Selasa, 31 Juli 2012

Sebelum Sahur




Pukul 03.41 getaran hp  membangunkan saya tepat saya harus bangun untuk menyiapkan makan sahur. Saya tertegun saja. Sepuluh menit tak akan cukup. Sedang di sini banyak tamu yang menunggu pelayanan saya.





Malam ini diliputi kehangatan dengan bergabungnya keluarga adik ke rumah untuk menemani saya satu malam. Dan ketika baru saja saya berpikir bahwa suasana seperti ini yang bisa membawa saya ke dalam kehidupan sebenarnya, ada panggilan tak terjawab di hp yang membuat saya senang, berarti cerita  belum terlupakan.
Maafkan saya terlalu sibuk, dan membiarkan menit-menit berarti pergi meninggalkan  begitu saja. Semoga hari ini akan menjadi hari indah.
Di bbm kawan juga berbagi  bahwa beberapa jam lagi kami harus mengikuti uji kompetensi guru.



Senin, 30 Juli 2012

Keselarasan

Andai saya seorang seniman dengan apa saya gambarkan indahnya pagi ini. Akan cukupkah kata-kata untuk mengungkapkannya?, cukupkah simfoni nada untuk menyanyikannya? dan cukupkah semua warna untuk melukiskannya?

Keindahan sederhana yang kaya dengan makna, ketika desir angin membuat daun bergemerisik. Udara itu menggerakkan reranting daun pada akhir musim kering. Beberapa helai daun kecil rontok melayang lalu jatuh perlahan. Dan sehelai daun keemasan jatuh terjerembab di atas rumput.

Begitulah siklus  daun, mereka jatuh untuk menyuburkan bumi, bersemi kembali daun yang baru dan seterusnya.






Minggu, 29 Juli 2012

Tugas Esok Hari Sudah Menanti

Esok, Senin pada akhir Juli saya akan memulai aktivitas rutin di sekolah setelah libur teramat panjang dan kegiatan nonkurikuler menyongsong Ulang Tahun sekolah.
workshop tentang pembaruan kurikulum empat hari lalu menjadi titik awal mempersiapkan semua  perangkat mengajar yang baru.
Sekurangnya ada sepuluh file gemuk yang harus saya sempurnakan. Pemetaan Standar Kompetensi, Analisis Standar Kompetensi Kelulusan, Kriteria Ketuntasan Minimal, Analisis Tujuan, program Pembelajaran, Siabus dan Penilaian, Rancangan Penilaian dan Bahan Ujian. RPP, Kisi-Kisi Soal Ulangan Harian, soal Ulangan Harian dan  Analisis Penilaian.
 
saya berharap minggu ini semua sudah mendapat tanda tangan kepala sekolah biar tidak was-was apabila sewaktu-waktu ada monitoring terutama dari jakarta. Akan sangat memalukan seandainya terjadi dan saya menjadi penyebabnya.

Dalam waktu dekat Uji Kompetensi Guru juga harus kami tempuh. Kami semu a sibuk mempelajari soal-soal sekitar metodologi dan permen-permen yang membosankan. Tetapi kami harus optimis, bisa, atau mencoba lagi. Atau tunjangan sertifikasi dicabut. Hhhh pernyataan yang tidak enak didengar. Sekalipun  seharusnya begitu.

Percaya Karena Harapan

Seharusnya saya banyak belajar pada pengalaman yang sama yang selalu berulang dan berulang. Seharusnya saya tidak meragukan kata hati sejak awal untuk tidak percaya.
Tetapi sudah terlanjur, sebenarnya kepercayaan ini hanya didasarkan pada adanya harapan. Bahwa  saya  begitu berharap demikian maka saya percaya akan hal yang demikian. Ternyata saya tertipu.                     Mungkin ada kesalahan, pesan yang salah alamat. Apapun saya menyesal mempercayainya.




Saya berharap saya bisa membuka mata untuk melihat realitas. Saya harus mawas diri, tahu diri begitulah.
Untuk apalagi, biarkan saja khayalan berada di awang-awang, suatu saat ia akan jenuh sendiri. 
Kenapa saya harus memandangi khayalan terus menerus. Semuanya semu dan percuma saja.

Bergantung pada belas kasih itu konyol.  Saya tak ingin kehilangan akal sehat hanya untuk belas kasih. Saya harus pergi sebelum tercampak oleh mimpi saya sendiri.
Semoga semua akan baik-baik saja.




Sabtu, 28 Juli 2012

You Are the Sunshine of My Life



Stevie Wonder mengerti bagaimana menerjemahkan  cinta. Sangat simpel tetapi menyimpan banyak perasaan yang memang sulit untuk diungkapkan  kata-kata biasa.  Dan harmonisasi antara lirik dan nada sangat melengkapi kekurangan itu. Saya menyukainya.

Dan matahari baru saja menghangatkan jendela kamar saya walau hanya dengan seberkas sinar dan mengucapkan selamat pagi. Membuat saya bisa tersenyum kepada dedaunan dan burung-burung di taman. You are the sunshine of my life
You are

Minggu, 29 Juli 06.21

Kesunyian

Begitu sunyi rumah ini seakan udara pun tak ada di dalamnya. Hampa, sangat berbeda dengan kebiasaan di Tanah kelahiran, Tanah Jawa, hari-hari penuh dengan kehangatan. Mendengar suara tetangga ataupun orang lewat bercakap-cakap. Kunjungan selalu ada setiap waktu. Obrolan pengisi waktu dan tegur sapa tak pernah terhenti oleh kesunyian yang sia-sia.

Seperti ini rasanya jadi pengangguran, pekerjaan lebih banyak liburnya. Baru semangat satu hari di kelas sudah ada kegiatan murid lagi. Guru nganggur lagi. Tetapi sudahlah semua dijalani saja yang penting tetap sehat. Gimana pensiun nanti ya...apa saya bisa tahan diam di rumah dengan sedikit pekerjaan.




Tidak ada lagi anak-anak kecil yang meramaikan suasana dan menjadi hiburan setiap hari.Tidak ada mereka yang harus dilayani. Masa mau bercakap-cakap saja lewat benda-benda yang membosankan, semua basa basi. semua palsu dan bersifat sementara.

Tetapi bersyukurlah awak bersyukurlah. Kamu itu jauh beruntung dari mereka yang tidak memiliki apa yang sudah Tuhan berikan padamu. Ya saya harus bersyukur. Kesunyian hanyalah imajinasi yang kita buat sendiri. Saya harus bisa mengubah kesunyian menjadi satu hal yang bisa saya lakukan dengan sungguh-sungguh maka terbunuhlah sunyi itu. Yap saya akan mulai. Sampai nanti


Kamis, 26 Juli 2012

50 X 50 cm

Terlalu kecil sebagai tempat untuk menumpahkan isi hati, bahkan sumpah serapah sekalipun. Tetapi ini pilihan yang tepat untuk mengisi waktu luang di bulan puasa ini.

Berpacu dengan rasa sepi dan bosan menunggu sesuatu yang tidak ada. Melampiaskan kemarahan yang tidak jelas apa sebabnya, berpacu dengan waktu yang akan membunuh kebosanan itu, saya juga membunuh warna-warna dengan pisaunya yang tajam.
Seperti hendak melahapnya cepat-cepat sebelum kemarahan saya habis. Sebelum enerji kemarahan itu hilang dan loyo lagi.

Target harus selesai secepatnya sebab saya sudah mempunyai cadangan baru yang ingin saya proyeksikan segera.Karena menggarapnya perlu waktu yang lebih lama dan perlu ketelitian ekstra.

Sudah lama gairah untuk merealisasikan gagasan itu saya simpan. Semoga berbagai keraguan dan pertimbangan selama ini bisa terkalahkan oleh semangat mengambil hal positifnya.

Utility dan Dulce memang keseimbangan, tetapi seandainya saya tidak bisa mencapai keduanya saya cukup puas mengerjakan sesuatu dengan sepenuh hati dan saya berharap mendapatkan kenikmatan karenanya.

Selasa, 24 Juli 2012

Ada Saat Yang Penghabisan



Ada satu saat yang akan menjadi penghabisan kali, namun kapan itu terjadi kita tak pernah tahu.
Dalam hitungan menit atau bahkan detik saat itu pasti terjadi. Pasti.

Jika saya membayangkan sedang berada dalam detik-detik itu dan menyadari bahwa detik itu adalah detik yang penghabisan...
Rasanya ribuan kata tak akan cukup untuk mengungkapkan, walaupun mungkin saya hanya akan mengucapkan sepotong kalimat saja.

Jika Yang penghabisan itu sudah terjadi, saya hanya menyesali ini karena tak ada sepotong kalimat penghabisan bisa saya ucapkan.




.......
Namun, penyesalan tak pernah ada artinya. Cita rasa manusia terlalu banyak untuk merasakan banyak hal yang bisa menjadi kenangan manis, banyak hal yang bisa menjadi kenangan pahit, dan banyak hal yang bisa menjadi pelajaran.
Dan semua akan menjadi inspirasi, selalu menjadi inspirasi untuk masa yang akan datang.







Minggu, 22 Juli 2012

Ketika Malam Membelam

Apakah yang bisa dikatakan ketika tiba-tiba trauma itu muncul. Seperti ingin merobek-robek sejarah yang terlanjur ada. Seperti ingin menembakkan peluru di dahi sendiri agar tak bisa mengingat lagi kejahatan itu.

Seperti apa manusia harus berjuang memupuk keimanan bahwa hidup adalah garis Tuhan, jadi jalanilah dengan ikhlas. Namun...
Jiwa manusia seringkali tidak sehat, sehingga ambang sadar masih mudah mereproduksi memori yang tak berguna.

Bagaimana ini bisa terjadi, Hidup seperti sudah terbunuh sebelum nyawa siap kembali ke tempatnya. Serasa terperosok ke dalam jurang yang amat dalam.
Tetapi tidak ada pilihan, kecuali harus kuat.
Dan harus lebih kuat dari manusia manapun. Penderitaan ini bukan hanya muncul dari satu masalah yang kemudian jika diatasi penderitaan itu hilang.
Penderitaan yang tak terkira. Tidak bisa diukur dengan perbandingan apapun. Penderitaan yang menohok habis semua asasi manusia.

Dan ini bukan takdir Tuhan, ini adalah kekejaman manusia. Segala perubahan yang hanya manusia yang harus melakukannya.
Tuhan sudah memberi lebih dari yang diberikan kepada orang lain. Ini adalah kekuatan di atas segalanya.


........
Ketika malam membelam, saya mengenangkan sesuatu yang seharusnya saya syukuri sebagai hadiah yang tidak ternilai. Yang bisa meredakan segala amarah dan rasa putus asa.
Tak henti-hentinya saya bersyukur, saya selalu memohon kepada Tuhan agar menjaga dan memberi kemudahan seperti yang sudah Dia berikan kepada saya.



Jumat, 20 Juli 2012

Tarawih Pertama

Solat tarawih pertama saya lakukan di musola terdekat, singkat, hanya delapan rakaat tetapi cukup bagus bacaan imamnya. Setelah tarawih kuliah tujuh menit (kultum)dilanjutkan solat witir dan selesai.

Terasa nikmatnya memulai ramadhan kali ini bersama kawan seiman.
Sayang gaung Ramadlan tidak begitu nampak di sekitar. Maklumlah muslim di Tabanan hanya menjadi bagian dari minoritas di luar Hindu. Namun patut disyukuri jika kami tidak pernah menghadapi kesulitan, bahkan bisa dikatakan Muslim di lingkungan kami adalah muslim elit di Tabanan. Karena kebetulan posisi kami berada di sekitar kantor Bupati Tabanan dan selalu diperlukan dalam setiap event penting, terutama saat-saat pemilihan Umum dan pemilukada. Dan faktanya komunitas muslimnya cukup mendongkrak suara partai yang dikehendaki di Tabanan. Jadi ya, begitulah, sinergi yang saling menguntungkan.

Begitu pedulinya pemerintah Kabupaten terhadap komunitas kami, sehingga setiap kegiatan mereka akan menjadi bagian juga, termasuk memberi kemudahan dalam membesarkan yayasan tempat kami bernaung. Menghadiri acara, memberi fasilitas sarana prasarana dsb.
Jadi kami merasa nyaman, damai dan tenang menjalankan ibadah. Terutama pada bulan puasa.

Marhaban ya Ramadhan

Ramadhan kini datang lagi, bulan yang memberi kesempatan kepada setiap muslim untuk berlomba menjalankan ibadah kepada Sang Khalik dan perbuatan baik terhadap sesama. Bisakah saya menjalani dengan sempurna? Tentu tidak, saya merasa iman saya terlalu dangkal untuk menampung semua kebaikan bulan Ramadhan tanpa cela. Walau saya ingin menggali keimanan ini sedalam mungkin.

Pengetahuan terkadang tidak cukup untuk mewujudkan niat baik di bulan Ramadhan, karena ada satu asasi manusia yang terlalu sulit dikendalikan. Percayalah!

Mungkin saya termasuk golongan yang lemah dan tertinggal dalam menapaki Ramadhan-ramadhan sebelumnya. Distorsi keimanan terjadi di setiap sudut ibadah saya. Bukan hanya karena komunitas saya yang tercerai di tengah-tengah komunitas agama lain, tetapi lebih kepada keengganan untuk berkumpul dengan mereka di saat-saat menjalankan ibadah sunah di bulan puasa.Hanya karena jarak dan waktu.

Sebenarnya saya bersedih merenungi perjalanan pengabdian saya kepada Allah. Apa yang memberati jiwa saya, saya tidak tahu. Sekalipun kenikmatan bulan ini saya rasakan lebih dari biasa. Tetapi masih jauh dari kenikmatan saat berpuasa di kampung halaman.
Kenikmatan seperti masa-masa lalu di tengah-tengah keluarga besar itulah kenikmatan yang sebenarnya. Kini semua tidak ada lagi. Tercerai oleh perubahan yang harus diikuti masing-masing anggota keluarga, sanak dan saudara.
Kami sudah masuk ke abad yang berbeda dengan gaya hidup yang berbeda pula.

Yang tak berubah adalah bahwa bulan Ramadhan datang setiap tahun.
Bagaimana rumah saya pada Ramadhan ini, di sana ibu saya tak lagi dikelilingi anak-anaknya yang meramaikan suasana. Tak ada lagi ayah saya yang menjadi maskot kami kala itu.
Bagaimana saudara-saudara saya menghadapi Ramadhan saat ini?

Kelihatannya kenikmatan yang menumpuk kala itu kini sudah terbagi-bagi.
Apapun itu, saya bersyukur kami semua tak pernah kehilangan semangat untuk berbagi.
Dan kekayaan yang kami bagi adalah kesehatan serta kenikmatan selama Ramadhan, untuk kemudian kami tumpahkan di hadapan ibu pada hari Idul Fitri.
ooooh rindunya,
Selamat datang Ramadhan, esok Sabtu 21 Juli 2012 saya akan memasukinya.




Kamis, 19 Juli 2012

Sebelum Fajar Menyingsing

Saya selalu merenungi setiap kegagalan sekecil apapun kegagalan itu. Tak ada hentinya saya pikirkan mengapa hal itu terulang lagi. Dan sepertinya kesalahan itu karena saya tidak bisa mengerti apa yang musti saya lakukan.

Masih terkesan di benak saya bagaimana keinginan itu begitu besar. Yaccchhh saya menyesal, sungguh menyesali keterbatasan yang menampar kemerdekaan saya.

Bukan kesengajaan saya, bukan keinginan saya.
Tetapi siapakah yang bisa mengerti bahwa yang kita hadapi dalam semua hal adalah kemungkinan tercapai atau gagal. Dan ingat keduanya bukan akhir dari semuanya, keduanya harus menjadi permulaan dan terus menjadi permulaan tanpa akhir. Kecuali kita berhenti bernafas.







Senin, 16 Juli 2012

Pesona Terindah


Tak ada habisnya pesona laut bagi saya. Pesona terindah dari semua yang ada di dunia ini. Laut seperti menggambarkan kehidupan sebenarnya. Bahwa adakalanya laut begitu tenang, namun beberapa saat kemudian bergelora. Di dalamnya ada kehidupan yang be raneka ragam. Ada kesibukan yang tak pernah berhenti, ada pertikaian dan ada pula penguasaan satu sama lain.

Laut makin mempesona ketika gelombang mulai pasang. Pecahan ombaknya akan menghantam dan menerobos apa saja tanpa peduli. Setelah mencapai tujuannya ia akan surut kembali meninggalkan pantai dengan cepat. Ia tinggalkan sapuan bersih di pasir seperti membuka lembaran baru untuk kita tulisi.


" Laut adalah Pesona Terindah di Dunia ini"


Bunga Cempaka

Terkadang aku ingin seperti bunga cempaka
yang meniupkan wanginya kepada orang yang lalu
tanpa menampakkan kelopaknya
tersembunyi di balik cabang yang tinggi

Terkadang aku ingin menjadi kuncup cempaka yang mengintip di balik daun
melihat ibu yang lewat di bawah rerantingku
Lalu kutebarkan sari bungaku di rambutnya

Terkadang aku mengkhayalkan
Ibu memanggil-manggil namaku dan menengadahkan wajahnya
Tetapi yang ia lihat hanya bayanganku di bawah cahaya bulan
Dan aku tertawa bahagia melihatnya pergi

Cinta bunga cempaka adalah cinta segalanya
Yang tak pernah ibu ketahui dari mana wanginya
Karena apapun yang aku katakan adalah kenakalan baginya

Cinta bunga cempaka adalah cinta yang sebenarnya
yang diam-diam mengikuti ibu
Dan menebarkan wangi di gelap malamnya




Kekasih


Sunset di Tanah Lot 2012


Kekasih adalah matahari yang menghangatkan bumi ketika embun telah pergi
Kekasih adalah udara yang mengaliri ruang-ruang kamarku pada dini hari
Kekasih adalah sekuntum mawar yang terselip di bawah bantal

Kekasih ada dalam gelombang pasang yang menaklukkan rindu
Kekasih ada dalam nyanyian burung di tiang-tiang waktu
Kekasih ada dalam harumnya pucuk-pucuk bunga pujaanku
Dan
Kekasih ada di setiap peredaran waktuku




Pantai Klayar Pacitan 2012

Musim berganti. Kekasih
membenamkan matahari dalam kabutnya
Menutup jendela ruang-ruang kamarnya
Dan menelantarkan harum kuntum mawarku

Kekasih,
Lautan akan sepi tanpa ombak
Dan ranting pepohonan akan sunyi tanpa nyanyian, ketika
kau tikamkan pedang ke jantung waktuku









Minggu, 15 Juli 2012

Minggu yang Redup



Minggu ini redup dan dingin. Sepanjang hari dihinggapi rasa bosan dan sepi. Beberapa sms dan chat dari BIG Family dan satu pembicaraan di telepon hanya sedikit mengurani kebosanan. Satu undangan kegiatan sosial saya abaikan karena sudah terlanjur tidak ingin pergi. Kepala sedikit pening karena kurangnya aktivitas kerja.

Mendengarkan radio sedikit menghangatkan suasana, selesai lagu-lagu lama pada pagi hari disusul lagu-lagu manis Kenny Rogers, Green-green Grass of home( Tom jones?)Dan Kenny Roger-Dolly parton, Island in the Stream juga Olivia Newton John. Lagu dengan irama country itu membangkitkan kehangatan dan kegembiraan. Wah makin sore semakin hangat sambil mendengarkan lagu, smsn terus dengan kerabat dan kawan.

Ada postingan pictures narsis kerabat yang sedang jalan-jalan dengan tamu adik dari Belgia, Peter, saya suka menyebutnya Peter Van De Gelen (sory), Saya tebak terus di mana mereka mejeng di foto karena tempat-tempat itu ada di Jatim dan Jabar, sudah saya kunjungi termasuk tempat makan mereka. Adik meledek agar saya jadi gaed saja. Saya bilang ntar kalau ada permintaan untuk mengantar turis manula ha..ha. begitulah saling mengolok adalah kegemaran kami di BIG family.

Wah besok mulai bekerja kembali, senang rasanya akan terbebas dari kesendirian ini dan memulai semangat baru bersama kawan kerja.



Pulau Serangan





Tomcat Pemalas

Jumat, 13 Juli 2012

Kehangatan yang Ingin Saya Bagi

Saya ingin membagi kehangatan pada Sabtu pagi ini kepada teman dan kawan-kawan dengan sepotong harapan sederhana agar mereka sehat dan bisa menikmatinya, Tiga pesan saya kirim namun tidak seorangpun menyambut. Artinya ucapan dan harapan tidak begitu penting apalagi menarik.
Tetapi tidak mengapa mungkin kesibukan mereka lebih penting. Memberi tidak harus mendapatkan.

Saya membuat secangkir teh dan akan menikmatinya setelah makan nasi goreng. Nampan kecil yang menjadi alas poci teh ini adalah oleh-oleh dari dari Jepang beberapa tahun lalu. Adik mengabarkan pertemuannya dengan kawan lama kami, Hiromi Murakami. Lalu saya buka album foto Jadul untuk mengingatnya :


Menjadi koki untuk keluarga Ohashi dan keluarga Takashi




Hiromi datang ke Indonesia Kedua Kalinya


Ohashi Mencoba batik oleh-oleh saya dari yogya

Jiwa Dalam Secangkir Coklat

Pada penghabisan kali regukan saya berpikir bahwa coklat panas ini akan memberi inspirasi untuk menghasilkan sesuatu. Ternyata tidak. Bahkan coklat ini tidak punya sensasi apapun selain rasa manis dalam aroma coklat di setiap reguknya.

Tetapi saya akan memberinya jiwa karena coklat ini sudah menemani kesendirian saya sore ini. Banyak hal yang menjadi renungan dalam secangkir coklat ini. Bahwa sejak kecil saya sangat tertarik dengan aromanya. Hanya aromanya. Karena setiap menjelang lebaran ibu akan membuat kue kering yang dilengkapi dengan bahan coklat.Namun kami tidak berani mengganngunya sebelum coklat itu diolah menjadi kue.

Kini setiap kali belanja saya selalu membeli coklat dan meletakkannya di meja. Siapa saja boleh mencicipi. Saya selalu membeli dua batang karena yang satu batang untuk saya habiskan sendiri.
Saya selalu membeli oleh-oleh coklat untuk keponakan, anak dan kerabat. Satu saat saya bepergian untuk waktu yang cukup lama bersama kerabat dan kawan saya membawa beberapa batang coklat dan makanan lain, dan mereka akan memilih coklat. Karena itulah saya tidak pernah berhenti mencintai coklat.

Secangkir coklat panas, ada sepotong jiwa di dalamnya. Sepotong jiwa yang tidak akan pernah habis oleh waktu. Tak akan pernah tua oleh usia dan tak kan pernah musnah karena akhir hayat.





Kamis, 12 Juli 2012

Hujan Turun Terlalu pagi

Hujan ini turun terlalu pagi, artinya nuansa kesunyian lebih panjang saya rasakan tanpa aktifitas di luar. Hanya beberapa saat saja saya bisa memberesi tanaman dan memangkas daun bonsai beringin kesayangan saya.

Setelahnya saya hanya bisa menikmati redupnya suasana pagi di teras. ooooh menderitanya tanpa pekerjaan dan kawan. Mestinya banyak yang harus saya mulai untuk menyusun Rencana pelajaran tahun ajaran baru. Namun ini merupakan pekerjaan berat yang membosankan dan tidak bisa selesai tanpa semangat kerja yang tinggi. Dan saya belum siap untuk itu.

Hujan membasahi dedaunan, ranting dan rerumputan. Pucuk-pucuk pepohonan yang merindangi jalan menunduk basah sementara butiran air menggayuti setiap ujung jeruji pagar di halaman. Saya kirim pesan kepada teman bahwa di sini hujan.Dan dingin mulai menggigiti kulit. Raga manusia terlalu lemah untuk bisa menerima dingin ini.
Hanya jiwa yang bisa menemukan kehangatannya dalam cuaca apapun. Di manapun bahkan di dalam jiwa manusia lainnya.





Satu Catatan yang Lain dari Yogya

Matahari baru saja terbit, empat perempuan berjajar di tengah sawah berlumpur. Sebatang bambu di depan kaki selalu dipindah mengikuti jalan mundur mereka. Mereka sedang menanam padi dan menggunakan bambu panjang sebagai garis lurus tanam padi. Cekatan tangan mereka bekerja walaupun mereka bercakap-cakap terus. Dan tidak sampai satu jam mereka sudah menutup seluruh permukaan tanah dengan bibit padi.


Di petak sawah sebelahnya dua orang laki-laki membersihkan tumbuhan lumut yang menutupi
permukaan tanah sawah yang berair. Mereka menghalau lumut keluar petak mengikuti aliran air dengan sepotong bambu juga. Bambu itu didorong perlahan lahan sampai ke saluran pembuangan. Selanjutnya empat perempuan tadi masuk ke petak baru ini dan mulai menanam lagi.


Kehidupan pedesaan yang menyenangkan untuk dinikmati. Namun saya tahu pasti mereka juga berpikir sama, kehidupan yang menyenangkan untuk orang perkotaan, ketika melihat saya mengawasi mereka bekerja sambil memotet-motret.

Rabu, 11 Juli 2012

Catatan yang Tertinggal


Foto ini saya ambil saat liburan Juni lalu di Yogyakarta ketika saya joging pagi. Foto yang menggambarkan indahnya masa kanak-kanak. Masa yang tak henti-hentinya dikenang bukan hanya oleh seorang penyair. Masa kanak-kanak ini seperti masa kanak-kanak yang saya lalui. Bermain di sawah dan mencari tempat ikan-ikan kecil berkumpul di aliran air yang memotong pematang. Gembiranya waktu itu tak peduli panas dan jauhnya berjalan kaki menuju sawah paman-paman kami.


Pernahkah terpikirkan oleh kita apa yang nanti terjadi dalam kehidupan mereka pada masa depan? Ketiga anak itu sepertinya bersaudara, si sulung membawa kedua adiknya bermain di saluran irigasi. Tampak mereka belum mencuci muka, bahkan si bungsu kedua pipinya yang tembem belepotan oleh ingus yang hampir mengering. Lucu dan menggemaskan.

Senangnya melihat mereka, seperti sejenak melupakan semua perjalan hidup yang melelahkan.


Hanya Menjadi Penonton

Selalu hanya menjadi penonton dan juru potret saja saya ini setiap kali joging ke pantai Yeh Gangga. Kapan saya bisa menjadi joki seekor kuda yang gagah itu. Kalau saya bisa membayar sewa, kudanya mungkin ga mau saya tunggangi hm hm. Lain kalau sepuluh tahun lalu, saya masih bisa menunggang kuda melintasi lautan pasir (Gunung Bromo he he) Walaupun kuda itu tidak segagah kuda-kuda ini.



Tetapi cukuplah untuk disyukuri kalau saya bisa menikmati pemandangan ini, kadang-kadang juga mendapat senyuman dari penunggangnya.


Hari ini bukan akhir pekan jadi area joging dan lintasan penunggang guda serta arena balap motor pantai ini sepi. Hanya belasan orang saja yang kami jumpai.


Mendaki Bromo Enam Tahun Lalu

Senin, 09 Juli 2012

Butterfly




Kupu-kupu malam

Apa yang kau cari, terbang malam lalu hinggap di depanku.
Tahukah kamu kalau aku sedang mencari kawan untuk bercerita?

Apakah kamu melihat aku juga sebagai kupu-kupu yang hinggap di tengah malam, lalu berputar menarikan sayapnya?
Ataukah kamu akan memanggilku sebagai kupu-kupu malam?.

Andai kamu bersuara, hatiku akan bergetar mendengarnya sebab aku telah menyatu menjadi kupu-kupu dan terbang bersamamu. Lalu kita menghabiskan malam dengan tarian di bawah bulan.

Kupu-kupu malam.









Minggu, 08 Juli 2012

Fatamorgana dan Udara



Beberapa detik lalu ruang kamar ini dialiri udara yang datang menyergap. Sesaat ketika saya akan memulai menulis. Dan udara itu sudah kembali bergerak meninggalkan saya setelah menyapu seluruh ruang dengan kehangatan malam.

Fatamorgana, judul itu belum selesai saya tulis.Dan kini fatamorgana menjadi sebuah judul yang semakin indah untuk dikatakan.Saya akan meneruskannya.

Suatu hari seorang permaisuri terusir dari istana dalam keadaan teraniaya. Dia harus pergi jauh melintasi padang pasir menuju ke suatu kota. Dalam dahaganya yang ia bayangkan hanyalah air. Karena itu ia terus melangkah meskipun tenaganya hampir habis. Di kejauhan ia melihat permukaan air yang berkilauan bergerak-gerak ditiup angin.
Pemandangan itu membuat ia bersemangat dan penuh harapan. Ia berteriak kegirangan. Penderitaannya seperti terlupakan karena perasaan senangnya melihat air yang begitu banyak. Bahkan ia tidak merasa haus lagi walau pada akhirnya ia rebah dan pingsan sebelum mencapainya.

Ketika ia terbangun menjelang fajar, embun menutup tubuhnya. Ia memandangi bias cahaya kemerahan matahari sebelum terbit. Air, aku akan mencapai air,pikirnys. Perempuan itu sangat bahagia dan bersemangat lagi walaupun ia tidak pernah sampai ke tempat itu. Begitulah.

Dan.
Bagaimana dengan hembusan udara yang kita rasakan, tak akan pernah bisa kita lihat namun kesejukannya bisa membuat kita terlena.



Bengawan Solo Dari Atas Pegunungan Kapur Utara Rengel Tuban Jatim


Dekat ekplorasi minyak bumi Petrochina Bojonegoro 2012



Penambangan Batu Padas




Sabtu, 07 Juli 2012

Cerita yang Tertunda

Banyak yang ingin saya ungkapkan dari pengalaman akhir-akhir ini namun saya seperti sudah kehabisan kata-kata. Sehingga apa yang sudah saya lihat dan alami hilang begitu saja tanpa catatan. Segalanya lewat sesaat saja. Ataukah karena sense of idea sudah menjauhi saya. No matter, hari nanti, saat nanti selalu ada harapan semuanya akan baik kembali.

Hari selalu berganti membawa cerita yang berbeda. Cuaca juga selalu berubah dan terkadang juga tidak tepat dengan prakiraannya. Malam ini sudah berganti dinihari. Siaran RRI Pro-Tiga menyiarkan berita yang dibacakan Adrian Madjid Kobat,dia pernah mengundang pertemanan di fb suami kira-kira tiga tahun lalu. Waktu itu statusnya sebagai penyiar di Radio Nederland siaran Indonesia.

Selesai warta berita selalu diselingi instrumen manis (Kenny G?). Tenang mendengarnya serasa melayang sejenak ke tempat yang sangat jauh dan menyendiri.

Kawan, saya ingin mengulang lagi cerita perjalanan saya bulan lalu yang masih tertinggal bagian-bagiannya.





Pemandangan Malam di Stasiun Gambir 9 Juni Sebelum Kereta Bergerak Menuju Surabaya.


Kamis, 05 Juli 2012

Kegagalan itu Karena Kata-kata

Malam penuh penantian itu sudah berlalu menyisakan berbagai rasa yang berkecamuk dalam dada. Saya menyesali diri karena sudah membuat orang lain kecewa.
Apa sebenarnya yang salah sehingga komunikasi itu gagal?

Namun kegagalan itu memacu keinginan saya untuk memperbaiki kembali kesalahan saya pada kesempatan lain.
Tidak ada habisnya saya mengingat-ingat kata-kata atau sikap saya yang sudah merusak suasana obrolan semalam.


Kini malam sudah berganti dan saya tidak bisa memejamkan mata.

Betapa hidup ini unik bagi setiap orang. Pernahkah Anda mendengar kisah yang terjadi antara penyair Kahlil Gibran dengan kekasihnya? Atau kisah tentang raja Oedipus?
Begitulah uniknya, bahwa hidup terkadang hanyalah rencana di luar rencana. Dan tidak semuanya bisa terselesaikan.
Karena penyelesaian terkadang juga tidak lebih penting dari bagaimana proses menjalaninya.

Oo maafkan saya melantur lagi.