa nanti saya akan memberikan apa yang mereka minta. Tentu saja jika semua tugas sudah ditandatangani kepala Sekolah.




Jumat, 10 Agustus 2012

Tugas Sampai Titik Terakhir

Semakin banyak pekerjaan semakin mengasyikkan. Tidak terasa perangkat mengajar untuk tahun ini hampir selesai.Tinggal satu bendel, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Ini dokumen paling gemuk, paling membosankan dan paling  ribet.
Tiga hari berturut-turut saya ngeprint di sekolah. Sudah pasti banyak yang ingin tahu kerjaan saya dan ujung-ujungnya pada komentar. Terkadang kesel juga dibilang sudah waktunya istirahat ngapain susah-susah. Saya jawab namanya tugas harus dikerjakan sebaik-baiknya sampai titik terakhir. Ada seorang kawan minta ditinggalkan kopian kerjaan di komputer ruang guru. Enak saja, ada yang pinjam flashdisk, enak saja. Saya bilang saya kasih print outnya saja. Masalahnya, saya tidak suka pekerjaan sama persis dengan orang lain.

Dan hari ini delapan dokumen sudah ditandatangani kepala sekolah. Saya paling tidak suka jika dalam rapat menjadi orang-orang yang tersindir karena belum bahkan tidak membuat program tahunan dan program semester.
Kali ini saya selesai lebih cepat dari kawan-kawan tampaknya. Hampir semua yang melihat pekerjaan saya mengatakan belum buat, dan ada yang mengkui tidak buat.Trus kalau ada pemeriksaan SIM mengajar gimana apa ga malu. Pasti malu kan, sebab setiap kali rapat selalu disinggung tentang program. Kepala Sekolah khawatir kalau pengawas dari pusat datang dan meminta guru menunjukkan program pembelajaran, guru tidak mempunyainya.
Pastilah predikat Sekolah Model untuk sekolah kami perlu dipertanyakan. Saya tidak bisa nyaman sebelum semua program selesai. Dan sekarang saya merasa lega tanpa beban lagi. Syukurlah.



Rabu, 08 Agustus 2012

Selintas Saja saya melihat.

Selintas saja. Sebelum pandangan mata menyayati hati lebih baik pergi.
Dipikir-pikir aneh juga kenapa harus menghindar, kenapa jadi benci padahal
hampir setiap menit bahkan detik tak bisa terlewati tanpa mengingatnya.


OO nanti saya lanjutkan...saya mendapat ucapan selamat malam tetapi tidak bisa segera membalas karena ada yang tidak beres dengan hp saya. Terlambat. Ternyata pulsa habis.
Akhirnya saya hanya bisa menertawakan diri sendiri. Percuma saya memanggil balik, tiada maaf bagiku.
Emmmm.